Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Mengenal Sindrom Putri Tidur, dari Penyebab Hingga Cara Mengobatinya

Sindrom Putri Tidur merupakan penyakit saraf yang menyebabkan seorang penderitanya bisa tidur dalam jangka waktu yang sangat lama.

Editor: Archieva Prisyta
zoom-in Mengenal Sindrom Putri Tidur, dari Penyebab Hingga Cara Mengobatinya
Chart Attack
Ilustrasi perempuan terkena sindrom putri tidur. 

TRIBUNNEWS.COM - Sindrom Putri Tidur disebut juga dengan Kleine-Levin Syndrom (KLS) dalam istilah medis.

Penyakit ini merupakan kelainan saraf yang langka yang membuat penderitanya tidur dalam waktu yang lama.

Sindrom putri tidur memiliki gejala khas terkait pola tidur penderitanya, yaitu penderitanya bisa tidur dalam jangka waktu yang lama (hipersomnia).

Selama periode tidur berlangsung, penderita dapat tidur hingga lebih dari 20 jam per hari.

Gejala tidur terlalu lama ini dapat terjadi selama beberapa hari atau bahkan beberapa bulan.

Akan tetapi, ketika periode tidur panjang berakhir, penderita sindrom sleeping beauty ini dapat beraktivitas kembali seperti biasanya layaknya orang normal, hingga kemudian terulang lagi periode tidur panjangnya.

Seorang gadis alami sindrom langka 'Putri Tidur'
Seorang gadis alami sindrom langka 'Putri Tidur' (The Sun)

Sindrom putri tidur atau sleeping beauty biasanya menyerang remaja, dan sekitar 70 persen penderitanya adalah kaum pria.

Berita Rekomendasi

Meski begitu, kelainan ini dapat menyerang siapa saja dari segala usia.

Dalam keadaan yang parah, penderita penyakit ini bisa mengalami tanda dan gejala berupa disorientasi, kebingungan, halusinasi, iritabilitas, mengantuk berlebih, dan bersikap apatis saat mereka tiba-tiba terbangun.

Mereka umumnya mengalami kesulitan dalam merawat diri serta menghadiri sekolah, kuliah, atau kerja.

Saat ini, penyebab dari sindrom putri tidur belum diketahui secara pasti.

Namun, kelainan yang timbul akibat kondisi ini menunjukkan terdapatnya kemungkinan kerusakan pada hipotalamus dan thalamus di otak. 

Baca: Hipersomnia

Baca: Hipotalamus

Baca: Talamus

Halaman Selanjutnya ------------->

Sumber: TribunnewsWiki
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas