Bagi Penderita Diabates Mungkin Kaget Gula Darah Cenderung Naik di Pagi Hari
Setelah tidur selama tujuh atau delapan jam, seharusnya seseorang mengalami penurunan kadar gula darah di pagi hari.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM - Setelah tidur selama tujuh atau delapan jam, seharusnya seseorang mengalami penurunan kadar gula darah di pagi hari.
Tapi tak sedikit orang terutama penderita diabetes yang justru kadar gula darahnya meningkat (hiperglikemia), biasanya terjadi antara jam 2-8 pagi.
Penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2 memang sering mengalami apa yang disebut fenomena fajar, yaitu, gula darah tinggi di pagi hari.
Di pagi hari, tubuh melepaskan hormon-hormon bangun tidur sehingga membuat kinerja insulin tidak efektif.
"Selama tidur, tubuh mengeluarkan berbagai hormon yang dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah. Selain itu hal ini kemungkinan karena tubuh gagal merespons insulin secara normal," ujar Christy Parkin dari American Diabetes Association.
Ditambah, hati melepaskan terlalu banyak glukosa di malam hari. Dua hal inilah penyebab utama kadar gula meningkat, terutama antara jam 3 hingga 6 pagi.
Bagi orang yang baru terdiagnosis diabetes, mungkin sedikit kaget dengan fenomena ini.
Perlu diketahui, penyebab gula darah naik tajam di pagi hari, tidak semata-mata akibat malam menjelang tidur penderita diabetes terlalu banyak makan malam atau ngemil.
Baca Juga: Malu Keluar Karena Badan Masih Melar Usai Melahirkan? Ini 3 Jenis Olahraga Untuk Dilakukan Sendiri di Rumah
Beberapa kondisi diketahui bisa menyebabkan meningkatnya kadar gula darah seseorang di pagi hari, yaitu:
Serangan fajar
Clevelend Clinic menjelaskan serangan fajar (dawn phenomenon) diakibatkan oleh hasil serangkaian perubahan alami di dalam tubuh seseorang sepanjang malam.
Saat dosis insulin mulai menurun di malam hari, maka tubuh akan meresponsnya dengan cara melepaskan glukosa simpanan sehingga menyebabkan kenaikan kadar gula darah di pagi hari.
Efek Somogyi
Beberapa dekade lalu peneliti biokomia Michael Somogyi, PhD menemukan bahwa ketika penderita diabetes makan terlalu larut malam, mengonsumsi alkohol atau menggunakan insulin terlalu malam, maka akan menyebabkan terjadinya lonjakan kadar gula darah di pagi hari. Kondisi ini dikenal dengan efek Somogyi.
Penyusutan insulin
Kadar gula darah yang meningkat di pagi hari juga bisa disebabkan akibat berkurangnya (penyusutan) kadar insulin di dalam tubuh, hal ini karena dosis insulin saat malam hari berkurang atau habis.
Cara terbaik untuk menentukan penyebab dari hiperglikemia di pagi hari adalah dengan mengukur kadar gula darah sepanjang malam.
Baca: Ini Langkah Efektif Cegah Komplikasi Diabetes
Jika kadar gula darah mulai menurun saat jam 3 pagi, ada kemungkinan efek Somogyi-lah penyebabnya.
Jika gula darah tinggi antara pukul 3-8 pagi, maka fenomena fajar bisa menjadi pemicunya. Tapi jika kadar gula darah meningkat mulai pukul 3 dini hari hingga pagi, maka kemungkinan akibat menurunnya kadar insulin.
Untuk mengetahui berapa rata-rata kenaikan gula darah sepanjang malam, penderita diabetes disarankan mencatat hasil pengukuran gula darah selama 3-4 hari berturut-turut, yaitu 3-4 jam setelah makan malam atau menjelang tidur, dan sebelum sarapan.
Jika memungkinkan, cek juga jam 3 dini hari, saat fenomena fajar dimulai. Informasi pencatatan ini akan sangat membantu apakah pasien membutuhkan penyesuaian dosis obat atau insulin.
Bisa juga dijadikan pedoman memilih menu sarapan malam hari.
Dikutip dari diabetesforecast.org, melonjaknya gula darah di pagi hari bisa menjadi pertanda penderita diabetes harus melihat kembali pengobatan diabetes dan aktivitas fisik yang sudah dikerjakan.
Karena ketiga faktor ini yaitu pola makan, aktivitas fisik, dan pengobatan sangat menentukan kadar gula darah sehari-hari.
Jika penyebabnya sudah diketahui, maka seseorang bisa menentukan cara pencegahannya misalnya dengan mengatur kembali dosis obat yang dikonsumsi, hindari mengemil makanan ringan sebelum tidur atau menentukan rutinitas terbaik dalam menggunakan insulin.
Hal ini untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat hiperglikemia.