Ini Faktor-Faktor yang Bisa Meningkatkan Risiko Batu Ginjal
Ginjal adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menyaring cairan dan membuang zat-zat sisa dalam darah dalam bentuk urine melalui saluran kemih.
Penulis: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kurangnya asupan cairan, tinggal dan bekerja di daerah panas, asupan kalsium atau garam yang berlebihan, kurang gerak (imobilisasi), obesitas, riwayat batu ginjal sebelumnya dan asam urat tinggi menjadi faktor-faktor yang meningkatkan risiko batu ginjal.
Gejala batu ginjal adalah pegal atau nyeri pinggang yang hilang timbul dan gangguan berkemih seperti nyeri berkemih, anyang-anyangan, dan urine keruh atau kemerahan.
”Perlu diwaspadai apabila batu ginjal dibiarkan membesar dan menyumbat aliran urine akan menyebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat permanen," kata dr Marto Sugiono SpU dari selaku dokter spesialis urologi Siloam Hospitals Kebon Jeruk (SHKJ), Selasa (14/3/2017).
Ginjal adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menyaring cairan dan membuang zat-zat sisa dalam darah dalam bentuk urine melalui saluran kemih.
Zat sisa berlebih (seperti kalsium dan asam urat) dalam urine dapat menjadi endapan kristal yang menumpuk dan mengeras sehingga membentuk batu ginjal.
"Batu ginjal adalah penyakit saluran kemih yang sering terjadi dengan prevalensi mendekati 20% dan terjadi pada usia produktif (20-50 tahun)," katanya.
Tentang penanganannya, selama ini obat-obatan yang diklaim dapat menghancurkan batu ginjal tidak dapat digunakan apabila batu ginjal berukuran lebih dari 5mm.
"Kini ada teknologo baru Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) yang menjadi solusi efektif dengan triple focus yang memiliki daya penghancuran batu ginjal lebih optimal; radiasi aman dan minimal serta hanya menimbulkan sedikit ketidaknyamanan,” jelas dr. Marto.
ESWL adalah tindakan non-invasif (tanpa pembedahan) untuk menghancurkan batu ginjal tanpa operasi. Dengan menggunakan gelombang suara kejut (bukan laser), batu ginjal dihancurkan menjadi lebih kecil sehingga dapat keluar secara alami melalui saluran kencing.
Persiapan yang perlu dilakukan sebelum prosedur ESWL adalah puasa makanan dan minuman setidaknya 4-6 jam, mengonsumsi makanan yang mudah dicerna selama 1-2 hari agar tidak ada makanan yang tersisa pada ususdan menghentikan konsumsi obat pengencer darah selama 7-10 hari sesuai dengan instruksi dokter.
Prosedur ini hanya memerlukan waktu sekitar 1 jam dan tidak memerlukan pembiusan.
Pasien akan diminta untuk berbaring dengan posisi tertentu agar batu ginjal dapat ditemukan dengan menggunakan ultrasound (USG) dan sinar X, sehingga gelombang suara kejut difokuskan pada batu ginjal.
Setelah prosedur selesai dilakukan, pasien akan diminta untuk meminum banyak cairan untuk membilas keluar sisa-sisa batu ginjal yang tersisa.
SHKJ menyediakan paket ESWL dengan teknologi terkini yang didukung oleh dokter dan perawat yang telah terlatih khusus. Paket sudah termasuk jasa dokter, kamar one day care (ODC), obat, dan alat kesehatan selama tindakan.