Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Ahli Sebut LGBT Sasar Remaja Galau

Perilaku Gay Lesbian Gay Biseks dan Transgender (LGBT) disebut tidak datang secara sendiri.

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Ferdinand Waskita
zoom-in Ahli Sebut LGBT Sasar Remaja Galau
Tribunnews.com / Eri Komar Sinaga
Ihsan Gumilar, pakar Neuropsikolog (paling kiri) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Perilaku Gay Lesbian Gay Biseks dan Transgender (LGBT) disebut tidak datang secara sendiri.

Orientasi seks menjadi LGBT terbentuk setelah melewati tahap atau fase cognitive dissonance.

Keadaan itu adalah ketika mental merasa tidak nyaman terkait keyakinan, ide, atau nilai-nilai. Bahasa kerennya untuk masa kini adalah kondisi galau.

Baca: Polri Sebut Pelemparan Molotov ke Gereja Santa Maria Sulteng oleh Orang Iseng

"Yang saya temukan semua orang yang mengalami orientasi seksnya LGBT mereka mengalami satu tahap fase yang dilalui oleh mereka satu tahap yang saya sebut cognitive dissonance. Mereka galau," kata pakar Neuropsikolog Ihsan Gumilar, saat diskusi bertajuk 'LGBT, Hak Asasi dan Kita' di Cikini, Jakarta, Sabtu (23/12/2017).

Menurut Ihsan, fase ini biasanya dilalui ketika masih remaja.

Remaja labil  kemudian mencari jawaban dan jati diri.

Berita Rekomendasi

Mereka mulai bertanya-tanya apakah mereka itu laki-laki atau perempuan.

Baca: Soal TGUPP, Fadli Zon Minta Mendagri Tidak Diskriminatif Terhadap Anies Baswedan

Keadaan inilah yang dituding Ihsan dimanfaatkan oleh kelompol LGBT untuk direkrut.

Kata Ihsan, para LGBT mengemas promosinya sedemikian rupa sehingga anak-anak dan remaja itu ikut di dalamya dan tidak sadar mereka terpapar penyakit mental.

"Saya akui ya untuk teman-teman LGBT di Indonesia Anda sangat bagus sekali memasukkan nilai-nilai itu ke dalam masyarakat. Melalui tayangan-tayangan video. Orang mau menonton ini," ungkap Ihsan.

Nah, dalam acara tersebut lah para LGBT itu menyelipkan bahwa menjadi LGBT adalah sesuatu yang normal.

"Ada yang diselip-sellipkan di sana dan saya, kita harus akui ini adalah salah satu cara bagaimana mengenalkan nilai-nilai ini oke dan normal secara psikologis," tukas dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas