Gejala Flu Babi atau Virus G4 EA H1N1 yang Disebut Para Ilmuwan Berpotensi Menjadi Pandemi
Gejala Flu Babi atau Virus G4 EA H1N1 yang Dikabarkan Berpotensi Menjadi Pandemi mirip influenza musiman biasa, Berikut Ciri-cirinya
Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Baru-baru ini dunia tengah ramai memperbincangkan swine influenza atau flu babi baru.
Para ilmuwan mengklaim menemukan jenis flu babi baru yang berpotensi menjadi pandemi di China.
Virus yang disebut G4 EA H1N1 ini dibawa oleh babi.
Para ilmuwan mengatakan bahwa virus ini dapat menginfeksi manusia.
Baca: Ahli Epidemiologi Top AS Sebut Virus Baru China Punya Ciri-ciri Flu Babi 2009 dan Flu 1918
Baca: Warga Tapanuli Utara Masih Penasaran Dengan Wujud Makhuk Penghisap Darah yang Mampu Seret Babi 25 Kg
Swine influenza atau flu babi adalah penyakit pernapasan babi yang disebabkan oleh virus influenza tipe A.
Lantas apa saja gejala yang dirasakan seseorang terinveksi Virus G4 EA H1N1?
Dikutip dari CDC.gov, orang yang terinveksi virus ini akan memiliki gejala mirip influenza musiman biasa.
Ada beberapa gelaja umum, yakni:
- demam
- lesu
- kurang nafsu makan
- batuk
Beberapa orang juga melaporkan mengalami:
- pilek
- sakit tenggorokan
- iritasi mata
- mual
- muntah
- diare
Baca: Fakta-fakta Flu Babi: Bisakah Manusia Terinfeksi? Ciri Gejala yang Timbul dan Obatnya
Ciri-ciri Virus Flu Babi Baru-baru
Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional Amerika Serikat, Anthony Fauci pada Selasa (30/6/2020) lalu memaparkan ciri-ciri virus flu babi baru di China.
Menurutnya, jenis flu baru yang dibawa babi itu punya karateristik virus H1N1 2009 dan pandemi flu 1918.
Dikutip dari CNBC, virus baru yang dinamai 'G4 EA H1N1' belum terbukti menginfeksi manusia.
Namun patogen tersebut menunjukkan kemampuan reassortment.
Reassortment merupakan pencampuran bahan genetik suatu spesies ke dalam kombinasi baru pada individu yang berbeda.
Reassortment bertanggung jawab atas beberapa perubahan genetik utama dalam sejarah virus influenza.
Pandemi flu 1957 dan 1968 disebabkan reassortment antara virus unggas dan manusia.
Sedangkan virus H1N1 punya campuran dari genetik flu babi, unggas, dan influenza manusia.
"Dengan kata lain, ketika Anda mendapatkan virus baru yang ternyata merupakan virus pandemi, itu karena mutasi dan atau reassortment atau pertukaran gen," jelas Fauci di depan anggota parlemen.
Flu babi H1N1 dan pandemi flu 1918 dianggap pandemi yang mematikan dan telah menyebar di seluruh dunia.
Sementara itu, flu babi H1N1 pertama kali muncul di Meksiko pada April 2009.
Di sana wabah ini menginfeksi 60,8 juta orang di Amerika Serikat dan 700 juta orang di seluruh dunia.
Diperkirakan ada 151.700 hingga 575.400 orang yang meninggal akibat virus ini di dunia, berdasar data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).
Kini pandemi ini dilihat sebagai salah satu dari berbagai virus flu musiman.
Sementara itu pandemi flu 1918 sering dibandingkan Fauci dengan Covid-19 yang mewabah saat ini.
Virus ini diperkirakan telah menewaskan antara 30 juta hingga 50 juta orang, menurut data CDC.
Sebagai perbandingannya, ada lebih dari 20 juta orang tewas dalam Perang Dunia I.
Lalu baru-baru ini muncul lagi virus baru yang dibawa oleh babi.
Virus jenis baru ini menyebar di peternakan babi di China dan berpotensi menjadi pandemi.
"Kemungkinan Anda mungkin memiliki wabah flu babi tipe lain seperti yang kita alami pada tahun 2009," ujar Fauci.
"Itu adalah sesuatu yang masih dalam tahap pemeriksaan," katanya.
Lebih lanjut, Fauci menghimbau agar tetap tenang namun selalu memperhatikan perkembangannya, sebagaimana saat munculnya H1N1 2009 silam.
(Tribunnews.com/Fajar, Ika Nur Cahyani, Andari Wulan Nugrahani)