Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Angka Kematian Akibat TBC Masih Tinggi, Butuh Etika untuk Cegah Penularannya

Berdasarkan informasi dari Kemenkes, pada 2009 sebanyak 1,7 juta orang meninggal karena TBC, serta ditemukan 9,4 juta kasus baru penyakit ini.

Editor: Willem Jonata
zoom-in Angka Kematian Akibat TBC Masih Tinggi, Butuh Etika untuk Cegah Penularannya
medicalnewstoday.com
Ilustrasi batuk 

TRIBUNNEWS.COM - Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit menular. Penyebabnya, yakni bakteri Mycobacterium tuberculosis. Angka kematian karena penyakit ini cukup tinggi.

Berdasarkan informasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), pada 2009 sebanyak 1,7 juta orang meninggal karena TBC, serta ditemukan 9,4 juta kasus baru penyakit ini.

Laporan WHO dalam Global Report 2009, pada 2008 Indonesia menempati posisi kelima dengan penderita penyakit TBC terbanyak.

Setiap tahun terdapat sekitar 850.000 orang dengan TBC dengan 13 orang meninggal akibat TBC setiap jam.

Baca: Melawan Kanker Paru-paru Stadium IV, Sutopo Teteskan Air Mata, Ternyata Menangis Ada Manfaatnya

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Wiendra Waworuntu mengatakan, etika saat batuk menjadi salah satu cara pencegahan penularan penyakit ini.

"Penularan TBC sangat mudah melalui batuk atau bersin. Karena itu perlu etika saat batuk," kata Wiendra dalam keterangannya kepada Kompas.com, Kamis (28/3/2019).

TBC biasanya ditandai dengan gejala batuk terus-menerus. Tak hanya itu, nafsu makan berkurang sehingga berat badan menurun juga menjadi salah satu gejalanya.

Berita Rekomendasi

Gejala lainnya, antara lain berkeringat ketika malam hari walaupun tidak beraktivitas dan kadang-kadang sesak nafas.

Perilaku pencegahan penularan

Etika pencegahan penularan dapat dilakukan dengan harus menutup mulut menggunakan sapu tangan sendiri atau tisu ketika batuk. Menutup mulut menggunakan tangan kosong berisiko menularkan TBC melalui tangan tersebut.

Tisu bekas batuk juga tak boleh sembarangan dibuang, apalagi di tempat yang lembab dan tak ada sinar matahari. Hal tersebut karena bakteri TBC tetap hidup di tempat lembab, sehingga mempunyai potensi menular ke orang lain.

Selain itu, saat meludah juga harus ada etikanya. Ludah harus ditutup dengan pasir untuk mencegah penularan penyakit TBC.

Keadaan tempat tinggal yang baik, berperilaku hidup bersih dan sehat juga menjadi langkah penting pencegahan penularan penyakit.

"Selain itu rumah pun harus ada ventilasi. Lakukan perilaku hidup bersih dan sehat, dan Germas. Germas yang sering didengungkan oleh pemerintah adalah aktivitas fisik, cek kesehatan, makan makanan dengan gizi seimbang, dan jaga lingkungan," ujar Wiendra.

Penularan TBC

Penyakit TBC menular dengan cepat melalui udara. Percikan ludah atau dahak yang dikeluarkan penderita bisa menjadi media penularan yang sangat cepat.

Proses penyembuhan penyakit ini memang memerlukan waktu cukup lama, yaitu 6-8 bulan. Penderita TBC diimbau untuk selalu melakukan pemeriksaan dan pengobatan hingga tuntas.

Peluang penularan TBC lebih besar di tempat tinggal yang tak memenuhi syarat kesehatan, semisal lingkungan padat dan kumuh, rumah tahanan, tempat pendidikan dengan asrama, atau lembaga permasyarakatan.(*)

Berita ini sebelumnya dimuat di Kompas.com dengan judul TBC Mudah Menyebar Lewat Udara, Cegah dengan Etika

Sumber: Intisari
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas