Sering Jalan Kaki Tapi Berat Badan Enggak Turun?
Tak perlu diragukan lagi, berjalan kaki merupakan salah satu bentuk olahraga yang baik. Satu di antaranya dapat bakar lemak.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Tak perlu diragukan lagi, berjalan kaki merupakan salah satu bentuk olahraga yang baik.
Selain karena dapat dilakukan di mana saja, juga ramah pada persendian dan dapat dinikmati semua orang dengan tingkat kebugaran berbeda.
Kendati demikian, saat kamu berjalan dan menyadari tidak ada perubahan dengan berat badan, maka perlu beberapa penyesuaian yang dapat dilakukan untuk mengubahnya menjadi gerakan membakar lemak.
Dikutip dari Pop Sugar, menurut personal trainer Chris Kelly, berikut seluk-beluk mengapa aktivitas berjalan yang kamu lakukan saat ini belum dapat menurunkan berat badan.
1. Tidak berjalan cukup cepat
The American Heart Association (AHA) merekomendasikan minimal 30 menit aktivitas aerobik intensitas sedang selama minimum lima hari dalam sepekan.
"Agar olahraga dianggap intensitas sedang, pernapasan harus berat sampai kamu sedikit kesulitan bercakap-cakap saat melakukannya," jelas Kelly.
"Salah satu cara kamu dapat melacak intensitas adalah dengan Rate of Perceived Exertion (RPE)." Pada skala 1 hingga 10, kamu harus merasa berada dalam kisaran 4 hingga 6.
Nah, saat berjalan pastikan untuk mengatur kecepatan di atas jalan biasa, sehingga dapat dikategorikan sebagai intensitas sedang.
2. Tidak berjalan cukup jauh
Seperti yang dikatakan AHA, 30 menit harus menjadi waktu minimum yang dihabiskan untuk berolahraga. Jika tidak memiliki waktu setengah jam untuk berolahraga secara langsung, cobalah membagi waktu itu.
Kamu masih dapat merasakan manfaat kesehatan dengan membagi waktu latihan sepanjang hari (sebelum bekerja, istirahat makan siang dan lain-lain).
Pastikan jika 30 menit tersebut adalah waktu minimum, dan kamu dapat melampaui waktu tersebut setiap harinya.
3. Berjalan dengan kecepatan yang sama
Berjalan dengan kecepatan yang sama dapat membuat tubuh menjadi sangat terbiasa dan tidak lagi berdampak terhadap penurunan berat badan.
"Terbukti, high intensity interval training (HIIT) memiliki manfaat kesehatan dan dapat berkontribusi pada penurunan berat badan," kata Kelly.
"Untuk mengatasinya kita bisa berjalan dengan langkah cepat untuk jarak pendek, memperlambat selama periode pemulihan, kemudian mengulangi untuk jarak yang diinginkan."
Kamu juga dapat mencoba bergantian jenis jalan yang diambil. Sesekali jalan-jalan pendek, jalan cepat, dan hari berikutnya, coba yang lebih lama, lebih lambat. Intinya selalu berikan kejutan untuk tubuh.
4. Berjalan di rute yang sama
Selain berjalan dengan kecepatan yang sama, rute yang serupa pun tak sama baiknya. Tubuh akan terbiasa dan tidak mendapat kesempatan untuk ditantang.
Untuk mengatasi ini, cobalah beralih rute. Kamu bisa mencoba rute berbukit, kemudian trek rata setelah itu. Langkah ini juga bermanfaat agar olahraga tidak membosankan.
5. Salah menilai kalori yang dibakar
Karena berjalan bukanlah olahraga intensitas tinggi, kamu tidak membakar kalori sebanyak yang dilakukan dengan latihan lain, seperti berlari.
Setiap individu memiliki perbedaan soal kalori yang dibutuhkan untuk menurunkan berat badan, jadi berhati-hatilah untuk tidak makan berlebihan hanya karena kamu berolahraga.
Saat kamu olahraga dengan berjalan dalam waktu lama, kita cenderung berpikir sudah membakar lebih banyak kalori dari kenyataannya.
"Menciptakan defisit kalori melalui nutrisi dan olahraga akan menyebabkan penurunan berat badan, namun kalori yang dikeluarkan harus dihitung dengan benar," kata Kelly.
6. Tidak menambahkan gerakan berat badan ke aktivitas berjalan
Berjalan bisa bervariasi. Kamu bisa melakukan sedikit variasi, seperti memasukkan beberapa gerakan lunges atau air squat sesering mungkin.
Aktivitas tambahan tersebut tak sekadar menambah kualitas untuk melatih otot yang berbeda, juga membuat kamu tidak akan bosan saat berjalan.(*)
Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "6 Alasan Mengapa Berat Badan Tidak Turun walau Sering Jalan Kaki"