Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Menakar Kandungan Gizi Lontong, Nasi dan Ketupat, Mana yang Lebih Sehat?

Selain nasi, umumnya ketupat dan lontong jadi makanan utama Lebaran yang dihadirkan bersama opor ayam rendang, semur, atau sambel ati kentang.

Editor: Willem Jonata
zoom-in Menakar Kandungan Gizi Lontong, Nasi dan Ketupat, Mana yang Lebih Sehat?
ganaislamika.com
Ketupat lengkap dengan opor ayam dan lauk pauk, salah satu tradisi masyarakat Indonesia dalam merayakan Hari Raya Idul Fitri. 

1. Kandungan gizi ketupat

Ilustrasi ketupat sayur enak di Jakarta.
Ilustrasi ketupat sayur enak di Jakarta. (Instagram/@bursapoker)

Pada ketupat dengan berat 160 gram, tercatat hanya mengandung kalori sebanyak 32 kkal.

Pada 160 gram ketupat juga mengandung protein 2,24 gram, lemak 0,112 gram, dan karbohidrat 43,2 gram.

2. Kandungan gizi lontong

Tidak jauh berbeda dengan ketupat, pada lontong dengan berat 200 gram, terhitung hanya mengandung kalori sebanyak 38 kkal.

Baca: Cara Memangkas Kalori Ayam Goreng Agar Lebih Sehat

Pada 200 gram lontong, juga mengandung protein 5,44 gram, lemak 1,64 gram, dan karbohidrat 62,12 gram.

3. Kandungan gizi nasi

Ilustrasi Nasi Putih
Ilustrasi Nasi Putih (Pressure Cook Recipes)
Berita Rekomendasi

Sementara itu, pada nasi putih seberat 100 gram, kandungan kalorinya tercacat mencapai 175 kkal.

Pada 100 gram nasi, juga mengandung protein 3 gram, lemak 0,3 gram, dan karbohidrat 39,8 gram.

Jadi, mana yang lebih sehat?

Baik nasi, ketupat, maupun lontong sebenarnya sama-sama bermanfaat untuk pasokan energi tubuh dan boleh-boleh saja dikonsumsi sebagai makanan pokok saat menyambut Lebaran.

Namun, jika dilihat dari kandungan kalorinya, konsumsi ketupat dan lontong cenderung lebih sehat dibandingkan nasi putih, terlebih bagi mereka yang tengah berupaya menjaga berat badan.

Meski demikian, konsumsi ketupat dan lontong ini juga tak boleh dilakukan sembarangan.

Mengonsumsi ketupat dan lontong secara berlebihan sama juga membuat tubuh memperoleh asupan kalori dalam jumlah banyak.

Padahal, seperti diketahui, mengonsumsi makanan berkalori secara berlebihan dapat membuat seseorang berisiko terkena penyakit obesitas hingga memicu datangnya stroke, penyakit jantung, dan kanker.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas