Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Bahaya Kandungan DEET dalam Obat Anti-Nyamuk

Diethyl-meta-toluamide atau DEET merupakan bahan kimia yang lazim ditemukan dalam obat antiserangga.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Bahaya Kandungan DEET dalam Obat Anti-Nyamuk
Tribunnews.com/ Gita Irawan
Dokter spesialis anak Dr Ferdy Limawal SpA (kacamata) dalam usai acara peluncuran Bebe Roosie Bugs Repellent dari Jamu Jago di Panggung Utama Indonesia Maternity, Baby and Kids Expo (IMBEX) di JCC Senayan, Jakarta Pusat pada Minggu (2/12/2018). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Diethyl-meta-toluamide atau DEET merupakan bahan kimia yang lazim ditemukan dalam obat antiserangga.

DEET sendiri telah lama menjadi obat pengusir serangga dari Centers for Disease Control (CDC) dan merupakan obat yang direkomendasikan untuk memerangi kutu dan serangga.

Meski begitu, penggunaan DEET khususnya pada obat antigigitan serangga juga memiliki sisi lain.

Dalam beberapa kasus, DEET bisa menyebabkan reaksi yang bisa merusak sistem saraf.

Bahkan saat ini American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan penggunaannya tidak bisa digunakan sama sekali pada bayi berusia dua bulan ke bawah.

Dokter spesialis anak Dr Ferdy Limawal SpA mengatakan penggunaan DEET tersebut bahkan tergolong berbahaya juga bagi orang dewasa dalam kadar tertentu karena dapat menimbulkan kerusakan saraf dan kanker.

Baca: Jamu Jago Luncurkan Krim Anti-nyamuk Bebas Bahan Kimia Beracun

Berita Rekomendasi

Hal itu diungkapkannya dalam acara peluncuran Bebe Roosie Bugs Repellent dari Jamu Jago di Panggung Utama Indonesia Maternity, Baby and Kids Expo (IMBEX) di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (2/12/2018).

"DEET berbahaya jika dosisnya melebihi 30 persen. Tidak hanya ke anak, tapi juha orang dewasa. Itu bisa menimbulkan kerusakan saraf dan kanker. Bahkan kalau kita semprot obat nyamuk di kamar itu harus tunggu satu jam baru boleh masuk kamar, karena berbahaya," kata Ferdy.

Ferdy menjelaskan, hal yang paling aman digunakan untuk mencegah gigitan nyamuk berbahaya misalnya nyamuk demam berdarah, malaria, dan culex adalah kelambu atau raket nyamuk.

"Tapi sekarang udah jarang yang pakai kelambu," kata Ferdy.

Menurut Ferdy, nyamuk demam berdarah sangat berbahaya bagi anak-anak dan bayi yang tinggal khususnya di perkotaan.

"Anak-anak dan bayi yang tinggal di perkotaan sangat rentan dengan gigitan nyamuk demam berdarah. Kalau di Indonesia Timur yang berbahaya nyamuk malaria, sedangkan nyamuk culex yang biasa mengigit kita pada malam hari sangat berbahaya karena bisa membawa virus kaki gajah dan radang otak," jelas Ferdy.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas