Coba Sepatu Baru Tanpa Kaos Kaki di Toko, Balita Ini Terkena Infeksi Berbahaya
Berita ini bisa menjadi peringatan bagi orangtua yang ingin membelikan sepatu baru untuk balitanya.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM - Berita ini bisa menjadi peringatan bagi orangtua yang ingin membelikan sepatu baru untuk balitanya.
Pastikan balita anda memakai kaos kaki saat mencoba sepatu baru. Jangan sampai balita anda mengalami nasib seperti Sienna Rasul dari Aberfan, Wales Selatan, Inggris.
Ia mengidap penyakit serius yang mengancam nyawanya setelah terkena sepsis.
Bakteri itu menempel di kakinya saat ia mencoba memakai sepasang sepatu baru di sebuah toko sepatu di kota Cardiff.
Diceritkan, ibu Sienna, Joddie Thomas (26 tahun), bermaksud membelikan sepatu baru bagi putrinya.
Pastinya saat di toko, ia mencoba-cobakan beberapa sepatu yang tepat untuk kaki putrinya.
Hanya saja, saat mencoba sepatu, putrinya tidak memakai kaos kaki.
Nah, usai berbelanja sepatu, Sienna mulai menangis tanpa henti.
Keesokan harinya bakteri yang menginfeksi di kakinya menyebar dan suhu badannya jadi meningkat.
Joddie pun bergegas membawa putrinya ke sebuah rumah sakit.
Ibu tiga anak itu jadi kaget karena dokter mendiagnosa putrinya terkena sepsis dari bakteri yang ada di sepatu pajangan di toko.
Dokter melingkari bagian kaki Sienna yang terkena penyebaran infeksi dengan pena.
Baca: Suzuki Punya Showroom dan Bengkel Resmi Baru di Lampung
Tidak berapa lama di dekat jari manis kaki kanan balita itu seperti ada bisul bernanah warna putih.
“Aku benar-benar kaget saat dokter bilang penyakit itu akibat mencoba sepatu baru,” cerita Joddie Thomas, seperti dikutip dari Mail Online, Rabu (29/8/2018).
Akibat penyakit itu, Sienna harus menjalani rawat inap di rumah sakit selama lima hari di Prince Charles Hospital di Merthyr Tydfil.
Dokter berupaya mengeluarkan racun akibat bakteri itu dari kaki Sienna.
Joddie bilang, biasanya ia memakaikan kaos kaki tetapi karena itu musim panas, aku memakaikan sandal pada kaki putrinya.
Sepatu yang dicobakan untuk putriku telah dicoba pula pada balita lain dan itulah bagaimana Sienna mendapat infeksi.
Jelas saja Joddie khawatir sekali melihat kondisi putrinya.
Apalagi sebelumnya dokter mengatakan bisa saja putrinya harus menjalani operasi.
Kemudian dokter mengeluarkan nanah dari kaki Sienna dan memberinya obat antibiotik.
Baca: Inasgoc Belum Terima Konfirmasi Kehadiran Jack Ma di Penutupan Asian Games 2018
Kini balita itu sudah boleh pulang dari rumah sakit dan menjalani perawatan di rumah.
Dari kasus putrinya, Joddie Thomas memperingatkan para orangtua agar memakaikan kaos kaki bila mencobakan sepatu baru di toko.
Anda tidak tahu kaki siapa saja yang sudah pernah mencoba sepatu itu, sebelum kita.
“Sienna benar-benar sakit karena infeksi naik ke kakinya dan menyebar ke tubuhnya. Aku senang karena cepat membawanya ke rumah sakit,” kata Joddie.
Kasus Sienna mendapat tanggapan dari Dr Ron Daniels, kepala eksekutif Sepsis Trust Ingggris.
“Kasus ini memperlihatkan kepada kita bahwa sepsis tidak pandang buluh dan bisa dialami siapapun pada kapan saja,” kata Dr Ron Daniels.
Salah satu ahli di dunia akan penyakit pembunuh itu bilang, infeksi itu sudah ada di kulit Sienna meskipun menempel atau tergores.
Bila ada tanda-tanda infeksi, penting sekali masyarakat segera ke dokter dan katakana, “Apakah ini sepsis?”
Kepedulian bisa menyelamatkan ribuan nyawa setiap tahunnya.
Apa sih sepsis itu?
Sepsis dikenal sebagai ‘pembunuh diam-diam’ menyerang ketika sebuah infeksi seperti keracunan darah, mengalahkan respon daya tahan tubuh yang menyerang organ-organnya sendiri.
Sepsis menyebabkan kematian yang tidak terhindarkan, membunuh sedikitnya 44.000 orang dalam setahun.
Bila diketahui lebih awal, infeksi ini bisa dikendalikan dengan antibiotik, sebelum tubuh menjadi kewalahan, yang bisa memicu kematian dalam beberapa menit saja.
Hanya saja, gejala awal sepsis bisa menjadi membingungkan dengan campuran kondisi lebih lainnya, yang berarti bisa sulit didiagnosa.
Sepsis serupa gejala flu, gastroenteritis, dan infeksi di dada.
Gejala lainnya termasuk: meracau atau kebingungan, nyeri otot, tidak buang air seni seharian, kesulitan bernafas, terasa seperti anda akan mati, dan warna kulit berubah.
Gejala pada anak-anak adalah bernafas cepat, kejang atau sawan, kulit berbercak, membiru atau pucat, ruam tidak pudar ketika ditekan, lesu, dan merasa kedinginan yang tidak biasa.