Gejalanya Diawali Perut Kembung, Ternyata Ada Virus Mematikan di Perut Chef Harada
Chef Hiromitsu Harada atau biasa kita kenal dengan Chef Harada, meninggal dunia pada Senin (19/3/2018) pukul 02.15 WIB.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Dunia hiburan kembali berduka.
Chef Hiromitsu Harada atau biasa kita kenal dengan Chef Harada, meninggal dunia pada Senin (19/3/2018) pukul 02.15 WIB.
Chef yang dikenal jenaka saat membawa acara memasak ini meninggal di RS Puri Cinere, Jakarta.
Diketahui, Harada telah berjuang melawan penyakit yang cukup serius sejak pergantian tahun 2017 lalu.
Istri Harada, Dewi Suciati, dan putri mereka, Ayumi Harada, menceritakan riwayat sakit Harada hingga meninggal dunia.
"Virus enggak tahu virus apa, perutnya kembung, masuk rumah sakit dua hari. Setelah masuk, langsung operasi," tutur Dewi dikutip dari Kompas.com.
Setelah itu ada sejumlah operasi selanjutnya yang harus dijalani oleh Chef Harada.
"Papa operasi lagi, operasinya bocor," ucap Ayumi.
"Tanggal 5 (Maret 2018), operasi yang ketiga. Itu belum sampai satu minggu (8 Maret 2018), operasi keempat. Katanya, ada infeksi. Ternyata, bukan infeksi, tapi bocor lagi. Tanggal 8 Maret operasi lagi," tutur Dewi pula.
Baca: Tanpa Air Mata, Ghea Tersenyum Tinggalkan Panggung Indonesian Idol
Setelah operasi keempat, Harada mengembuskan napas terakhirnya.
Gastroenteritis virus atau virus lambung adalah radang lambung dan usus yang disebabkan oleh salah satu dari sejumlah virus.
Juga dikenal sebagai flu perut, gastroenteritis virus dapat menyerang siapa saja di seluruh dunia.
Penyakit yang sangat menular ini menyebar melalui kontak dekat dengan orang-orang yang terinfeksi, atau melalui makanan atau air yang terkontaminasi.
Baca: Anak Opick Meninggal di Dalam Kandungan, Mengapa Bisa Terjadi? Yuk Simak Penjelasan Ahli
Ini dapat dengan mudah menyebar di tempat yang dekat, seperti fasilitas penitipan anak, sekolah, panti jompo, dan kapal pesiar.
Banyak virus yang berbeda dapat menyebabkan penyakit, masing-masing dengan musim puncaknya sendiri. Virus yang paling umum termasuk:
Rotavirus
Virus ini umumnya menyerang bayi dan anak kecil, yang kemudian menyebarkan infeksi ke anak-anak dan orang dewasa lainnya.
Biasanya menyebar secara lisan, artinya virus memasuki tubuh seseorang melalui mulut mereka.
Gejala biasanya muncul dalam dua hari setelah infeksi dan termasuk muntah, kehilangan nafsu makan, dan diare berair.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), virus ini paling sering terjadi antara bulan Desember dan Juni. (CDC, 2011)
Norovirus
Jenis virus ini sangat menular dan bisa menyerang siapa saja pada usia berapa pun.
Penyakit ini menyebar melalui makanan, air, dan permukaan yang terkontaminasi, atau oleh orang yang terinfeksi.
Jenis virus ini biasa menyebar di tempat-tempat yang ramai, seperti panti jompo, daycares, dan sekolah.
Sebagian besar wabah norovirus di Amerika Serikat terjadi antara bulan November dan April.
Menurut Pusat Informasi Bioteknologi Nasional (NCBI), gastroenteritis virus adalah penyebab utama diare berat pada orang dewasa dan anak-anak. (NCBI, 2012)
Anak-anak di bawah usia lima tahun dan orangtua berisiko terkena diare berat.
Ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk menurunkan kemungkinan tertular virus yang menyebabkan gastroenteritis virus.
Salah satunya rutin mencuci tangan dan menghindari air dan produk makanan yang terkontaminasi.
Vaksin rotavirus disetujui untuk bayi pada tahun 2006.
Vaksinasi dini dianjurkan untuk mencegah penyakit rotavirus berat pada bayi dan anak kecil.
Penyebab gastroenteritis viral disebabkan oleh sejumlah virus yang berbeda.
Orang yang berisiko tinggi terkena virus ini yaitu anak-anak di bawah usia lima tahun, orang tua, terutama jika mereka tinggal di panti jompo, dan orang dewasa dengan sistem kekebalan yang lemah.
Gejalanya biasanya dimulai satu atau dua hari setelah infeksi.
Gejalanya antara lain diare, mual, muntah, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi demam, menggigil berkeringat, kulit keruh kram perut dan nyeri kehilangan selera makan penurunan berat badan.
Gejala bisa berlangsung dari satu sampai 10 hari.
Usai terinfeksi virus, kebanyakan orang dapat pulih dalam dua atau tiga hari, tanpa efek samping yang permanen.
Moms, jika mendapati kondisi tersebut, sebaiknya segera memeriksakan ke dokter.
Sebab, jika tak ditangani dengan cepat, akan semakin berbahaya, bahkan dapat mengancam nyawa.