Benarkah Kunyit dan Jahe Bisa Cegah Virus Corona? Begini Penjelasan Ahli Herbal Unair
harga jahe merah di Pasar Jatinegara sudah tembus hingga Rp 70.000/kg dari yang biasanya Rp 50.000/kg.
Penulis: Kurniawati Hasjanah
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Ahli Herbal Universitas Airlangga, DR Aty Widyawaruyanti menjelaskan kabar yang beredar jika rempah-rempah seperti kunyit dan jahe bisa meningkatkan daya tahan tumbuh agar terhindar dari penularan virus corona atau COVID-19.
Kabar itu tersebar di masyarakat hingga membuat kunyit dan jahe laris diserbu.
Akibatnya, harga jahe dan kunyit mengalami kenaikan yang signifikan.
TONTON JUGA:
Berdasarkan laporan TribunJakarta.com, harga temulawak di Pasar Kramat Jati berkisar Rp 25 ribu/kg. Sedangkan kunyit berkisar Rp 12 ribu/kg. Sementara jahe berkisar Rp 45 ribu/kg di Pasar Kramat Jati per Selasa (3/3/2020).
Sementara itu, harga jahe merah di Pasar Jatinegara sudah tembus hingga Rp 70.000/kg dari yang biasanya Rp 50.000/kg.
• Sederet Fakta Penimbun Masker & Cairan Antiseptik di Semarang Ditangkap Polisi, Terancam 5 Tahun Bui
Kenaikan harga jahe dan kunyit akibat hebohnya virus corona ini membuat DR Aty Widyawaruyanti turut angkat suara.
Dilansir TribunJakarta dari kanal YouTube Talkshow Tv One pada Rabu (4/3/2020), DR Aty Widyawaruyanti menuturkan penjelasannya.
DR Aty Widyawaruyanti menyatakan, sebenarnya untuk meredam virus setiap orang harus meningkatkan kekebalan tubuh.
"Jadi kalau kita berangkat dari pengobatan tradisional kita, jamu-jamuan mungkin digunakan untuk membantu daya tahan tubuh dari infeksi virus," jelas DR Aty Widyawaruyanti.
• Lihat Tingkah Putra Ardi Bakrie di Ultah Kakak Nia Ramadhani, Theresa Wienathan: Astaga!
DR Aty Widyawaruyanti menilai, pengobatan tradisional seperti menggunakan kunyit, jahe, temulawak bisa bermanfaat baik untuk stimulan tubuh.
Bahkan, DR Aty Widyawaruyanti menuturkan banyak racikan yang bisa dibuat dari bahan rempah-rempah tersebut.
"Ramuan nenek moyang itu banyak. Kalau berkaitan dengan adanya curcuma di sereh itu salah. Yang ada kandungan curcuma itu di jahe, kunyit dan temulawak."
"Banyak sekali laporan jurnal yang menyatakan curcuma bisa menghambat virus. Tetapi itu bukan untuk virus corona," tegas DR Aty Widyawaruyanti.
DR Aty Widyawaruyanti menilai, belum ada penelitian tentang pengobatan untuk virus corona hingga saat ini.
• Setahun Pernikahan, Syahrini Buka-bukaan Sisi Lain Reino Barack: Insya Allah Selamanya Seperti Ini
"Selama ini penelitian hanya sampai kultur sel, ukurannya mikro gram dan nano gram. Untuk di manusia, belum ada penelitian yang dilakukan," ujar DR Aty Widyawaruyanti.
Tips Agar Tak Tertular Virus Corona
Berikut cara melindungi diri agar tak tertular virus yang bermula di kota Wuhan, China itu, dilansir dari WHO:
- Biasakan diri mencucui tangan dengan sabun
- Saat batuk atau bersin, tutup mulut dan hidung dengan tisu dan siku.
- Hindari kontak dengan seiapa pun yang menderita batuk atau demam.
- Jika menderita batuk, demam dan sulit bernapas segera mencari perawatan medis lebih awal dan bagikan riwayat perjalanan sebelumnya dengan penyedia layanan kesehatan.
- Hindari konsumsi produk hewani mentah atau setengah matang. Daging mentah, susu atau organ hewani harus ditangani dengan hati-hati untuk menghindari kontaminasi silang dengan makanan mentah sesuai praktik keamanan pangan yang baik.
