Ibu Hamil Dilanda Asma, Apa yang Mesti Dilakukan Supaya Kondisi Tidak Memburuk?
Meskipun asma menjadi satu di antara kondisi medis paling umum yang terjadi selama kehamilan, namun bila tidak ditanggulangi bisa berdampak serius.
Editor: Willem Jonata
Kadang-kadang gejala asma atau serangan dapat dipicu oleh unsur-unsur seperti alergen (serbuk sari, debu, bulu binatang peliharaan), olahraga, penyakit, atau perubahan cuaca.
Asma didiagnosis oleh ahli alergi dengan mengambil riwayat medis dan melakukan beberapa tes fungsi paru-paru.
Menurut Asthma and Allergy Foundation of America (AAFA), perempuan hamil akan mengalami perburukan gejala asma selama kehamilan mereka.
Sepertiga akan melihat gejala mereka berkurang selama kehamilan, dan sepertiga sisanya tidak akan melihat adanya perubahan dalam gejala asma mereka.
Penyebab di balik perubahan ini tidak sepenuhnya diketahui. Jika Anda mengalami perubahan dalam gejala asma selama kehamilan, mereka biasanya kembali ke kondisi pra-kehamilan Anda yang khas sekitar tiga bulan setelah melahirkan.
Kehamilan biasanya dapat menyebabkan sesak nafas bagi siapa saja, tetapi untuk seorang individu dengan asma, ini dapat menjadi lebih buruk.
Perawatan Selama Kehamilan
Beritahu dokter kandungan atau bidan tentang kondisi asma yang Anda alami, dan lihat penyedia perawatan alergi atau asma jika diperlukan.
Paru-paru Anda harus dipantau selama kehamilan sehingga perawatan dapat diubah jika diperlukan. Hindari hal-hal yang dapat memicu asma yang diketahui untuk meminimalkan gejala asma atau serangan.
Jika Anda bisa, cobalah untuk menghindari seseorang yang sakit atau yang memiliki penyakit pernapasan seperti batuk pilek, hindari atau meminimalkan paparan asap rokok, dan cobalah untuk berolahraga secara teratur.
Tujuan utama dalam mengobati asma selama kehamilan adalah memastikan asma terkontrol dengan baik, dan mengobati Anda jika diperlukan.
Ada obat yang dapat digunakan selama kehamilan, dan beberapa lebih disukai daripada yang lain. Asma yang tidak terkontrol bisa lebih berbahaya daripada mengonsumsi obat bagi ibu dan bayi.
Obat-obatan yang umum digunakan meliput:
- Bronkodilator inhalasi, biasanya bertindak singkat
- Obat anti-leukotrien, seperti Singulair (montelukast)
- Beberapa kortikosteroid inhalasi
Dokter akan menentukan obat mana yang terbaik untuk Moms, berdasarkan kondisi medis, riwayat, dan tingkat keparahan gejala.
Obat lain, seperti Advair, yang merupakan obat yang bekerja lebih lama, atau steroid oral, mungkin diperlukan jika asma tidak dapat dikendalikan dengan obat lain.(*)