Bidan Berperan dalam Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Kesehatan Seksual Perempuan
Bidan juga merupakan penyediaan layanan KB, layanan kesehatan anak balita serta berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bidan telah berperan besar terhadap penyelenggaraan layanan kesehatan terutama untuk kesehatan reproduksi perempuan dan kesehatan seksual, termasuk di masa pasca bencana.
Namun ada data yang menunjukkan bahwa upaya peningkatan masih dibutuhkan untuk menjawab kebutuhan akan layanan kesehatan reproduksi perempuan dan kesehatan seksual yang komprehensif untuk pemenuhan hak asasi, khususnya bagi perempuan, bayi, balita, dan remaja.
Bidan juga merupakan penyediaan layanan Keluarga Berencana (KB), layanan kesehatan anak balita serta berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kesehatan.
"Mereka berperan sebagai penyedia layanan kesehatan, pendidik, penggerak peran serta masyarakat, pemberdayaan perempuan dan pelibatan masyarakat untuk kesehatan, serta sebagai pembuat keputusan," kata Emi Nurjasmi Ketua Umum IBI Pusat di acara seminar Hari Bidan Sedunia 2019 bertema “Perempuan dan remaja perempuan berhak atas akses layanan kesehatan seksual dan reproduksi di Jakarta.
Seminar diadakan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) didukung oleh UNFPA Indonesia dan Global Affairs Canada (Kanada) menyelenggarakan seminar dalam rangka memperingati Hari Bidan Internasional 2019 di Jakarta.
Dikatakannya, bidan adalah mitra kesehatan keluarga dan masyakarat, khususnya untuk kesehatan ibu dan bayi.
Baca: Kementan Ajak Asosiasi Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Peduli Masalah Resistensi Antimikroba
"Hal ini sejalan dengan filosofi bidan sebagai mitra perempuan, memenuhi hak perempuan dalam kondisi apapun serta berperan penting untuk menurunkan AKI dan AKB," katanya.
Emi juga mengatakan, kematian ibu maupun bayi baru lahir dapat dihindarkan lewat tersedianya layanan kesehatan yang bermutu dan mudah dijangkau, dalam hal ini tersedianya bidan berkompeten di tengah masyarakat, mudah diakses, dan didukung dengan fasilitas yang memadai.
Peter MacArthur, Duta Besar Kanada untuk Indonesia mengatakan, seperti halnya di Indonesia, di Kanada, bidan memainkan peran penting sebagai penyedia layanan kesehatan yang berpusat pada perempuan.
"Kami percaya bahwa memperkuat peran bidan penting untuk menegakkan hak atas layanan kesehatan seksual dan reproduksi bagi perempuan dan remaja," katanya.
Disebutkan, ketika wanita dan remaja, terutama anak perempuan memiliki kendali atas keputusan mengenai kehidupan reproduksinya, angka kematian dan kesakitan ibu dan anak menurun dan keluarga berkembang.
Najib Assifi, Kepala Perwakilan UNFPA (ad interim) menyebutkan, sesuai SDKI 2017, 1 dari 10 perempuan tidak terpenuhi kebutuhan ber-KB-nya dapat dijawab oleh ketersediaan tenaga bidan yang terlatih dalam memberikan layanan kontrasepsi, di samping dukungan ketersediaan alat kontrasepsi.
“Perbaikan layanan kesehatan dapat dicapai dengan peningkatan kapasitas bidan untuk memberikan layanan kesehatan yang bermutu, penguatan mekanisme rujukan dan pembiayaannya; insentif yang memadai bagi bidan untuk penjangkauan layanan ke seluruh wilayah di Indonesia, serta berbagai kesempatan untuk perkembangan karir bidan,” katanya.
Di pasca bencana dan krisis kesehatan, bidan segera dikerahkan untuk tersedianya akses cepat layanan kesehatan reproduksi yang menyelamatkan jiwa, khususnya bagi para perempuan hamil, melahirkan dan bayi baru lahir yang terdampak bencana.
Pelayanan bidan terlatih melalui 15 tenda/klinik Kespro yang dikelola oleh Subklaster Kespro di bawah Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan dengan dukungan UNFPA, DFAT dan Americares dapat melayani 4.650 pemeriksaan kehamilan, 379 kelahiran dan 1,656 layanan KB selama periode Oktober 2018 - Maret 2019.
“Dengan segala keterbatasan di pasca bencana, pelayanan bidan terlatih di tenda/klinik Kespro berhasil mencegah terjadinya kematian ibu di semua area yang dilayani oleh setiap tenda/klinik Kespro di 3 Kabupaten/Kota terdampak gempa, liquefaksi dan tsunami pada tanggal 28 Okt.2018 di Sulawesi Tengah,” papar Najib Assifi.