Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Terobosan Baru Penanganan Masalah Kesuburan Wanita

Hingga saat ini, sekitar 20 persen kasus infertilitas terjadi tanpadiketahui penyebabnya atau disebut sebagai unexplain infertility

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Terobosan Baru Penanganan Masalah Kesuburan Wanita
net
ilustrasi pasangan suami istri konsultasi ke dokter 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memiliki keturunan setelah menikah tentu menjadi dambaan semua pasangan suami istri namun tidak semua pasangan dikaruniai anak dalam waktu singkat, bahkan bisa tidak sama sekali.

Kondisi ini disebut infertilitas atau ketidaksuburan, yaitu suatu keadaan di mana belum terjadi kehamilan meski tidak menggunakan kontrasepsi apapun dan telah melakukan hubungan seksual secara teratur selama 6 bulan sampai 1 tahun.

Infertilitas biasanya tergantung pada penyebab utamanya yang perlu dicari tahu sebelum dokter kebidanan dan kandungan dapat memberikan rekomendasi untuk program kehamilan.

“Sebelum menentukan jenis program kehamilan yang akan dilakukan, perlu dipastikan terlebih dahulu apa penyebab sulit hamil tersebut. Memang tidak semua dapat dijelaskan penyebabnya. 20% yang tidak diketahui penyebabnya, disebut sebagai "unexplain infertility”, ujar konsultan obstetri dan ginekologi dengan subspesialisasi fertilitas Siloam Hospitals Kebon Jeruk Dr. med. Ferdhy Suryadi Suwandinata, Sp.OG(K-FER) di Jakarta, Rabu (28/11/2018).

Infertilitas pada wanita dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti faktor hormonal, gangguan pematangan sel telur, endometriosis, miom, kista, tumor, bahkan kanker.

Sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri dan melakukan konsultasi dengan dokter kebidanan dan kandungan untuk mendapatkan rekomendasi pengobatan dan prosedur yang tepat dan efektif.

Hal ini penting dilakukan untuk dapat meminimalkan perkembangan maupun efek dari penyebab infertilitas yang disebutkan di atas terutama pada kasus endometriosis.

Berita Rekomendasi

Penanganan dengan menggunakan obat-obatan bisa diberikan untuk penyebab infertilitas seperti faktor hormonal atau masalah pematagan sel telur namun penanganan yang berbeda seperti pembedahan dapat dilakukan untuk pasien dengan kasus endometriosis, miom, kista, tumor, dan kanker.

Tindakan operasi saat ini dapat dilakukan dengan teknik konvensional (pasien dibedah dengan sayatan yang lebar untuk mengangkat kista) dan metode terkini di dunia kedokteran yaitu bedah minimal invasif yang lebih dikenal dengan istilah laparoskopi/ endoskopi.

Laparoskopi adalah sebuah teknik bedah invasif minimal dengan menggunakan instrumen bedah berdiameter kecil (5mm-10mm) untuk melakukan prosedur pembedahan di dalam rongga perut.

Konsulen obstetri dan ginekologi dengan subspesialis onkologi Siloam Hospitals Kebon Jeruk dr. Ong Tjandra, MMPd, M.Kes, Sp.OG(K-Onk) menjelaskan, operasi laparoskopi untuk kasus-kasus kandungan dilakukan berdasarkan penilaian atas kondisi masing-masing individu.

Teknik operasi ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain luka sayatan yang sangat kecil yaitu sekitar 7 mm jika dibandingkan dengan luka sayatan pada operasi konvensional yang dapat mencapai 100 mm, waktu pemulihan pasien yang relatif cepat, nyeri luka paska operasi minimal dan risiko komplikasi yang relatif rendah. Teknologi ini dapat kita aplikasikan juga pada kasus-kasus keganasan”.

Tindakan laparoskopi untuk pengangkatan kista (laparascopic cystectomy), pengangkatan polip (histeroscopic polypectomy), pengangkatan miom (laparoscopic myomectomy) hingga pengangkatan rahim (total laparoscopic hysterectomy) untuk kasus jinak dan ganas sudah dilakukan di Siloam Hospitals Kebon Jeruk.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas