Bukan Leptospirosis, Chikungunya dan Virus Zika, Kemenkes Selidiki Penyakit Misterius di Jeneponto
Kementerian Kesehatan telah menerima laporan terkait penyakit misterius yang terjadi di Garonggong, Desa Tuju, Jenepento Sulsel.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Kementerian Kesehatan telah menerima laporan terkait penyakit misterius yang terjadi di Garonggong, Desa Tuju, Kecamatan Bangkala Barat, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Direktur Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi meyebutkan terkait kasus yang gejalanya mirip demam berdarah itu saat ini tengah diselediki oleh Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BTKL-PP) setempat.
“Sudah ada laporan dan sudah ada tim yang turun dari BTKL Makassar ya, sudah dilakukan pemeriksaan sampel,” kata Nadia kepada Tribunnews.com, Selasa (7/5/2019).
Dari hasil sampel terbaru penyakit misterius ini juga bukan leptospiroris atau kencing tikus, ataupun penyakit lainnya karena nyamuk seperti chikungunya dan zika.
“Tapi bukan leptospirosis, bukan chikungunya dan bukan zika juga. Saat ini kasus tersebut sudah tidak terjadi kembai,” papar Siti Nadia.
Demam yang menjadi gejala awal penyakit misterius ini pun dipastikan sudah tidak terjadi di Kabupaten Jeneponto namun penyelidikan sampel masih terus dilakukan Dinkes Makassar.
Kemenkes akan melakukan koordinasi dengan Badan Litbang Kemenkes untuk memeriksa sampel jika nantinya kasus ini kembali ditemui.
“Tidak perlu (sampel dibawa ke Jakarta) karena sudah diperiksa di BTKL Makassar. Kami akan koordinasi mungkin ke badanlitbangkes bila masih diperlukan untuk melakukan pemeriksaan sampel selama kasus masih ada,” papar Nadia.
Seperti diberitakan sebelumnya, awalnya 60 warga Jeneponto tiba-tiba mengalami panas mendadak secara bersamaan.
Selain panas, gejala lainnya adalah mual mengigau dan bahkan ada yang tidak sadarkan diri.
Baca: Virus Misterius Sebabkan 4 Warga Jeneponto Sulsel Meninggal, Gejalanya Demam, Mengigau, Mual-mual
Awalnya warga diduga mengalami penyakit typhoid karena mengalami demam yang sangat tinggi, sehingga tim dokter melakukan penanganan sesuai dengan ciri-ciri penyakitnya.
Namun setelah pemeriksaan berdasarkan sampe darah hasilnya negatif.
Kemudian Dinkes Sulses mengambil sampel darah untuk di uji malaria, DBD dan chikungunya hasilnya pun tetap sama, negatif.
Kondisi Terbaru
Sementara itu, dikutip dari Kompas.com, tujuh orang meninggal karena wabah tersebut.
Plt Kadis Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Bachtiar Baso saat dikonfirmasi Kompas.com menjelaskan, pihaknya telah menurunkan tim untuk mengidentifikasi penyakit tersebut.
Umumnya warga yang sakit mengeluh demam dan sakit perut.
Diagnosis awal, gejala yang dialami warga mirip penyakit tifus. Bachtiar menerangkan warga mulai sakit pada 27 Maret 2019 lalu.
Saat itu ada 27 warga Desa Tuju, Kecamatan Bangkala Barat, Jeneponto tiba-tiba demam disertai mual, muntah, dan sakit kepala.
"Hasil diagnosis awal, warga itu demam, sakit perut, dan nyeri sendi juga," kata Bachtiar, Selasa (7/5/2019).
Jumlah warga yang terserang penyakit tersebut bertambah pada 19 April 2019.
Dinkes Sulsel menerima laporan sebanyak 53 warga di Dusun Garonggong, Desa Tuju mendadak demam sehingga 27 diantaranya dilarikan ke Puskesmas Buludoang dan yang lain dirujuk ke Rumah Sakit Takalar.
Pada 24 April 2019, kasus demam juga terjadi pada 25 orang di Desa Buludoang.
"Tim Gerak Cepat sudah konfirmasi dan bertemu Kepala Desa Tuju. Karena pasien ini dekat dengan RS di Takalar sehingga langsung dirujuk ke Takalar. Ada yang meninggal tiga orang, di rumah sakit didiagnosa ini ada gejala typhoid atau tifus," terangnya.
Sementara warga yang dirujuk ke Takalar ada yang telah sembuh dan sudah diperbolehkan pulang.
Puluhan warga tersebut ditangani dengan penyembuhan tifus, walaupun hasil pemeriksaan pihak rumah sakit warga negatif terjangkit tifus.
"Yang meninggal tiga orang itu diagnosa tifus. Tapi saat kita periksa, negatif semua termasuk yang diagnosa tifus. KIta masih menunggu hasil laboratorium kemenkes" ungkapnya.
Bachtiar menjelaskan, hanya selang empat hari ada tujuh warga dilaporkan meninggal dunia karena penyakit yang sama yaitu dua warga meninggal dunia pada 25 April 2019, dua orang meninggal pada 27 April 2019, dan tiga orang meninggal pada 28 April 2019.
Semua pasien yang meninggal berasal dari Desa Tuju, "Pasca kejadian itu, tim Dinkes Sulsel mengambil sampel darah 19 warga dan dikirim ke BTKLPP Makassar. Kami juga masih menunggu hasil lab dari Jakarta untuk memastikan nama penyakit yang menyerang warga Desa Tuju tersebut," pungkasnya.
Akibat penyakit tersebut ini, beberapa warga di Desa Tuju, Kabupaten Jeneponto memilih mengungsi dan menetap di desa tetangga karena takut tertular. (Kontributor Makassar, Himawan)