Program Vaksinasi Covid-19 Tidak Mudah, IDI Sarankan Ini ke Menteri Kesehatan
Program imunisasi untuk vaksin Covid-19 merupakan program imunisasi ketiga terbesar yang dilakukan di Indonesia.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jelang pelaksanaan vaksinasi Covid-19, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin melakukan kunjungan kerja ke Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) di Jakarta, Senin(11/1).
Ketua Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Pusat IDI dr. Broto Wasisto menyambut komunikasi dan koordinasi Menkes Budi sebelum pelaksanaan program vaksinasi Covid-19.
dr.Broto menjelaskan, program imunisasi untuk vaksin Covid-19 merupakan program imunisasi ketiga terbesar yang dilakukan di Indonesia.
Program imunisasi terbesar pertama yang pernah dilakukan oleh Indonesia adalah pemberantasan penyakit cacar pada tahun 1972.
Baca juga: Vitamin yang Disarankan untuk Pasien Covid-19 Tanpa Gejala dan yang Bergejala Ringan
"Boleh dikatakan pemberantasan cacar merupakan salah satu dari keberhasilan puncak dari Kementerian Kesehatan," jelas Ketua umum PB IDI dr. Daeng M.Faqih, seperti dikutip dari laman resmi kementerian kesehatan, Selasa (12/1/2021).
Kedua adalah vaksinasi penyakit Polio tahun 1995 sampai 1997.
Setiap tahun pada bulan September melakukan kampanye pekan Imunisasi nasional.
Pada saat itu semua anak umur 5 sampai 10 tahun diberikan imunisasi vaksin dengan cara tetes.
"Kita berhasil, 25 juta anak umur 5 sampai 10 tahun divaksin polio dan alhamdulilah penyakit Polio sampai tahun 2000 sudah tidak ada lagi, tapi pada tahun 2005 muncul kembali karena importasi polio dari Afrika," kata dr. Broto.
Menurutnya, program imunisasi Covid-19 sekarang adalah program lebih sulit dari dua program vaksin sebelumnya.
Lantaran, imunisasi akan dilakukan melalui tindakan injeksi vaksin, yang harus dilakukan terhadap populasi, amat besar.
dr. Broto menyarankan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 diutamakan di wilayah dengan penyebaran virus SARS-CoV-2 yang tinggi.
"Nanti di Indonesia yang dikerjakan diutamakan pada epicentrum-epicentrum misalnya Jakarta dan Surabaya yang jadi episentrum penyebaran Covid-19 yang luar biasa," saran dr.Broto.
Tak hanya itu, ia juga menyarankan Menkes Budi agar tetap waspada kalau ada berbagai gerakan anti vaksinasi.
"Saya akan menjaga komunikasi. Dan masukan-masukan dari IDI akan sangat berharga bagi kami," kata Menkes Budi.