Dongkrak Pencapaian SDGs, Kemenkes Gandeng AstraZeneca
Kerjasama telah memperluas cakupan kerja sama dengan memasukkan penyakit kronis
Penulis: Hendra Gunawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Perusahaan farmasi multinasional AstraZeneca menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerja sama dengan Kementerian Kesehatan dalam program penanganan dan pencegahan penyakit tidak menular.
Kerjasama juga dalam upaya kesehatan promotif dan preventif yang mendukung program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Kerangka kerja sama ini mendukung pencapaian program Sustainable Development Goals (SDGs) di bidang kesehatan di Indonesia.
Kerja sama keduanya mencakup program antara lain untuk melaksanakan program pengendalian penyakit tidak menular, yang selaras dengan program AstraZeneca, yaitu Healthy Lung, yang meliputi diagnosa dan manajemen terapi asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) dan kanker paru serta pengembangan lebih banyak Pusat Inhalasi dan pusat diagnostik spesialis untuk deteksi pasien kanker paru.
Program ini juga untuk mendukung program kesehatan promotif dan preventif GERMAS melalui Young
Health Programme dan Early Action in Diabetes; dan program edukasi dan Best Practice Sharing on Government Health Financing, untuk mendukung keberlangsungan sistem JKN.
Dr. Karen J Atkin, Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, mengatakan, kerjasama telah memperluas cakupan kerja sama dengan memasukkan penyakit kronis yang sejalan dengan keahlian perusahaan kami untuk tiga tahun ke depan dalam upaya meningkatkan akses publik terhadap layanan kesehatan.
"Kerjasama ini diharapkan mendorong kesuksesan program-program Kemenkes," kata Karen dalam keterangan persnya, Selasa (15/8/2017).
Menurut data WHO, penyakit tidak menular diperkirakan menjadi penyebab sebesar 71 persen dari seluruh kematian di Indonesia. Penyebab kematian lain seperti Stroke (nomor 1 tertinggi), penyakit Kardiovaskular (nomor 2 tertinggi), diabetes (nomor 3 tertinggi), penyakit paru (nomor 6 tertinggi), kanker paru (nomor 12 tertinggi), dan asma (nomor 13 tertinggi), merupakan penyakit penyebab kematian terbanyak di Indonesia menurut data World Life Expectancy.
Sebagai pemimpin dalam pengembangan pengobatan kardiovaskuler, diabetes, respiratori dan kanker, AstraZeneca berkomitmen untuk bekerjasama dengan tenaga medis, pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan penderita penyakit tidak menular mendapatkan akses pengobatan yang dibutuhkan.
Mempertimbangkan bahwa penyakit asma merupakan penyebab kematian ke-13 di Indonesia, dan hanya 54 persen yang terdiagnosa dan hanya 30 persen yang terkontrol (Indonesia Asthma Market Research, 2015), dan sebagai bagian dari MoU untuk menanggapi kebutuhan yang belum terpenuhi tersebut, AstraZeneca telah menyusun dua program, yaitu program Healthy Lung yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas tenaga kesehatan di Puskemas dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dalam hal diagnosis dan terapi penyakit asma, dan PPOK, termasuk didalamnya diagnosa risiko
penyakit kanker paru pada pasien tuberkulosis.