Puasa Bersihkan Saluran Pencernaan Dari Virus dan Bakteri, Ini Cara Tubuh Bekerja Perbaiki Sel Rusak
Puasa dipercaya sangat bermanfaat untuk kesehatan. Salah satunya saluran pencernaan berproses bersihkan virus dan bakteri di dalam tubuh.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Puasa dipercaya sangat bermanfaat untuk kesehatan. Salah satunya saluran pencernaan berproses bersihkan virus dan bakteri di dalam tubuh.
Salah satu manfaat puasa bagi kesehatan adalah mengistirahatkan saluran pencernaan (usus) beserta enzim dan hormon, yang biasanya bekerja untuk mencerna makanan terus menerus selama kurang lebih 18 jam.
Dengan berpuasa, sebagaimana dikutip dari National Health Service, saluran pencernaan dapat istirahat selama 14 jam.
Saat sistem pencernaan beristirahat itulah, energi tubuh menjadi lebih terarah untuk proses perbaikan sel-sel dan sistem jaringan yang rusak.
Salah satunya adalah mengeluarkan toksin atau racun tubuh, sehingga mencegah toksemia (keracunan dalam darah).
Toksemia adalah kondisi yang terjadi ketika toksin atau racun menumpuk di dalam tubuh, termasuk bakteri dan virus. Lantas, bagaimana cara puasa mengeluarkan racun tubuh?
Gambarannya, sel-sel tubuh kita memperoleh makanan dari darah, sedangkan darah memperolehnya dari usus. Usus menyerap makanan dari setiap zat yang kita konsumsi.
Baca: Ibadah Ramadan di Tengah Pandemi Corona, Menag: Buka Puasa dan Tarawih di Rumah
Baca: Alami Pelecehan Seksual, Soraya Larasari Ingatkan Lebih Hati-hati Bila Berolahraga di Luar Rumah
Baca: Jadi ODP Corona, Mengapa Vokalis Lyla Nekat Pulang Kampung Saat Pandemi Covid?
Jika ada racun dalam saluran usus, racun akan terserap dan ikut beredar bersama darah ke setiap sel-sel tubuh. Proses detoksifikasi tersebut terjadi pada usus besar, hati, ginjal, paru, kelenjar getah bening, serta kulit.
Racun bisa berasal dari dalam (endogenus) atau dari luar (eksogenus). Racun endogenus adalah racun yang berasal dari sisa metabolisme, radikal bebas, produksi hormon berlebihan akibat stres, gangguan fungsi hormon, dan bakteri penyakit yang sudah ada di dalam tubuh.
Sementara racun eksogenus adalah polutan, obat-obatan, hormon pada ternak, produk susu, makanan yang diproses, lemak trans, dan mikroba.
Puasa yang dilakukan di bulan Ramadan bisa dibilang merupakan cara mudah dan aman berdetoks.
Saat berpuasa, secara alami usus akan membersihkan diri. Di saat yang sama, organ tubuh lainnya seperti hati dan lambung juga akan beristirahat.
Hati menjadi tempat menyaring segala sesuatu yang dikonsumsi maupun dihirup manusia, termasuk yang diserap dari permukaan kulit.
Saat berpuasa, hati diberi kesempatan sekian jam untuk beristirahat, sementara lambung merupakan keranjang makanan yang tidak protes meski yang masuk adalah makanan tidak sehat.
Alhasil, sistem pencernaan pun menjadi lebih bersih dan mendorong penguatan fungsi enzim dan hormon terkait, guna mendukung upaya menjaga metabolisme tubuh tetap pada kondisi terbaiknya.
Namun, tetaplah ingat untuk mengonsumsi makanan sehat dan bergizi secara cukup di saat sahur dan buka puasa, agar manfaat baik yang didapat oleh tubuh kian maksimal.
Dengan pilihan makanan yang tepat saat sahur dan buka, sel-sel tubuh tak akan kekurangan energi selama 14 jam puasa. Metabolisme tubuh pun tak akan terganggu. (*)
Artikel telah dipublikasikan GridHEALTH.id dengan judul Puasa Ramadan, Kesempatan Bersihkan Saluran Pencernaan Dari Virus dan Bakteri