Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Penjelasan Lengkap Soal Serangan Jantung, Penyebab, Tanda-tanda, Cara Mencegah & Pertolongan Pertama

Penjelasan lengkap dari seorang dokter jantung mengenai penyebab, tanda-tanda, cara mencegah, dan melakukan pertolongan pertama serangan jantung.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Penjelasan Lengkap Soal Serangan Jantung, Penyebab, Tanda-tanda, Cara Mencegah & Pertolongan Pertama
Pinterest
Ilustrasu serangan jantung. 

TRIBUNNEWS.COM - Penyakit jantung merupakan satu di antara penyakit serius yang mengancam jiwa seseorang.

Bahkan menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat, penyakit jantung menjadi penyebab utama kematian di negaranya.

Di Amerika Serikat sendiri, 1 dari 4 kematian disebabkan penyakit jantung.

Masih data dari CDC, dalam setahun, ada sekitar 610.000 orang yang meninggal karena penyakit jantung.

Di Indonesia sendiri, dahulu penyakit jantung disebut sebagai penyakit 'orang tua'.

Karena pada saat itu kebanyakan penyakit jantung diidap oleh para orang tua. 

Nyatanya hal itu tidaklah sepenuhnya benar.

BERITA TERKAIT

Karena beberapa tahun ke belakangan, banyak orang dengan usia yang tergolong muda terkena serangan jantung.

Pasca meninggalnya suami dari aktris dan penyanyi Bunga Citra Lestari, Ashraf Sinclair akibat serangan jantung.

Kini penyakit 'serangan jantung' tengah menjadi perhatian publik.

Tribunnews.com menghubungi Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh darah bernama dr. Victor Herlambang, SpJP. untuk menanyakan penjelasan soal serangan jantung.

Hal itu meliputi penyebab serangan jantung, tanda-tanda, cara mencegah hingga bagaimana pertolongan pertamanya.

Berikut Tribunnews.com rangkum penjelasan lengkap mengenai serangan jantung:

1. Penyebab serangan jantung

Mengenai penyebab serangan jantung, ada bermacam-macam faktor.

Rupanya, satu di antara faktor penyebab terkena penyakit jantung adalah adanya riwayat keluarga.

Sedangkan risiko penyebab serangan jantung, disebutnya ada lima faktor yang utama.

"Merokok, diabetes mellitus atau kencing manis, hipertensi, hiperkolesterol atau kolesterol tinggi."

"Bisa juga adanya riwayat keluarga dengan serangan jantung atau meninggal mendadak," katanya kepada Tribunnews.com, Selasa (18/2/2020) malam.

Meski begitu, dokter yang berpraktik di Rumah Sakit dr. Oen Kandang Sapi, Surakarta itu menjelaskan serangan jantung juga bisa dialami siapapun, bahkan yang tanpa faktor risiko sekalipun.

Karena ada beberapa kasus dimana serangan jantung disebabkan robeknya pembuluh darah koroner akibat olahraga ekstrim.

Baca: Begini Cara Mencegah Serangan Jantung, Ternyata Riwayat Keluarga Bisa Jadi Faktor Berpengaruh

2. Mengenali tanda-tanda serangan jantung

Lantas bagaimana orang bisa mengetahui tanda-tanda terkena penyakit jantung?

Menurut dr. Victor, ada beberapa tanda orang terkena penyakit jantung.

Tanda utamanya adalah mengalami nyeri dada.

"Biasanya nyeri yang khas untuk jantung bersifat nyeri tumpul, 'ampeg' kalau di Jawa."

"Keluhan nyeri itu bisa diperparah dengan aktivitas fisik atau emosi," ujar dr. Victor.

Sedangkan untuk serangan jantung, dr. Victor mengatakan ada tanda lain yang membedakannya.

Yakni adanya tanda nyeri yang disertai keringat dingin.

"Kadang pada kondisi tertentu keluhan nyeri dada tidak dominan."

"Tetapi jika terdapat keluhan sesak nafas, lemas, hingga pingsan maka segera periksakan ke dokter," tuturnya.

Baca: Kenali Tanda-tanda Orang Terkena Serangan Jantung & Lakukan Hal Ini Sebagai Pertolongan Pertama

3. Cara mencegah serangan jantung

Menurut dr Victor, ada beberapa cara untuk mencegah seseorang terkena serangan jantung.

Di antaranya adalah dengan menerapkan pola hidup yang sehat dan mengenali faktor risiko sedini mungkin.

"Pencegahan lain bisa melakukan olahraga, tidak merokok dan pemeriksaan berkala terhadap kesehatan."

"Periksalah tensi dan laboratorium untuk darah seperti gula, kolesterol dan fungsi ginjal," ujarnya.

Selain itu, beberapa pemeriksaan lanjutan juga dapat dilakukan.

Seperti melakukan foto rontgen, rekaman jantung (EKG), dan treadmill test.

Selanjutnya adalah, dr Victor menyarakan bila memang memiliki penyakit yang menjadi faktor risiko serangan jantung, segera diobati.

"Hampir semua obat untuk faktor risiko jantung aman dikonsumsi seumur hidup."

"Obat-obatan itu lebih banyak manfaat daripada risikonya. Karena obat-obatan untuk penderita penyakit jantung memang dikonsep untuk penggunaan seumur hidup."

"Misalnya adalah obat gula, hipertensi dan kolesterol," katanya.

Baca: Penyebab Orang Terkena Serangan Jantung, Meski Sering Olahraga & Jalani Hidup Sehat

4. Pertolongan pertama serangan jantung

dr. Victor membeberkan bagaimana pertolongan pertama bagi penderita serangan jantung.

Menurutnya, dalam keadaan darurat, menuju ke IGD Rumah Sakit terdekat adalah keputusan yang paling bijak.

6 Masalah Bagi Kamu yang Suka Tidur Lama, Bahaya Lho!
6 Masalah Bagi Kamu yang Suka Tidur Lama, Bahaya Lho! (medicalnewstoday.com)

"Pertolongan paling aman dan tepat akan didapatkan di RS," jelas dr. Victor kepada Tribunnews.com.

Selanjutnya, lanjut dr. Victor, jika mengalami serangan jantung mendadak usahakan tidak mengemudi sendiri menuju rumah sakit.

"Usahakan jangan mengemudi sendiri karena hal itu bisa berbahaya bagi diri sendiri dan juga orang lain," ungkapnya.

Sedangkan menurut dr. Victor, tidak perlu berlama-lama mengambil keputusan untuk segera datang ke rumah sakit.

"Waktu sangatlah berharga dalam serangan jantung, sebabnya adalah komplikasi jantung bisa timbul kapanpun," jelasnya.

Dalam perjalanan, dr. Victor menyarankan kepada pasien yang sudah pernah mengunjungi dokter jantung agar diberikan obat terlebih dahulu.

"Obat seperti nitrat (isosorbid dinitrat, dengan segala merknya), dapat diberikan di bawah lidah sembari menuju rumah sakit," ujar dr. Victor.

Obat lain yang bisa diberikan adalah minuman pengencer darah.

Namun ada beberapa ketentuan yang berlaku.

"Boleh diberikan tambahan bila ingin meminum pengencer darah, namun sesuai saran dokter jantung sebelumnya."

"Kuncinya penanganan segera oleh tim medis. Jangan berlama-lama dan mencoba mengobati sendiri," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas