Sudah Sehatkah Makanan si Kecil? Ini Panduannya
Mama perlu panduan makanan sehat untuk bayi agar membuat si kecil tetap sehat dan punya pola makan yang baik.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Saat mulai mencoba makanan padat, tidak semua bayi mendapatkan makanan sehat.
Sebuah studi yang dilakukan di Amerika, anak-anak terlalu banyak mengonsumsi junk food bahkan sebelum berusia 2 tahun!
Bahkan, banyak dari anak usia 1 tahun yang sudah mengonsumsi kue dengan gula tinggi.
Untuk itu, Mama perlu panduan makanan sehat untuk bayi agar membuat si kecil tetap sehat dan punya pola makan yang baik.
1.Sayuran harus diberikan sejak bayi
Faktanya, hanya setengah anak usia 2 tahun yang suka mengonsumsi sayuran. Untuk itu, Mama perlu sedikit kreatif dalam hal ini.
Campurkan sayur-sayur yang ringan seperti kacang polong dan wortel ke dalam campuran makanan padatnya. Jika ia menolak, cobalah terus memberinya hingga akhirnya ia menyukainya.
2.Jangan memberinya jus
Banyak orangtua yang memilih jus sebagai asupan buah. Memang tak ada masalah dengan hal ini, namun ada baiknya Mama memberi buah utuh karena nutrisinya yang utuh akan didapatkan oleh anak.
Selain itu, jus juga sering ditambah gula yang membuat kalori yang masuk semakin tinggi.
3.Jangan memberi minuman manis termasuk soda.
Ternyata, ada sekitar 30% bayi yang telah mengonsumsi minuman manis seperti soda. Mama harus menjauhi hal ini sebab setelah usia 1 tahun sekalipun anak masih harus tetap pada ASI dan susu.
Jauhi minuman manis terutama yang dalam kemasan sebab dapat menyebabkan obesitas. Bahan pengawet juga mengancam kesehatan si kecil.
4.Hindari menggoreng makanan.
Kentang goreng menjadi salah satu makanan yang paling sering dikonsumsi bayi. Banyak orangtua berpikir bahwa kentang yang diberikan kepada bayi bisa diolah dengan apa saja.
Meski nutrisi kentang memang baik, namun gorengan akan memberikan lemak dan membuat pola makan buruk.
5. Jangan memberi garam
Garam menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam panduan makanan sehat bayi. Garam sendiri memiliki manfaat di dalam kandungan natrium dan klorida.
Meskipun kedua zat ini penting, zat ini telah ada secara alami pada buah, sayuran dan susu.
Sistem pencernaan yang belum bisa menerima garam membuat bayi tidak boleh mendapatkan natrium yang berlebihan dalam bentuk garam.
Menambahkan garam pada makanan bayi juga meningkatkan risiko tekanan darah tinggi serta penyakit jantung di kemudian hari.
(Nakita/Niken/Parents)