Waspada! Banyak Orang Tanpa Gejala Tapi Bisa Menularkan Difteri
Kuman difteri menyebar melalui percikan air liur di udara, misalnya bersin dan batuk, sehingga amat mudah menular.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Sudah menjadi kejadian luar biasa (KLB), penyakit difteri yang sedang mewabah ini juga bisa menyebabkan komplikasi dan kematian.
Namun jika ditangani dengan cepat, penyakit ini bisa disembuhkan.
Difteri adalah penyakit yang menyerang saluran napas atas dan kulit akibat bakteri Corynebacterium diphtheriae.
Kuman difteri menyebar melalui percikan air liur di udara, misalnya bersin dan batuk, sehingga amat mudah menular. Jadi, pasien difteri harus diisolasi.
"Isolasi juga bertujuan untuk membuat pasien tidak tertular infeksi lain sehingga daya tahan tubuhnya menguat," kata Dr.dr.Hindra Irawan Satari, Sp.A(K), ahli infeksi tropik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Baca: Tangis Pilu Artis-artis SM Town Mengantar Jonghyun SHINee ke Peristirahatan Terakhir
Menurut dokter yang akrab disapa Hinki ini, difteri mematikan karena bakteri penyebabnya akan menghasilkan toksin dan membentuk membran putih tebal di tenggorokan atau amandel.
"Membran putih itu dalam beberapa hari akan menutup saluran napas sehingga pasien sesak. Jika terus turun ke saluran napas bawah, pasien makin susah bernapas sehingga harus dilubangi lehernya untuk memberi jalan napas," kata Hinki.
Racun difteri juga dapat terus menyebar ke jantung dan saraf melalui aliran darah, sehingga menimbulkan kematian.
Kondisi RSPI Sulianti Saroso, Senin (11/12/2017). Rumah sakit ini menjadi rujukan perawatan pasien difteri yang saat ini berstatus Kejadian Luar Biasa.
Untuk mencegah komplikasi tersebut, pasien harus dibawa ke dokter dalam kurun waktu 72 jam setelah tertular.
"Karena penyakit ini disebabkan oleh bakteri, penangannya dengan diberikan antibiotik dan juga serum antidifteri. Pasien juga harus diisolasi, diberi asupan makanan dan cairan agar kekebalan tubuh kuat. Sementara anggota keluarganya divaksin," ujar Hinki.
Dijelaskan oleh Prof.Dr.Sri Rezeki Hadinegoro SpA (K), walau penyakit ini mematikan tetapi sejatinya bisa dicegah dengan imunisasi.
Tidak hanya pada anak-anak, imunisasi juga perlu dilakukan oleh orang dewasa karena kekebalan dari vaksin lama kelamaan akan berkurang.
"Saat ini banyak orang dewasa yang menjadi pembawa (carier) kuman difteri. Walau tidak menimbulkan gejala penyakit, tapi tetap bisa menularkan," katanya.(*)
(Lusia Kus Anna/Kompas.com)