Hanya 19,2 Persen Puskesmas yang Buka Layanan Posyandu Selama Pandemi Covdi-19, Ini Imbauan IDI
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan sejumlah organisasi lain menyerukan imbauan untuk pemenuhan hak kesehatan ibu dan anak selama pandemi Covid-19.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan sejumlah organisasi lain menyerukan imbauan untuk pemenuhan hak kesehatan ibu dan anak selama pandemi Covid-19.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI baru-baru ini menunjukkan, adanya penurunan kunjungan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak di masa pandemi COVID-19.
Pandemi juga menyebabkan tutupnya sebagian besar posyandu, di mana hanya 19,2 persen puskesmas yang tetap melaksanakan kegiatan posyandu selama pandemi.
"Hal ini menyebabkan tidak optimalnya pemantauan perkembangan dan pertumbuhan bayi dan balita dan intervensi kesehatan ibu dan anak lainnya," seperti tertulis dalam rilis IDI yang dikutip Tribunnews.com, Minggu (6/9/2020).
Kemudian pada layanan imunisasi, survei cepat Kemenkes bersama Unicef menemukan lebih dari separuh fasilitas kesehatan di Indonesia melaporkan layanan imunisasi tidak berjalan secara baik akibat Covid-19.
Baca: Penipuan Massal di Bekasi, Pelaku Incar Ibu-ibu di Posyandu, Korban Tertipu Hingga Rp 70 Juta
Baca: Sempat Buat Masyarakat Bernafas Lega, Juru Bicara Sebut Vaksin Covid-19 Bukan Untuk Imunisasi
Sebagai layanan pada 1000 Hari Pertama Kehidupan, menurunnya kunjungan layanan kesehatan ibu dan anak akan menjadi hambatan dalam pencapaian target pemerintah untuk menurunkan stunting yaitu pada angka 14 persen pada 2024.
Sementara dalam jangka panjang, hal tersebut dapat mengakibatkan hilangnya generasi produktif di masa mendatang.
Menyikapi kondisi itu, Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (PP IAKMI), Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) dan Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak Indonesia (GKIA) menyerukan sejumlah imbauan :
Pertama, mengimbau semua pihak untuk berpartisipasi dan memberikan dukungan dalam pemenuhan akses terhadap layanan kesehatan ibu dan anak selama pandemi Covid-19.
Kedua, mengajak masyarakat untuk tetap mengakses layanan kesehatan ibu dan anak seperti pemeriksaan kehamilan, bersalin di fasilitas kesehatan, imunisasi, dan kunjungan posyandu dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak aman, dan mencuci tangan;
Ketiga, mengimbau fasilitas pelayanan kesehatan menjalankan pelayanan dan program kesehatan masyarakat dengan lebih menerapkan dan mematuhi protokol pencegahan dan pengendalian infeksi. Untuk Posyandu diminta tetap memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak di masyarakat dengan menerapkan protokol kesehatan seperti:
(1) Menerapkan prinsip jaga jarak minimal 1 meter;
(2) Pemberlakuan ketat sistem triase yang memastikan sasaran imunisasi dan orang tua pengantar dalam keadaan sehat dan mengimbau agar bagi yang sakit untuk menunda waktu kunjungan ke Posyandu;
(3) Mengatur jam kedatangan sehingga tidak terjadi penumpukan orang dalam waktu yang bersamaan;
(4) Orangtua atau keluarga dan anak selalu diingatkan untuk menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat dengan cuci tangan pakai sabun (CTPS) dan memakai masker di luar rumah.
Keempat, meminta pemerintah untuk memperluas program kesehatan masyarakat khususnya kampanye kesehatan ibu dan anak di masyarakat, termasuk mengingatkan bahwa Agustus adalah bulan penimbangan balita dan pemberian vitamin A, serta mensosialisasikan panduan terkait layanan kesehatan ibu dan anak selama pandemi kepada tenaga kesehatan dan pengelola fasilitas kesehatan.