Waktu Terbaik dan Cara Cuci Tangan
Mencucui tangan adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi diri dari penyebaran virus corona.
Sejumlah waktu penting yang menjadi penyebaran kuman adalah:
- Sebelum, selama, dan setelah menyiapkan makanan Sebelum makan
- Sebelum dan sesudah merawat seseorang di rumah yang sakit muntah dan diare
- Sebelum dan sesudah merawat luka Setelah ke toilet
- Setelah mengganti popok atau membersihkan anak Setelah batuk atau bersin
- Setelah menyentuh binatang, memberi makan ternak, dan membersihkan kotoran hewan
- Setelah merawat hewan peliharaan
- Setelah membuang sampah
Meski tergolong hal yang lumrah dilakukan, namun banyak orang yang belum memahami dan mempraktikan cara memcuci tangan dengan baik dan benar.
Sehingga, tidak hanya sekedar basah ditangan, namun juga harus bersih dari kuman.
Beikut lima langkah yang benar saat mencuci tangan, dilansir dari CDC:
- Basahi tangan dengan air bersih yang mengalir (hangat atau dingin), matikan keran, dan oleskan sabun.
- Gosok secara merata seluruh bagian tangan, dari bagian belakang tangan, antara selah-selah jari, hingga di bawah kuku.
- Lakukan cara itu selama 20 detik Bilas tangan dengan air bersih yang mengalir Keringkan tangan dengan handuk bersih
Bagaimana jika tak ada air dan sabun?
Ada alternatif lain yang bisa kita gunakan untuk membersihkan tangan jika tak ada air dan sabun
Kita bisa gunakan pembersih tangan berbasis alkohol (hand sanitizer) yang bisa menjadi menjadi alternatif sebelum melakukan aktivitas dan sesudah melakukan aktivitas .
Sebab, hand sanitizer dapat dengan cepat mengurangi jumlah kuman di tangan dalam banyak situasi.
Namun, hand sanitizer mungkin tidak bisa efektif seperti menggunakan sabu dan air ketika kondisi tangan dalam keadaan kotor dan berminyak.
Jalur Penularan Virus Corona
Juru Bicara Penanganan Covid-19 di Indonesia, Achmad Yurianto mengurai penjelasan soal kontak langsung guna mencegah virus corona.
Dalam siaran langsung yang berlangsung hari ini, Selasa (3/3/2020), Achmad Yurianto menjawab isu soal jalur penularan virus corona.
Dikutip TribunnewsBogor.com dari siaran langsung Kompas TV, Achmad Yurianto menjelaskan bahwa droplet (tetesan kecil berupa liur) lah yang bisa menjadi perantara virus corona menyebar dari penderita ke orang lain.
"Mari kita pahami bahwa virus ini menular dari droplet orang yang positif sakit kepada orang lain, Karena ini infeksi saluran napas maka reseptor pada orang yang sehat dan menjadi sakit pasti saluran napasnya," jelas Achmad Yurianto.
Selain itu, Achmad Yurianto juga mengungkap perihal apakah jabat tangan dan cium tangan bisa menjadi perantara penularan virus corona atau tidak.
Dijelaskan lebih lanjut, jabat tangan dan cium tangan nyatanya bisa menjadi media penularan virus corona dari penderita ke orang lain.
"Kalau kemudian apakah jabat tangan, cium tangan itu menjadi sesuatu yang penting ? Kalau saya sakit (batuk dan menutup mulut dengan menggunakan tangan) lalu salaman sama dia, dia kena. Jangan terpaku pada prinsip itu," ungkapnya.
Selain mengungkap soal media penularan, Achmad Yurianto juga menjelaskan perihal tisu basah yang konon ampuh digunakan untuk menangkal virus corona.
Menurut Achmad Yurianto, tisu basah yang dijadikan masker nyatanya belum bisa disebut secara pasti atau valid bisa menangkal virus corona.
"Tisu basah dipakai masker, ya kalau punya masker pakailah masker. Jangan beli tisu basah tempelin ke sini (di mulut untuk dijadikan masker). Tisu basah kalau kena debu nempel semua, kan itu basah luar dalam," pungkasnya. (tribunjakarta/kompas)