Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Neuropati

Saraf tepi adalah penghubung organ tubuh dengan saraf pusat yaitu otak dan sumsum tulang belakang dengan seluruh organ tubuh

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Neuropati
IST
Aktivitas dengan gerakan berulang dapat menjadi faktor risiko neuropati, termasuk penggunaan gawai terlalu lama 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktivitas dengan gerakan berulang dapat menjadi faktor risiko neuropati, termasuk penggunaan gawai terlalu lama.

Bagian tubuh pengguna gawai yang berisiko terkena neuropati adalah jari tangan karena dapat menyerang saraf tangan dan menyebabkan kesemutan atau kebas hingga rasa nyeri yang menetap.

"Pencegahan dan pengobatan dini neuropati sangat penting untuk dilakukan mengingat kerusakan saraf akan bersifat irreversible apabila kehilangan serabut saraf diatas 50," kata Dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K), Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI Pusat di Jakarta, Rabu (27/3/2019),            

Saraf tepi adalah penghubung organ tubuh dengan saraf pusat yaitu otak dan sumsum tulang belakang dengan seluruh organ tubuh (organ dalam, mata, pendengaran, penghidu, kelenjar keringat, kulit dan otot - otot), karena itu sangat penting untuk dijaga agar tetap berfungsi maksimal dan terhindar dari neuropati atau kerusakan saraf tepi.

Ketika saraf tepi mengalami kerusakan maka akan muncul gejala-gejala seperti kesemutan, kebas, kram, dan kelemahan otot yang disebut dengan neuropati.

Baca: Bocah Berusia 8 Tahun Tewas Ditimpa Pohon Tumbang

"Sejumlah penelitian mengonfirmasitingginya penggunaan gawai di kalangan millenial dalam jangka waktu lama dalam kehidupan sehari-hari," katanya.

Manfaluthy Hakim, Sp.S(K) mengatakan, pencegahan neuropati dapat dilakukan dengan mudah.

BERITA TERKAIT

Pada Studi Klinis 2018 NENOIN (Penelitian Non-intervensi dengan vitamin neurotropik) membuktikan bahwa konsumsi kombinasi Vitamin Neurotropik yang terdiri dari vitamin B1, B6, dan B12 secara rutin dan berkala dapat mengurangi gejala neuropati seperti kebas, kesemutan, rasa terbakar dan rasa sakit secara signifikan hingga 62,9% dalam 3 bulan periode konsumsi.

Anie Rachmayani, Consumer Health Associate Director of Marketing, PT P&G PHCI Indonesia, mengatakan, pihaknya saat ini teknologi berperan penting dalam menunjang aktivitas masyarakat  namun penggunaan dalam jangka waktu lamaberisiko kerusakan saraf tepi.

"Neurobion berkomitmen untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan dapat menjalani hidup berkualitas melalui kampanye terintegrasi Total Solution yangmengajak masyarakat merawat sarafnya," katanya.

Secara kontinu, kami mendorong masyarakat agar selalu waspada dengan risiko neuropati melalui deteksi dini dan konsumsi rutin vitamin neurotropik.

Total Solution yang kami komunikasikan dimulai dari edukasi gejala, dampak, dan pencegahan neuropati, rutin konsumsi produk vitamin neurotropik berkualitas yang terbukti klinis dengan varian yang disesuaikan dengan tingkat gejala, periksakan dini di ‘Neuropathy Check Point’ jika merasakan gejala ringan dan segera konsultasikan jika gejala mulai mengganggu, dan aktif melakukan senam kesehatan saraf NeuroMove.

"Masyarakat dapat mengonsumsi Neurobion Forte apabila mengalami gejala neuropati ringan sampai berat. Selanjutnya, untuk menjaga dan mencegah gejala Neuropati muncul kembali, dapat dilanjutkan dengan Neurobion putih,” kata Anie Rachmayani.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas