Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Olahraga Aman di Masa Pandemi

Brolahraga akan meningkatkan imunitas tubuh yang penting untuk mencegah penularan Covid-19

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Olahraga Aman di Masa Pandemi
Tribunnews/JEPRIMA
Warga saat bersepeda di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (11/10/2020). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi setelah angka kasus positif dan aktif pandemi mengalami pelambatan kenaikan dalam sepekan terakhir. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  - Berolahraga di masa pandemi sangat disarankan.

Sebab, berolahraga dapat meningkatkan kebugaran dan imunitas tubuh yang merupakan modal untuk mencegah Covid-19.

Sayangnya, berolahraga di masa pandemi juga tidak luput dari risiko cedera.

Lalu bagaimanakah cara berolahraga dengan aman di masa pandemi?

Dokter spesialis orthopedi RSU Syubbanul Wathon dr Trimanto Wibowo MBiomed SpOT mengatakan olahraga sangat penting dilakukan di masa pandemi.

Sebab, berolahraga akan meningkatkan imunitas tubuh yang penting untuk mencegah penularan Covid-19.

Namun, selama pandemi ini seluruh aktivitas disarankan untuk dijalankan di rumah saja, tak terkecuali berolahraga.

Baca juga: Zainudin Amali, Refleksi Dan Resolusi Prestasi Olah Raga Indonesia

Berita Rekomendasi

Biasanya olahraga yang disarankan adalah yang memiliki intensitas rendah sampai dengan sedang.

Tapi, walau hanya dilakukan di rumah, risiko cedera karena berolahraga tetap bisa saja terjadi.

“Biasanya, cedera yang mungkin terjadi saat berolahraga di rumah adalah pada bagian bahu, siku, pergelangan tangan, pangkal paha, lutut, dan pergelangan kaki,” ungkapnya saat webinar Siloam Hospitals Groups dengan tema 'Berolahraga Dengan Aman di Masa Pandemi', Sabtu (24/10/2020).

Menurut dr Trimanto, untuk mencegah terjadinya cedera olahraga bisa dilakukan secara primer maupun tersier.

Untuk premier sebelum berolahraga sebaiknya memperhatikan kondisi tubuh. Misalnya tubuh harus sehat, tidak demam, pusing, rasa yeri otot atau keluhan lainnya.

Sedangkan pencegahan tersier adalah cukup melakukan pemanasan dan pendingin yang baik pada sebelum dan sesudah berolahraga.

“Kedua hal ini tidak bisa diabaikan untuk mencegah terjadinya cedera saat melakukan olahraga di rumah saja,” papar dr Trimanto.

Apabila cedera berolahraga tidak bisa dihindari dan terjadi di rumah, maka sebaiknya melakukan penanganan pertama untuk mencegah terjadinya keparahan.

Baca juga: Bagi Wanita yang Belum Menikah, Jangan Pernah Sepelekan Nyeri Tak Tertahankan di Dada Seperti Ini

Pertama, istrirahatkan bagian tubuh yang terkena cedera.

Kedua, memberikan es di lokasi yang terkena cedera selama kira kira 20 menit.

Ketiga, pemberian penekanan kepada jaringan yang mengalami cedera.

Keempat tinggikan area yang terkena cedera melampaui jantung.

Jika metode pertolongan atau penanganan pertama ini dilakukan dalam 2-3 hari, cedera pun akan lebih cepat terobati.

“Namun apabila cederanya mengkhawatirkan sebaiknya mendapatkan penanganan yang tepat pada cedera yang lebih lanjut,” tegasnya. 

Sementara itu, dokter spesialis orthopedi RS Siloam Semarang dr Irissandya Dyah Atisuksma SpOT mengatakan pada lansia olahraga juga sangat dibutuhkan untuk menjaga kesehatan agar selalu bugar dan menyehatkan tubuh.

Sama seperti orang muda, sebelum berolahraga lansia harus memperhatikan beberapa hal, yaitu tidak sedang pusing atau sakit kepala, tidak sesak, tidak demam, dan tekanan darah baik, dan tidak sedang nyeri sendi berat serta tidak nyeri punggung berat.

Berolahraga pada lansia akan memberikan manfaat menurunkan risiko jatuh, obesitas, stress dan osteoporosis.

“Serta meningkatkan imunitas, masa otot, dan kehidupan sosial,” tambahnya.

Dr Iris menyebutkan ada beberapa tips cara berolahraga yang aman untuk usia lanjut, yaitu kenali kondisi tubuh saat ini, jangan berolahraga malam hari karena malah akan mengganggu kualitas tidur.

Untuk itu, apabila hanya sempat berolahraga pada malam hari, sebaiknya diberikan jeda dua jam sebelum tidur.

Baca juga: Asyik Olahraga, Nagita Slavina Kenakan Baju Branded Asal Australia Seharga Rp 720 Ribu

Sebaiknya, lansia juga konsisten berolahraga secara rutin, hindari berolahraga kompetisi, kenakan pakaian yang tepat, dan membawa air minum.

Sedangkan olahraga yang aman untuk lansia adalah berjalan kaki, jogging, berenang, bersepeda, dan golf.

“Bagi lansia yang harus diwaspadai saat berolahraga adalah apabila terjadi keluhan atau mengalami nyeri sendi lutut, osteoarthritis, nyeri punggung, Hernia Nucleus Pulposus, nyeri menjalar ke kaki,” tutupnya.

Sebagai penutup dr. Melky Fredianto Sp.OT (K) spesialis orthopedi RS Siloam Yogyakarta
mengatakan baik orang muda dan lansia harus selalu waspada cedera lutut saat berolahraga.

Lutut adalah sendi yang kompleks dengan lebih dari satu struktur yang menyebabkan lutut sangat rentan cedera. "Menurutnya waspada beberapa gejala berikut terasa nyeri, bengkak, sensasi terkunci, ketidakstabilan lutut (goyang dan lemas).

Jika terjadi hal demikian segera konsultasikan dengan dokter jika perlu lakukan pemeriksaan lebih lanjut melalui Xray bahkan MRI.

Pengobatan lain bisa dilakukan operasi bedah menjadi pilihan dilanjutkan dengan tahapan rehabilitasi dengan fisioterapy terbukti baik mengembalikan kondisi lutut hampir seperti sedia kala.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas