Ada Ancaman Kanker di Balik Nikmatnya Ikan Asin Dicocol Sambal
Mengonsumsi ikan asin terlalu sering dapat memicu timbulnya kanker nasofaring atau pangkal tenggorokan.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Ikan asin boleh dikatakan jadi menu pilihan banyak orang.
Makanan olahan ini menjadi lauk penggugah selera makan.
Apalagi kalau disajikan bareng nasi hangat dan sambal favorit kamu.
Tapi jangan senang dulu ya.
Bukan bermaksud menakut-nakuti, tapi hanya sekadar mengingatkan, bahwa mengonsumsi ikan asin terlalu sering dapat memicu timbulnya kanker nasofaring atau pangkal tenggorokan.
Sebuah penelitian mengatakan kalau orang yang memiliki kebiasaan makan ikan laut yang diawetkan, seperti ikan asin atau ikan asap, lebih berisiko untuk mendapat penyakit ini.
Substansi nitrosamin yang ditemukan pada ikan yang diawetkan, bila diberikan terus menerus pada tikus, terbukti dapat mengakibatkan kelainan semacam kanker nasofaring.
Ikan asin ini mengandung nitrosamin yang dapat mengaktifkan virus Epstein-Barr.
Virus inilah yang menjadi sebab utama kanker nasofaring.
Menurut penelitian, penyakit ini lebih banyak menyerang pria dibandingkan wanita.
Nah, usut punya usut, kanker ini dapat ditemukan di berbagai negara di dunia.
Tapi, terbanyak berada di china Selatan.
Bahkan, keturunan China yang tinggal di Amerika Serikat, tak sedikit yang menderita penyakit ini.
Selidik punya selidik, banyak daerah di China punya kebiasaan memberikan ikan asin pada anak mereka sejak bayi.
Sebagai makanan tambahan tujuannya.
Jadi, apakah kamu nggak boleh mengonsumsi ikan asin?
Sebenarnya, kalau sesekali makan ikan asin tak masalah.
Tapi, jangan terlalu sering.
Selain itu, menu makan kita harus divariasikan dengan makanan segar lainnya.
Ingat juga, jangan terlalu sering mengonsumsi makanan kalengan atau awetan