Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Relawan Pendamping Pasien Kanker Payudara yakin "Kita Bisa, Aku Bisa" Ikuti Pelatihan

Ibu Linda Amalia Sari Gumelar selaku Ketua YKPI mengatakan tujuan dari pelatihan ini adalah untuk melatih

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Relawan Pendamping Pasien Kanker Payudara yakin
ist
Linda Amalia Sari Gumelar bersama Relawan Pendamping Pasien Kanker Payudara 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) kembali menyelenggarakan “Pelatihan Relawan Pendamping Pasien Kanker Payudara angkatan ke II/2016” di London School of Public Relation (LPSR) pada 12-14 Agustus 2016 dengan mengikutsertakan 65 peserta terdiri para bidan, perawat, dan masyarakat umum sebagai pilar dasar kesehatan primer dan pihak yang terkait.

Spesifikasi kegiatan pelatihan  ini, selain modul-modul yang didapat dari para pembimbing, peserta pelatihan akan mendapat assesment  yang layak untuk disertifikasi.

Sejalan dengan tema Hari Kanker Sedunia tahun 2016 “Kita Bisa, Aku Bisa” Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) memiliki harapan agar dengan bertambahnya para relawan Pendamping Pasien Kanker Payudara yang bersertifikat, maka kualitas para pendamping dalam mewujudkan niat dan keinginan membantu mendampingi pasien terdiagnosa kanker payudara akan lebih dirasakan manfaatnya bagi pasien dan keluarga khususnya dari sisi psikology.

Ibu Linda Amalia Sari Gumelar selaku Ketua YKPI mengatakan dalam pembukaan yang diadakan pagi tadi (12/8) bahwa tujuan dari pelatihan ini adalah untuk melatih dan menjadi para tenaga relawan dan tenaga medis yang sukses memiliki kemampuan untuk membangun hubungan dan mendukung pasien kanker payudara dalam mengatasi penyakitnya.

“YKPI mengadakan pelatihan ini karena para pengurus YKPI rata-rata survival di Indonesia, saat kami didiagnosa terkena kanker, banyak orang yang menginginkan menjadi pendamping kami, tapi ternyata dalam kedatangannya itu atau setelah para pendamping pulang kita sebagai yang terkena kanker malah merasa dunia kita makin sempit, kami merasa terpojok, dan kami merasa semakin tidak ada kepastian karena komunikasinya yang tidak tepat, psykologinya tidak pas,” paparnya.

Mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu II dan mantan ketua umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) periode 2004-2009 berharap agar relawan yang lulus dalam pelatihan ini nantinya sadar akan peran dan tanggung jawabnya sebagai relawan pendukung,  dapat membangun hubungan dan berkemampuan dalam berkomunikasi dengan pasien, mengerti akan emosi dan perasaan dari pasien mengenai kanker payudara sehingga dapat berkomunikasi secara efektif, mengerti dampak emosional dari kanker payudara dan dapat memberikan pendapat strategis yang positif dalam mengatasi penyakitnya, mengerti segala sudut pandang dari kanker payudara, diagnosis dan perawatan, mengerti dan menghargai perbedaan budaya yang ada dalam suku sang pasien dan pengerti proses rehabilitasi.

Dalam kegiatan pelatihan ini peserta pelatihan menjalani rangkaian kegiatan mulai dari diskusi kelompok hingga ujian tertulis dan mendapat dukungan nara sumber diantaranya  Dr. Bob Adinata, Sp.B(K)Onk (RSK Dharmais), Ibu Rini Sanyoto,MBA , Ibu Nelly Hursepunny ,S.Psi, dan  Ibu Cindy Utami,M.Psi.

BERITA TERKAIT

YKPI berdiri sejak tahun 2003 merupakan suatu yayasan nirlaba yang didirikan oleh survivors kanker payudara, dokter bedah onkology dan relawan peduli kanker payudara dengan tujuan sebagai mitra pemerintah mendukung upaya menurunkan akan kanker payudara stadium lanjut.

Saat ini terdapat lebih kurang 50% pasien Kanker Payudara di Indonesia yang datang berobat dalam stadium lanjut (stadium III dan IV). Angka ini masih terlalu tinggi dibandingkan dengan data di dunia. Pada kanker payudara stadium lanjut harapan hidup pasien semakin berkurang dan biaya terapi yang dikeluarkan menjadi lebih besar.

Peserta pelatihan angkatan ke II tahun 2016 ini terdiri dari peserta yang berasal dari Jakarta, Ambon, Surabaya, Medan dan Semarang.

“Dalam dua kali pelatihan yang YKPI adakan peminatnya selalu datang dari berbagai penjuru di Indonesia, namun karena tempat yang kami batasi, maka yang belum mendapat panggilan akan kami ikuti ditahun berikutnya” ujar ibu Titien Pamudji selaku ketua panitia kegiatan ini.

Salah satu pengajar dalam pelatihan ini dr. Bob Adinata, SpB(K) Onk mengatakan bahwa “Motivasi dari peserta untuk mengikuti pelatihan ini berbeda-beda, yang paling jelas terlihat motivasinya mereka adalah sebagai pasien kanker payudara, survival kanker payudara dan orang-orang tercinta yang terkena kanker payudara”.

Dalam pelatihan ini YKPI bekerjasama dengan Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, London School of Publick Relation serta PT TUV Rheinlad selaku perusahaan  di bidang Testing, Inspection, Certification, Consultation and Training yang berdiri tahun 1872.

Berpusat di Cologne, Jerman, TÜV Rheinland AG memiliki lebihdari 18.000 karyawan di 65 negara, dengan annual turnover sebesar 1.6 miliar EUR.  Sebagai anggota Reach to Recovery Internasional (RRI) pelatihan ini sudah disesuaikan dengn Reach to Recovery Training Guidelines.

Sertifikat yang dikeluarkan dalam pelatihan ini diakui oleh Reach to Recovery International dan Rumah Sakit Kanker Dharmais, setiap 3 tahun YKPI bersama TUV Rheinland akan melakukan evaluasi bagi para pendamping yang telah mendapatkan sertifikat.

Materi Pelatihan meliputi:

-          General  knowledge of Breast Cancer, Diagnosis and treatment

-          Emotional Impact of Breast Cancer and Cultural Sensitivity

-          Building relationship & communication skill

-          Counselling Technique

-          Focus grup discussion

-          Ujian untuk sertifikasi

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas