Penjelasan Dokter Soal Kabar Thermo Gun Bisa Merusak Otak, Bolehkah Dipakai Selain di Dahi?
Thermo gun atau termometer tembak adalah salah satu benda yang cukup populer sejak pandemi virus corona.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM- Thermo gun atau termometer tembak adalah salah satu benda yang cukup populer sejak pandemi virus corona.
Alat pengukur suhu ini banyak digunakan di berbagai pintu masuk ruang publik, seperti pusat perbelanjaan dan perkantoran, guna mengukur suhu tubuh para pengunjung dan skrining awal Covid-19.
Namun, baru-baru ini beredar kabar bahwa alat pengukur suhu berbentuk pistol yang kerap ditembakkan ke dahi ini dapat merusak jaringan otak.
Hal tersebut bermula dari sebuah unggahan video, yang menyebutkan bahwa radiasi laser yang berasal dari thermo gun dapat menjadi penyebab kerusakan otak. Benarkah demikian?
Menurut Medical Editor SehatQ, dr. Karlina Lestari, informasi yang mengatakan thermo gun dapat merusak jaringan otak akibat radiasi laser yang dipancarkan adalah tidak benar alias hoax.
“Informasi tersebut tidak benar ya, karena thermo gun tidak punya radiasi seperti halnya handphone. Cara kerja thermo gun adalah memantulkan gelombang inframerah dari tubuh,” ujar dr Karlina Lestari.
Dokter Karlina juga menambahkan bahwa penggunaan thermo gun di dahi sudah lulus uji keamanan sehingga penggunaannya tidak perlu dikhawatirkan.
“Penggunaan thermo gun di dahi dapat dikatakan akurat karena hasilnya sangat mendekati derajat suhu tubuh yang sebenarnya. Jika ada selisih hanya sekitar 0.3 derajat,” tambahnya.
Baca: Jangan Salah Pakai, Thermo Gun Ada Dua Jenis, untuk Klinis dan Industri, Ini Perbedaannya
Baca: Direktur RS PTN UNUD Angkat Bicara Terkait Pernyataan Ichsanuddin Noorsy Thermo Gun Bisa Rusak Otak
Dengan demikian, kita tidak perlu mengkhawatirkan informasi yang mengatakan termometer tembak bisa menjadi penyebab kerusakan otak, ya.
Sebenarnya, bagaimana cara kerja termometer tembak?
Mengutip dari laman resmi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Departemen Fisika Kedokteran/Klaster Medical Technology IMERI mengungkapkan bahwa thermo gun adalah salah satu jenis termometer inframerah yang bekerja dengan menerima pancaran inframerah dari benda, bukan memancarkan radiasi, apalagi laser.
Ketika sinar inframerah ditembakkan ke daerah objek, dalam hal ini adalah dahi manusia, sinar tersebut akan mengumpulkan energi yang ada pada objek.
Energi radiasi dari permukaan tubuh ditangkap kemudian diubah menjadi energi listrik dan ditampilkan dalam angka digital temperatur derajat Celsius yang ditampilkan pada layar belakang thermo gun.
Bolehkah menggunakan thermo gun tidak di dahi?
Menurut dokter Karlina, thermo gun tidak dianjurkan digunakan di daerah selain di dahi.
Hal ini karena hasil deteksi suhu tubuh menjadi tidak akan efektif dan tidak akurat.
Maka, apabila ada yang menggunakan thermo gun tidak di dahi, misalnya di tangan, baik punggung tangan atau telapak tangan, hasil deteksi suhu tubuhnya tentu akan meleset.
Namun, hal yang perlu diperhatikan adalah akurasi pengukuran temperatur bergantung pada jarak dan sudut alat thermo gun terhadap objek yang diukur.
Maka dari itu, jangan heran jika hasil pengukuran suhu tubuh dapat berubah-ubah.
Apakah penggunaan thermo gun benar-benar efektif untuk mengukur suhu tubuh?
Dokter Karlina menyampaikan bahwa pengukuran suhu tubuh yang benar-benar efektif bisa dilakukan di mulut, ketiak, anus, dan dahi.
Mengingat pengecekan suhu selama pandemi Covid-19 dilakukan di tempat umum maka tidak mungkin menggunakan termometer digital dengan bergantian sebagai cara mengukur suhu tubuh banyak orang.
Oleh karena itu, penggunaan thermo gun sudah cukup efektif dan akurat dalam mengukur suhu tubuh banyak orang di tempat publik.
Termometer inframerah yang tersedia di pasaran umumnya untuk mendeteksi temperatur gendang telinga (termometer telinga) atau temperatur dahi (termometer dahi).
Alih-alih termometer konvensional yang menggunakan medium cairan, termometer inframerah dapat mendeteksi suhu tubuh dengan hanya mengarahkannya ke objek yang bersangkutan.
Pemindaian suhu dengan termometer tembak juga lebih cepat dibandingkan termometer konvensional. Sebab, termometer inframerah dapat mendeteksi suhu hanya dalam hitungan detik.
Selain itu, termometer dahi lebih cocok untuk skrining awal demam sebagai gejala coronavirus. Pasalnya, hanya perlu “ditembak” ke arah dahi tanpa perlu kontak atau bersentuhan langsung dengan kulit seseorang.
Termometer dahi mendeteksi temperatur arteri temporal pada dahi untuk mengestimasi suhu tubuh seseorang.
“Karena pengecekan suhu selama pandemi Covid-19 ini dilakukan di tempat umum, di mana jumlah orang yang diukur suhunya banyak sehingga dibutuhkan waktu pengecekan yang cepat. Nah, penggunaan thermo gun di dahi sudah cukup akurat untuk pengecekan suhu tubuh tanpa perlu melibatkan kontak langsung dengan orang lain,” terang dr. Karlina.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benarkah Thermo Gun yang Diarahkan ke Dahi Bisa Merusak Otak?",