Medco Mendukung Yogyakarta Menjadi Pusat Riset Listrik Surya
Dirut PT. Medco Inti Dinamika (Medco Group) Hilmi Panigoro pihaknya bekerjasama dengan Yogyakarta karena kemauan pemerintah daerah untuk mendukung pro
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, NUSA DUA - Medco Group menggandeng Sri Sultan Hamengkubuwono X, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) beserta PT. Len Industri (Persero) mewujudkan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai pusat unggulan pembangkit listrik tenaga surya di Indonesia.
Hal tersebut tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani Direktur Utama PT. Medco Inti Dinamika (Medco Group) Hilmi Panigoro, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X, Kepala BPPT Unggul Priyanto dan Direktur Utama PT. Len Industri (Persero) Abraham Mose pada hari ini, Kamis (11/2) pada ajang Bali Clean Energy Forum 2016 di Nusa Dua, Bali.
Menurut Dirut PT. Medco Inti Dinamika (Medco Group) Hilmi Panigoro pihaknya bekerjasama dengan Yogyakarta karena kemauan pemerintah daerah untuk mendukung program energi ramah lingkungan berbasis tenaga surya.
“Hal terpenting dalam pembangkit listrik tenaga surya adalah lokasi untuk menggelar panel surya dalam wilayah yang luas. Dalam hal ini Sri Sultan Hamengkubuwono X mendukung upaya ini dengan mengalokasikan wilayah yang cukup,” tuturnya.
Untuk tahap pertama, lanjutnya, pihak Medco menargetkan untuk dapat membangun pembangkit listrik tenaga surya berkaasitas 20 MW dengan alokasi dana pembangunan sedikitnya US$20 juta yang diharapkan dapat mulai diimplementasikan setelah selesainya kajian bersama.
Dia berkeyakinan produksi dan pengembangan energi ramah lingkungan berbasis tenaga surya saat ini sangat tepat dilakukan mengingat harga listrik di Indonesia yang telah mencapai taraf ekonomis bagi industri.
Sri Sultan Hamengkubuwono X menuturkan untuk kerjasama ini dialokasikan lahan seluas 270 hektare di wilayah Rongkop, Gunung Kidul. ““Kita siapkan 270 hektare tapi itu ada hitung-hitungannya, dengan melihat potensi-potensi yang bisa diimplementasikan setelah adanya kajian. Namun yang pasti, tujuan kerjasama ini baik. Energi ramah lingkungan.”
Yogyakarta sejak lama telah dipilih pemeritah Indonesia dan BPPT sebagai pusat pengembangan energi terbarukan (Techno Camp) di daerah Pantai Parang Racuk, Baron, Gunung Kidul.
“Kerjasama Medco, Pemda DIY, BPPT dan PT LEN yang diteken hari ini akan memperkuat pengembangan dan penerapan teknologi tenaga surya di Yogyakarta yang selama ini telah berjalan,” ujar Sultan.
Senada dengan hal itu Kepala BPPT Unggul Priyanto menuturkan Yogyakarta memiliki potensi pengembangan pembangkit listrik tenaga surya karena memiliki pola radiasi surya yang cenderung stabil. “Sebelumnya kami telah mengembangan pembangkit listrik tenaga surya bersama Pemda Gunung Kidul..
Dalam kesempatan tersebut Direktur Utama PT. Len Industri (Persero) Abraham Mose menyatakan telah siap dalam kerjasama ini mengingat pihaknya telah ditunjuk pemerintah sebagai industri pelaksana produksi material teknologi tenaga surya (PhotoVoltaic).
Ruang lingkup kegiatan yang disepakati dalam Kesepakatan Bersama ini antara lain melakukan pengkajian teknologi tenaga surya (PhotoVoltaic), memberikan usulan rekomendasi untuk pengambilan kebijakan serta advokasi, pengembangan bisnis model, inovasi teknologi, studi kelayakan, dan implementasi proyek di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sementara kegiatan yang akan dilaksanakan oleh keempat pihak yang terlibat dalam kerjasama ini antara lain penelitian dan pengembangan teknologi baru, pendidikan dan pelatihan, pertukaran data dan informasi, bantuan teknis, konsultasi bidang IPTEK, pemanfaatan fasilitas sarana dan prasarana, solusi teknologi dan pengembangan studi kelayakan usaha berdasarkan hasil penelitian bersama.