Medina Zein Dicurigai Postantrum, Depresi Usai Melahirkan Sampai Takut Gendong Bayi, Apa Sousinya?
Ibunda Medina Zein, Tien Wartini menduga anaknya mengidap postantrum, atau depresi pascamelahirkan. Bagaimana mengatasinya?
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ibunda Medina Zein, Tien Wartini menduga anaknya mengidap postantrum, atau depresi pascamelahirkan. Bagaimana mengatasinya?
Bukan tanpa alasan Tien menduga demikian, sebab Medina kerap menolak jika diminta mengasuh bayinya sendiri.
“Kenapa Bu Tien mencurigai ada Postpartum blues, karena dia takut gendong bayi. (Tien meminta Medina menggendong) ‘teh ini dedeknya', (Medina berkata) ‘nggak bu takut Bu, kayaknya gak bisa deh pegang bayi', ibu kaget 'takut apa?', (Medina menjawab) ‘ya pokoknya takut aja',” kata Tien menirukan ucapan anaknya, saat menggelar jumpa pers di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Minggu (5/1/2020).
Medina kini memang memiliki dua orang anak, dan anak keduanya masih bayi.
Tien pun kaget mengapa buah hatinya bersikap demikian, padahal, Medina sempat merawat buah hati pertamanya.
Tien yang berprofesi sebagai bidan, sempat berniat mengajak anaknya berkonsultasi. Namun, Medina terlanjur disibukkan dengan jadwal fashion show.
Ia menjelaskan, ciri-ciri postartum ada pda anaknya yakni merasa tidak berdaya untuk membesarkan bayi atau anak.
Tien menduga kesibukkan yang membuat anaknya demikian.
Baca: Bantah Medina Zein Sakit Bipolar karena Genetik Darinya, Ibunda Siap Jalani Tes
Baca: Misteri Kasus Narkoba Medina Zein, Siapa Dokter Pemberi Amfetamin Hingga Keberadaan Lukman Azhari
Sebaiknya, kata Tien, setelah melahirkan sekiranya Medina beristirahat selama sebulan lebih. Namun, Medina justru disibukkan dengan aktivitas.
“Dia itu sebelum 40 hari (usai melahirkan) udah sibuk. Seharusnya kan kalo kesehatan 40 hari organ-organ tubuh baru sembuhnya setelah 40 hari. Ini seminggu tamunya (banyak), Bu Tien lihat sendiri seperti apa,” kata dia.
Medina kini tengah menjalani rehabilitasi di Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lemdikpol) Pasar Jumat, Jakarta Selatan selama 3 bulan. Ia terlibat kasus narkotika setelah diamankan dan tes urinnya positif apetamin dan metapetamin.
Dalam jumpa pers, Medina mengaku mengonsumsi obat tertentu yang enggan ia sebutkan namanya, demi memberikan ketenangan terkait Bipolar tipe 2 yang ia derita.
Baca: Medina Zein Menikah dengan Keluarga Azhari Diakui Ibunya sebagai Berkah, Tapi Ini yang Disayangkan
Baca: Kena Tegur dari Pengelenggara Modest Fashion Week Soal Minuman Misterius, Medina Zein Minta Maaf
Dari artikel Kompas.com berjudul 8 Cara Sederhana Mengatasi "Postpartum Depression", faktanya, postpartum depression (PDD) memengaruhi sekitar 80 persen dari semua ibu baru dalam beberapa minggu pasca melahirkan.
Namun, gejala yang lebih parah bertahan lebih lama melampaui periode ini dan sering dimulai selama kehamilan.
Postpartum depression adalah penyakit yang nyata. Faktanya, ternyata 10 persen dari ayah juga mengalaminya.
Seperti apa sih, gejala depresi tersebut? Biasanya gejalanya tidak disadari, lebih seperti musuh dalam selimut.
Parahnya, bahkan si ibu sendiri sering tak ingin mengakuinya. Hal tersebut lebih karena si ibu merasa ia tidak seharusnya mengalami hal tersebut.
Ia "seharusnya" merasa bersyukur karena dianugerahi dan menjalankan kewajibannya dengan sesempurna mungkin.
Baca Juga: Tak Kunjung Tunjukan Batang Hidungnya Sejak Medina Zein Terlibat Kasus Narkoba, Lukman Azhari Menghindar?
Tak heran jika ia merasa lelah, tersiksa akan merasa terlalu malu dan takut mengungkapkan.
Gejala yang timbul dari postpartum depression adalah kecemasan atau kepanikan yang tak terlukiskan.
Si ibu akan mengalami kekhawatiran yang konstan, mudah menangis, mudah tersinggung, dan merasa marah terhadap dirinya sendiri, pasangannya dan kadang-kadang bahkan anaknya.
Jadi, apa yang harus dilakukan jika Anda ternyata mengalami hal tersebut?
Kabar baiknya ada beberapa ide yang bisa Anda terapkan agar tetap sehat secara emosional selama kehamilan dan setelah melahirkan bulan pertama:
1. Kenali risiko Anda
Kabar buruknya postpartum depression tidak pandang bulu, semua perempuan hamil dan melahirkan mempunyai risiko yang sama.
Namun, kurangnya kehidupan sosial yang sehat, kurangnya dukungan dari orang sekitar, riwayat depresi pribadi atau di keluarga, konflik perkawinan, kesulitan keuangan dan stres, semua itu hal umum yang dapat melambungkan risiko Anda.
2. Usahakan tidur yang cukup
Otak membutuhkan peregangan jam 4-6 malam untuk menjaga neuro-bahan kimia yang mengatur mood dan proses kognitif.
Mungkin, bagi ibu yang merawat bayi baru lahir hal ini tentu saja sulit.
Ingat nasihat tidur saat sang bayi tidur, lakukanlah!
Jangan ragu minta bantuan keluarga untuk membantu merawat bayi, agar Anda bisa istirahat.
3. Carilah dukungan sosial
Carilah teman, keluarga, kakak, suami, bidan atau dokter yang bersedia mendengarkan keluh kesah Anda.
Orang yang membuat Anda nyaman mengeluarkan semua pikiran tanpa merasa dihakimi.
Satu hal yang perlu diingat, tetap berhubungan dengan teman-teman Anda.
Telpon saja mereka, saat bayi sedang tidak rewel, berbincang seperti biasa, meski hanya sebentar.
Merasa terputus dari dunia luar dan merasa kesepian hanya akan memperburuk kondisi Anda.
5. Tetap terhidrasi
Minum yang cukup sebab otak yang dehidrasi seringkali menimbulkan cemas, bingung dan kelelahan.
6. Tambahkan asupan protein
Protein membantu mengatur tingkat gula darah, yang dapat sangat mempengaruhi suasana hati.
7. Olah tubuh
Berjalan-jalan di sekitar blok, di bawah sinar matahari, dapat sangat mempengaruhi suasana hati ibu.
Cukup lakukan lima belas menit sehari.
8. Asup minyak ikan
Omega-3 yang terdiri dari asam lemak EPA dan DHA telah terbukti membantu mencegah dan mengobati kecemasan dan depresi pada ibu baru, termasuk mereka yang sedang menyusui.
Tanyakan pada dokter Anda tentang dosis yang tepat.
Dosis yang disetujuin FDA sekitar 1000-3000 miligram gabungan EPA dan DHA.
Ibu yang bahagia membuat keluarga bahagia.
Berpura-pura semuanya baik-baik saja padahal kenyataannya tidak, hal tersebut tidak menyelesaikan masalah.
Postpartum depression bisa bertambah parah jika tak ditangani dengan baik. (Tribunnews.com/Nurul Hanna/Kompas.com)