Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Memar dan Ruam yang Mengeras pada Kaki Bisa Jadi Gejala Virus Corona

Memar dan ruam yang mengeras pada kaki bisa menjadi gejala virus Corona. Berikut penjelasannya.

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in Memar dan Ruam yang Mengeras pada Kaki Bisa Jadi Gejala Virus Corona
Spanish General Council of Official Podiatrist
Memar dan ruam yang mengeras pada kaki bisa menjadi gejala virus Corona. 

TRIBUNNEWS.COM - Memar keunguan yang tampak seperti cacar air, campak, atau chilblain pada jari kaki bisa menjadi gejala virus Corona, menurut dokter Spanyol dan Italia.

Pernyataan itu didasarkan pada pasien dengan luka memar, terutama pada anak-anak dan remaja di Spanyol, Italia, dan Prancis.

Pasien dengan kondisi tersebut dinyakan positif Covid-19.

Dilansir Metro, kasus awal terjadi pada seorang bocah laki-laki berusia 13 tahun di Italia.

Baca: Sakit Kepala & Pusing Disebut Gejala Baru Terinfeksi Virus Corona, Ini Penjelasan Ahli dari Wuhan

Baca: Virus Corona Pada Orang Tanpa Gejala Dapat Teridentifikasi Melalui Uji Swab

Dia mengalami luka pada kulit kaki.

Luka tersebut mengeras hingga meletus.

Awalnya, itu dianggap berasal dari gigitan laba-laba.

Gejala luka memar dan ruam yang mengeras pada kaki sering ditemukan pada pasien Corona yang lebih muda.
Gejala luka memar dan ruam yang mengeras pada kaki sering ditemukan pada pasien Corona yang lebih muda. (Spanish General Council of Official Podiatrist)
BERITA TERKAIT

Dua hari kemudian, sang bocah mengalami demam, nyeri otot, sakit kepala, gatal-gatal hebat, dan rasa terbakar pada lesi kaki.

Ia pun dilarikan ke rumah sakit pada 8 Maret 2020 lalu.

Karena wabah Corona sedang menyelimuti Italia, bocah tersebut tidak menjalani tes virus Corona.

Namun, pada 29 Maret 2020, lima minggu setelah kasus pertama Covid-19 di Italia, laporan resmi pertama tentang lesi pada anak-anak sebagai gejala Covid-19 pun muncul.

Kini, satu dari lima pasien di rumah sakit Italia menunjukkan kondisi dermatologis yang aneh.

Seorang ahli dermatologi anak di Bari, Mazzotta Troccoli, mengatakan, gejala tersebut sudah menjadi hal yang umum di Italia.

"Jika pengamatan lebih lanjut dari data laboratorium mengkonfirmasi bahwa ada gejala baru Covid-19, tanda dermatologis ini dapat berguna untuk mengidentifikasi anak-anak dan remaja," tulis Troccoli dalam sebuah pernyataan.

Baca: Update Corona Dunia 15 April 2020: Daftar 40 Negara dengan Kasus Terbanyak, Indonesia Urutan 37

Kemungkinan gejala baru Corona berupa memar dan ruam pada jari kaki.
Kemungkinan gejala baru Corona berupa memar dan ruam pada jari kaki. (Spanish General Council of Official Podiatrist)

Umumnya, virus Corona mempengaruhi fungsi paru-paru.

Kemudian, batuk muncul terus-menerus.

Penderita pun mengalami masalah pernapasan dan demam tinggi.

Selain itu, ada juga laporan terkait diare terus-menerus, nyeri testis, hingga hilangnya fungsi indra perasa dan pembau sebagai gejala Covid-19.

Oleh karena itu, Dewan Umum Resmi Sekolah Tinggi Podiatris Spanyol masih menyelidiki kemungkinan gejala baru dari lesi kaki ini.

Dewan telah membuka database kemungkinan kasus Covid-19.

Mereka menyelidiki kasus pasien yang mengalami luka dan memar pada kaki.

"Banyak kasus sedang diamati di berbagai negara, seperti Italia, Prancis, dan Spanyol," Dewan menyatakan, yang memiliki 7.500 anggota.

"Ini adalah temuan yang aneh bagi dokter kulit dan ahli penyakit kaki. Gejala yang sama semakin banyak terdeteksi pada pasien Covid-19, terutama anak-anak dan remaja, meskipun beberapa kasus juga telah terdeteksi pada orang dewasa," jelasnya.

Dewan menjelaskan, kemungkinan gejala baru ini adalah lesi berwarna keunguan seperti memar.

Biasanya, luka muncul di sekitar jari kaki dan sembuh tanpa meninggalkan bekas pada kulit.

Lesi berwarna ungu dan gejala seperti cacar air ditemukan di sejumlah kasus.
Lesi berwarna ungu dan gejala seperti cacar air ditemukan di sejumlah kasus. (Spanish General Council of Official Podiatrist)

Dewan Podiatris pun mendesak perguruan tinggi dan jajarannya untuk sangat waspada dengan gejala dan membantu menghindari penularan.

"Dewan ingin menyampaikan pesan kepada para orang tua dan orang-orang, karena sifat lesi ini tampaknya jinak. Mereka harus memantau gejala Covid-19 lainnya, seperti batuk, demam, dan gangguan pernapasan," Dewan menerangkan.

Tak hanya itu, Dewan juga memperingatkan kepada siapa pun yang memiliki luka pada kaki untuk wajib mengisolasi diri, jika ada perkembangan gejala Corona selanjutnya.

Orang tua dianjurkan untuk mengisolasi anak mereka yang memiliki gejala dan mengontrol suhu tubuh anak secara berkala.

Baca: Studi ICMR: Virus Corona BtCoV Ditemukan pada 2 Spesies Kelelawar India

Meskipun lesi bersifat jinak, perlu bertindak hati-hati karena lesi memungkinkan untuk menjadi pembawa Covid-19.

"Untuk menghindari penularan, tidak dianjurkan untuk pergi ke pusat perawatan primer dan rumah sakit hanya karena adanya lesi pada kulit," Dewan memperingatkan.

Pernyataan Dr Randy Jacobs, asisten profesor klinis dermatologi di University of California, mendukung kemungkinan gejala baru Corona berupa luka memar pada kaki.

Dalam pernyataannya pada The Hospitalist, gejala Covid-19 dapat berupa penyumbatan pembuluh darah kecil atau pembekuan darah.

"Banyak yang bertanya-tanya apakah gejala Covid-19 berupa perubahan tertentu pada kulit. Jawabannya, iya," ujar Jacobs.

(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas