Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Cara Mudah Membedakan Nyeri Pinggang dan Sakit Ginjal

umumnya, masyarakat Indonesia masih menganggap sakit pinggang pasti disebabkan oleh gangguan ginjal.

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Cara Mudah Membedakan Nyeri Pinggang dan Sakit Ginjal
intisari
Ilustrasi. 

Yoyok Prima Maulana/Intisari-Online.com

TRIBUNNEWS.COM - Pada umumnya, masyarakat Indonesia masih menganggap sakit pinggang pasti disebabkan oleh gangguan ginjal.

Dari segi gejala dan intensitas nyeri, memang agak sulit dibedakan.

Padahal sakit pinggang bisa terjadi karena banyak faktor, seperti: masalah otot, tulang, atau saraf.

Pada sakit pinggang yang disebabkan gangguan ginjal, intensitas nyerinya tidak akan berubah atau hilang karena perubahan posisi.

Contoh kasusnya, apabila nyeri itu berkurang pada saat pasien duduk atau berbaring, kemungkinan sakit pinggangnya akibat masalah lain. Bukan ginjal.

Berbeda halnya apabila bagian yang terasa nyeri ditekan atau dipijat lalu terasa lebih sakit, kemungkinan itu akibat gangguan pada ginjal.

Berita Rekomendasi

Selain intensitas nyeri, pasien sakit pinggang karena gangguan ginjal akan mengalami demam. Namun, sebaiknya pastikan dulu bahwa demam bukan terjadi karena infeksi pada otot pinggang. 

undefined
Perbedaan sakit ginjal dan nyeri pinggang.

Ada ciri lainnya yaitu ketika pasien buang air kecil, warna urine akan terlihat lebih keruh, yang terparah adalah kemerahan bercampur darah.

Untuk penanganan lebih lanjut, sebaiknya dilakukan USG agar ginjal bisa dicek untuk mengetahui apakah salurannya normal atau ada kelainan, misal melebar karena tersumbat hingga bengkak.

Namun USG sifatnya hanya untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pada ginjal. Sedangkan untuk menilai masalah fungsi ginjal, harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium.

Supaya ginjal tetap berfungsi dengan baik dan sehat, tindakan preventif paling sederhana adalah minum air yang cukup.


Kemudian kurangi konsumsi gula dan garam, banyaklah bergerak minimal jalan kaki, dan rutin berolahraga.

(Dr. dr. Nur Rasyid, Sp.U Dokter Spesialis Urologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta)

Yoyok Prima Maulana/Intisari-Online.com

Sumber: Intisari
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas