Apa Itu Herd Immunity? Apakah Benar Ini Cara Menekan Penularan Virus? Simak Penjelasan Berikut
Herd Immunity dianggap menjadi salah satu cara menekan kasus virus corona, lalu sebenarnya apa itu Herd Immunity? Simak penjelasan berikut ini.
Penulis: Oktaviani Wahyu Widayanti
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Herd Immunity mengundang kontroversi, karena pengaruh yang ditimbulkan.
Dikutip dari kemkes.go.id, herd immunity ini adalah istilah latin dari kekebalan kelompok atau komunitas.
Herd immunity ini dianggap menjadi salah satu cara menekan kasus virus corona yang sedang merebak di dunia.
Herd immunity merupakan situasi dan kondisi dimana sebagian besar masyarakat terlindungi atau kebal terhadap penyakit tertentu.
Kondisi ini menimbulkan dampak tidak langsung (indirect effect), yaitu membuat masyarakat lain turut terlindungi.
Jadi, apabila kelompok yang rentan seperti bayi dan balita terlindungi melalui imunisasi atau vaksin, maka penularan penyakit di masyarakat pun akan terkendali.
Sehingga kelompok usia yang lebih dewasa pun ikut terlindungi karena transmisi penyakit menjadi rendah.
Baca: Sempat Terpapar Virus Corona, Akankah Wander Luiz Tetap Moncer di Persib? Tak Ada Jaminan!
Baca: Lawan Virus Corona, Ganjar Pranowo Ajak Masyarakat Jogo Tonggo, Apa Maksudnya?
Kondisi tersebut hanya akan berhasil jika cakupan imunisasi dapat terlaksana secara merata di kalangan masyarakat.
Dilansir dari nationalgeographic.com, strategi herd immunity ini sempat menjadi rencana medis untuk menekan korban virus corona.
Herd immunity ini dianggap dapat membantu mengurangi menambah kekebalan imunitas pada populasi masyarakat.
Dengan herd immuniity ini diharapkan efek dari penyakit menular akibat virus dapat berkurang, seperti pada kasus penyakit campak.
Dilansir dari gavi.org, penyakit tersebut menginfeksi 18 orang dan 95% orang lainnya kebal terhadap penyakit ini karena memiliki herd immunity.
Penelitian sejauh ini menunjukkan bahwa coronavirus memiliki tingkat infeksi yang lebih rendah daripada campak.
Baca: Eks Kapolda Bengkulu Positif Virus Corona, Mabes Polri: Tak Ada Kontak Langsung di Acara Sertijab
Baca: Angka Kasus Positif Virus Corona di 34 Provinsi di Indonesia Hari Ini
Begitu juga dengan Covid-19, rata-rata setiap orang terinfeksi menularkan kepada dua atau tiga orang baru, dan akan menghasilkan herd immunity sebesar 60% kepada populasi dan akan menjadikan masyrakat kebal terhadap Covid-19.
Virus ini menyamarkan diri ketika bekerja menginfeksi inang dan akan menembus sel inang.
Setelah itu mereka akan memberi awalan terhadap respons imun tubuh pada seseorang.
Dilansir dari laman resmi WHO, seperti yang sudah kita ketahui virus corona akan menular apabila penderita berhubungan langsung dengan orang lain yang daya tubuhnya lemah.
Maka dengan Herd Immunity, diaharapkan sebuah sel mengenali tanda-tanda patogen tertentu, setelah tubuh akan mengeluarkan sinyal alarm ke sistem kekebalan tubuh.
Kemudian harapannya wabah ini akan hilang dengan sendirinya karena virus akan sulit menemukan host atau inang.
Itu sebabnya pengalaman pertama seseorang dengan penyakit menular bisa sangat buruk, dan sangat berbeda dengan kasus infeksi kedua atau setelahnya, karena sistem kekebalan sebelumnya belum mengenali infeksi virus tersebut.
Namun kepala penasehat ilmiah pemerintah Inggris, Patric Vallance menyatakan bahwa strategi herd immunity ini akan menimbulkan efek yang cukup berbahaya.
Resiko yang ditimbulkan mungkin cukup tinggi, dan bisa jadi malah membuat korban semakin banyak.
Karena kekebalan komunitas atau herd immunity alami ini dapat dilakukan apabila didukung dengan adanya vaksinasi dan pembatasan maksimal.
Dilansir dari apic.org, vaksin ini bertujuan untuk mencegah banyak penyakit berbahaya dan mematikan menulari orang lainnya.
Populasi juga harus melakukan mitigasi dan pencegahan untuk memutus mata rantai penularan virus.
Sedangkan hingga saat ini vaksin untuk virus covid-19 belum juga ditemukan.
Maka pencegahan virus ini baru dapat dilakukan dengan cara lain seperti mencuci tangan dengan bersih sesering mungkin, pembatasan fisik, isolasi hingga karantina mandiri.
(Tribunnews.com/Oktaviani Wahyu Widayanti)