Tidak Ingin Bonus Demografi Sia-sia, Pemerintah Edukasi Pentingnya Terhindar dari Stunting
Kemenkominfo secara aktif mengedukasi perihal stunting kepada masyarakat dengan berfokus pada kampanye 1.000 hari pertama kehidupan anak
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah optimistis Indonesia akan mengalami periode puncak bonus demografi pada 2040 hingga 2045.
Namun, potensi itu menjadi sia-sia apabila Sumber Daya Manusia (SDM) mengalami stunting.
Bisa dikatakan jika seorang balita terkena stunting, maka mereka kalah sebelum ikut kompetisi.
Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) secara aktif mengedukasi perihal stunting kepada masyarakat dengan berfokus pada kampanye 1.000 hari pertama kehidupan anak.
Ini dilakukan karena agar masyarakat lebih mudah memahami dan turut berkontribusi untuk menurunkan angka stunting di Indonesia.
Baca: Asupan Makanan yang Disarankan Ahli Gizi untuk Mencegah Stunting
Baca: Kemenkominfo Bisa Keluarkan Permen untuk Atur Netflix
“Data dari Kementerian Kesehatan di tahun 2018, Pemerintah melakukan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk meningkatkan status gizi anak. 796 ribu balita dan 725 ibu hamil telah mendapatkan PMT, PMT untuk ibu hamil dan balita kurus kami fokuskan juga di Papua dan Papua Barat,” ucap Dirjen IKP Kominfo Widodo Muktiyo di Jakarta, Senin (20/1/2020).
“Kita akan sosialisasikan mulai dari arti kata stunting, cara mencegah, dan dampaknya secara sederhana kepada masyarakat. Ini penting agar masyarakat mudah memahami. Stunting ini gagal tumbuh pada balita karena kekurangan gizi kronis. Faktor penyebabnya antara lain pola konsumsi dan pola asuh ya itu tadi, 1.000 hari pertama kehidupan,” jelas Widodo.
Widodo juga berharap masyarakat mengetahui dampak yang diakibatkan dari stunting itu sendiri.
“Dampaknya itu, kekerdilan pada tubuh dan perkembangan otak menjadi tidak maksimal”, tambahnya.
Widodo menegaskan, pemerintah tidak ingin bonus demografi yang terjadi di Indonesia menjadi sia-sia karena tidak adanya generasi unggul yang diakibatkan oleh stunting.
Hindari Stunting
Ibu yang mengandung, harus sudah mendapatkan suplai gizi yang baik.
Ibu hamil juga harus memeriksakan kandungannya 4 kali selama masa kehamilannya di Bidan/Puskesmas/Posyandu terdekat.
Pasca melahirkan, Ibu disarankan untuk melakukan inisiasi dini menyusui (IMD) minimal 1 jam setelah melahirkan.
Kemudian bayi disarankan untuk mendapatkan program ASI ekslusifselama 6 bulan.
Setelah itu diikuti pemeberian ASI selama 2 tahun ditambah makanan pendamping ASI (MP – ASI).
Memonitor perkembangan berat badan anak juga merupakan halyang penting.
Orang tua diharapkan juga dapat menstimulasitumbuh kembang anaknya.
Dengan mengatur jarak kehamilan, kualitas tumbuh kembang anak dapat lebih terjaga.