Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Penjelasan Medis Tentang Ruam Kulit pada Pasien Covid-19 Seperti yang Dialami Dewi Perssik

Pedangsut Dewi Perssik mengaku sempat terinfeksi covid-19. Gejala yang dialaminyanya adalah ruam kulit.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Penjelasan Medis Tentang Ruam Kulit pada Pasien Covid-19 Seperti yang Dialami Dewi Perssik
kolase/dok Tribunnews.com/instagram
Mengaku terpapar Covid-19, Dewi Perssik bersyukur kini telah sembuh, sebelumnya Deepe mengalami gejala langka yakni kulit kemerahan. 

TRIBUNNEWS.COM - Pedangsut Dewi Perssik mengaku sempat terinfeksi covid-19. Gejala yang dialaminyanya adalah ruam kulit.

Penyanyi bernama asli Dewi Murya Agung ini telah dinyatakan sembuh dari Covid-19. Hasil dua kali swabnya menunjukkan hasil negatif virus corona.

Selama terinfeksi Covid-19, Dewi Perssik mengalami gejala ruam merah pada wajah dan tubuhnya.

Baca juga: Dewi Perssik Positif Covid-19, Rasakan Gejala Langka, Kulit Wajahnya Kemerahan

Baca juga: Mengaku Terpapar Covid-19, Dewi Perssik Bersyukur Bisa Sembuh, Dua Kali Swab Hasilnya Negatif

Mengaku terpapar Covid-19, Dewi Perssik bersyukur kini telah sembuh, sebelumnya Deepe mengalami gejala langka yakni kulit kemerahan.
Mengaku terpapar Covid-19, Dewi Perssik bersyukur kini telah sembuh, sebelumnya Deepe mengalami gejala langka yakni kulit kemerahan. (instagram Dewi Perssik)

Ia membagikan foto yang memperlihatkan kulitnya dipenuhi ruam merah melalui akun Instragram @dewiperssikreal.

Lantas, apakah ruam dialami semua pasien Covid-19? Simak penjelasan medisnya.

Menurut Ahli Patologi Klinis sekaligus Wakil Direktur RS UNS Tonang Dwi Ardyanto, ruam kulit memang dapat dialami pasien dengan Covid-19.

Namun, tidak semua pasien yang terinfeksi virus corona akan mengalami gejala tersebut.

Baca juga: Dewi Perssik Jatuh Sakit, Angga Wijaya Beberkan soal Penyakit yang Diderita Istri

Berita Rekomendasi

"Jarang. Bisa terjadi (ruam kulit), tapi jarang," kata Tonang saat dihubungi Kompas.com, Jumat (25/12/2020).

Klasifikasi gejala klinis pada kulit
Staf Pengajar Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Ismiralda Oke Putranti, menjelaskan ruam yang dialami pasien Covid-19 mirip dengan ruam-ruam lainnya.

"Tapi secara umum dari pemantauan di seluruh dunia, gejala klinis di kulit dikelompokkan dalam enam besar," ujar Oke dikutip dari Kompas.com, Jumat (24/12/2020).

Enam gejala klinis tersebut adalah:

ilustrasi biduran
ilustrasi biduran (mediskus)

Urtikaria (kaligata/biduran).
Ada yang ruam kemerahan di hampir seluruh tubuh seperti pada campak.
Ada yang berupa bintil-bintil kemerahan yang kadang berisi cairan seperti biang keringat.
Ada yang diujung-ujung jarinya menjadi memucat.
Ada juga yang berupa bercak-bercak merah keunguan seperti membentuk anyaman jala.
Berbentuk perdarahan kecil-kecil di bawah kulit.

Oke menambahkan, biasanya sebelum muncul ruam, sering kali didahului beberapa gejala lain, seperti demam, batuk atau pilek, bahkan anosmia (kehilangan penciuman dan perasa).

Dia mengatakan seseorang harus waspada jika mengalami ruam dengan didahului gejala-gejala tersebut.

Terlebih, jika tinggal atau berasal dari daerah yang tinggi prevalensi virus coronanya.

"Atau riwayat perjalanan dari sana (daerah tinggi prevalensi Covid-19) atau ada sanak saudara yang baru datang dari daerah zona merah," ujar dokter di RSUD Prof dr Margono Soekardjo tersebut.

Apa yang perlu diketahui dan dilakukan jika alami ruam?
Oke menyarankan jika seseorang mengalami ruam dapat segera ke dokter.

"Informasikan sedetail mungkin mengenai riwayat perkembangan penyakitnya, juga seandainya ada faktor risiko tertular seperti yang susah saya sampaikan tadi juga harus diceritakan" tuturnya.

Oke menegaskan, masyarakat tak perlu merasa takut, atau bahkan menutup-nutupi karena justru akan menyulitkan banyak orang.

Warga menjalani swab test di Genomik Solidaritas Indonesia Laboratorium (GSI Lab), Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (3/11/2020). Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menetapkan batas harga tertinggi swab test mandiri dengan metode real-time polymerase chain reaction (RT PCR) yaitu sebesar Rp 900 ribu. Tribunnews/Irwan Rismawan
Warga menjalani swab test di Genomik Solidaritas Indonesia Laboratorium (GSI Lab), Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (3/11/2020). Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menetapkan batas harga tertinggi swab test mandiri dengan metode real-time polymerase chain reaction (RT PCR) yaitu sebesar Rp 900 ribu. Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)

"Baik keluarga yang berisiko tertular maupun tenaga kesehatan yang menangani," paparnya.

Oke menyampaikan, jika terindikasi Covid-19, akan dilakukan tes swab PCR untuk memastikan.

"Jika bukan ya kemungkinan akibat infeksi virus yang lain," kata dia.

Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ruam muncul akibat infeksi virus yang lain, lanjut Oke, seseorang tetap harus beristirahat dengan baik, makan yang bergizi, minum air yang cukup, serta jika diperlukan dapat mengonsumsi vitamin.

Menurut Oke, gejala ruam yang dialami pasien Covid-19, akan hilang sendiri jika telah sembuh dari infeksi.

"Infeksi akibat virus secara umum akan sembuh sendiri termasuk Covid-19. Tidak ada perawatan khusus kecuali bila ada luka terbuka," ungkap Oke.

"Cukup dengan tetap mejaga kebersihan kulit dan menggunakan pelembab," lanjutnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dialami Dewi Perssik, Apa yang Perlu Diketahui soal Ruam Kulit pada Pasien Covid-19?"
Penulis : Mela Arnani

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas