Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Cari Informasi Segala Hal Tentang Virus Corona Malah Bikin Cemas, Apa Itu Normal?

Banyak orang mencari informasi tentang segala hal terkait virus corona (Covid-19) seiring penyebarannya yang masif. Itu sebagai bekal menghadapinya.

Editor: Willem Jonata
zoom-in Cari Informasi Segala Hal Tentang Virus Corona Malah Bikin Cemas, Apa Itu Normal?
wilx.com
Ilustrasi 

TRIBUNNWEWS.COM - Banyak orang mencari informasi tentang segala hal terkait virus corona (Covid-19) seiring penyebarannya yang masif.

Tentu itu dilakukan sebagai upaya agar kita tetap waspada terhadap penularan virus tersebut.

Namun, tak jarang informasi-informasi yang diperoleh menimbulkan kecemasan berlebihan.

Tanda kita mengalami kecemasan adalah ketika membaca tentang gejala-gejala infeksi virus corona, mendadak kita juga merasa memiliki gejala tersebut.

Walau sebenarnya kita berada dalam kondisi sehat, namun “sensasi sakit” itu bisa membuat kita makin cemas dan galau apakah harus memeriksakan diri ke dokter.

Baca: 7 Kebiasaan Ini Diyakini Dapat Membantu Cegah Penularan Covid-19

Fenomena tersebut sebenarnya adalah hal yang normal.

Berita Rekomendasi

Menurut penjelasan psikiater dr.Andri, hal itu disebut dengan reaksi psikosomatis tubuh.

“Keitka kita membaca berita atau cerita tentang gejala virus corona, tiba-tiba kita merasa tenggorokan kita agak gatal, nyeri, dan merasa sedikit meriang, walau suhu tubuh normal. Itu wajar,” ujarnya melalui akun Twitternya @mbahndi.

Baca: Apakah Mandi Air Panas atau Minum Air Panas Bisa Membunuh Covid-19? Ini Penjelasan Ahli

Ia mengatakan, reaksi psikosomatis itu timbul karena kecemasan yang dipicu oleh berita-berita yang terus menerus terkait virus corona atau Covid-19.

“Amygdala atau pusat rasa cemas, sekaligus memori kita, jadi terlalu aktif bekerja. Akhirnya kadang dia tidak sanggup mengatasi kerja berat itu,” papar dokter dari RS Omni Alam Sutera Tangerang ini.

Amygdala yang bekerja berlebihan ini juga mengaktifkan sistem saraf otonom secara berlebihan. Kita pun akan selalu berada dalam kondisi siaga terus menerus.

“Ketidakseimbangan ini yang membuat gejala psikosomatis muncul sebagai suatu reaksi untuk siap siaga menghadapi ancaman,” paparnya.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas