Jokowi Ajak Persi Kampanyekan Gaya Hidup Sehat ke Masyarakat
"Mencegah penyakit juga utama dan sangat utama sebagaimana kita mengobati, mempromosikan gaya hidup sehat juga sangat utama," katanya
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengajak Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) gencar mempromosikan atau berkampanye gaya hidup sehat kepada masyarakat.
"Mencegah penyakit juga utama dan sangat utama sebagaimana kita mengobati, mempromosikan gaya hidup sehat juga sangat utama agar kualitas sumber daya manusia kita prima," kata Jokowi dalam pembukaan kongres Persi di JCC, Jakarta, Rabu (17/10/2018).
Baca: Jokowi Curhat tentang BPJS Kesehatan Saat Buka Kongres Persi
Menurut Jokowi, pandangan semakin tinggi kesejahteraan ekonomi masyarakat maka semakin baik tingkat kesehatannya, maka hal itu tidak sepenuhnya benar karena justru sebaliknya.
"Yang sering terjadi justru sebaliknya sejalan dengan pertumbuhan ekonomi perkembangan tekno, justru bisa memicu gaya hidup yang kurang sehat dan menurunkan kesehatan masyarakat," papar Jokowi.
Jokowi menjelaskan, data penyakit katastropik mematikan mengalami peningkatan, dimana belanja BPJS Kesehatan untuk penyakit tersebut sangat besar sekali.
Baca: PKS Izinkan Kadernya Kampanye Negatif, Tim Sukses Jokowi-Ma'ruf Singgung Luka Batin di Pilpres 2014
Tercatat, pada 2018 klaim kasus penyakit jantung sebesar Rp 9,25 triliun, pengobatan kanker mencapai Rp 3 triliun, gagal ginjal senilai Rp 2,e triliun, dan penanganan stroke sebesar Rp 2,2 triliun.
"Hati-hati ini gede banget dan ini mestinya menjadi kajian, klaim ke BPJS yang non katastropik juga tinggi di 2017 klaim operasi katarak Rp 2,6 triliun, buat saya gede banget," paparnya.
Baca: Polisi Olah TKP Temuan Peluru di Ruang Anggota Fraksi Demokrat dan PAN
Selain itu, Jokowi pun meminta masukan kepada pihak rumah sakit terkait urusan limbah medis untuk membuat regulasi yang dapat menguntungkan semua pihak.
"Saya sudah mulai putus-putus, yang namanya aturan regulasi, undang-undang engga usah banyak-banyaklah yang paling penting tanggung jawab moral dan etika kita terhadap profesi, ada 42.000 regulasi bayangkan kita sendiri yang buat kita sendiri yang pusing," pungkas Jokowi.