Kisah Nyata Keluarga Marsili, Mirip X-Men, Keluarga ini Punya DNA Tak Bisa Rasakan Sakit
Apa yang terjadi di Italia ini bukanlah fiksi. satu keluarga ini disebut tak pernah mengalami rasa sakit
Editor: Aji Bramastra
TRIBUNNEWS.COM - Pernah lihat film atau baca komik X-Men?
Dalam cerita fiksi ini, digambarkan dunia masa depan penuh dengan manusia yang memiliki banyak kelebihan karena kelainan gen yang mereka alami.
Tapi, apa yang terjadi di Italia ini bukanlah fiksi.
Dikutip dari National Geographic Indonesia, satu keluarga di Italia disebut tak pernah mengalami rasa sakit.
Mereka, yang disebut sebagai Keluarga Marsili, punya DNA yang memiliki sensivitas rendah terhadap rasa sakit.
Ilmuwan bahkan telah meneliti DNA mereka, untuk menemukan dasar genetis dari kondisi tak wajar ini.
Para ilmuwan berharap, melihat DNA keluarga Marsili bisa memahami kondisi yang dialami mereka, sehingga bisa mengembangkan obat penghilang rasa sakit yang efektif.
Dalam studi yang dipublikasikan pada jurnal Brain, diketahui 6 anggota keluarga Marsili punya kondisi genetis di mana mereka sama sekali tidak pernah merasakan sakit.
Anggota keluarga bisa saja mengalami luka bakar dan patah tulang, tapi tidak merasakan sakitnya.
Hal ini membuat mereka tak menyadari jika ada luka di tubuh.
“Sang nenek, pernah jatuh dari eskalator dan mematahkan pergelangan kakinya,"
"Saat pergi ke dokter dan diperiksa dengan sinar X, diketahui bahwa ia juga pernah mengalami patah tulang sebelumnya. Tapi dia tidak pernah menyadarinya,” kata dr James Cox, ahli genetika di University College London.
Dr James adalah anggota peneliti studi tersebut.
Tim peneliti memastikan bahwa anggota keluarga Marsili punya saraf yang memungkinkan adanya rasa sakit di tubuh mereka.
Oleh sebab itu, apa yang mereka alami murni karena kondisi genetis.
“Selama beberapa tahun, kami mencoba mengindentifikasi gen penyebab kondisi ini,” kata dr. Cox.
Menggunakan DNA dari sampel darah keluarga Marsili, Dr Cox dan timnya menemukan adanya mutasi gen bernama ZFHX2.
“Ini mungkin hanya terjadi pada satu keluarga,” kata dr Cox. (*)