Asupan Zat Gizi Penting untuk Menunjang Sistem Imun Berfungsi Secara Optimal
peningkatan aktifitas ini disertai peningkatan metabolisme, yang memerlukan sumber energi dan bahan untuk biosintesa dan molekul pengatur
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hingga kini permasalahan gizi seperti stunting, obesitas, dan kurangnya konsumsi makanan dengan gizi seimbang, selalu masih menjadi tiga permasalahan gizi utama di Indonesia.
Pakar gizi, dr Johanes Chandrawinata SpGk MND mengatakan, mengentaskan permasalahan gizi terlebih di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini menjadi semakin krusial.
Pandemi Covid-19 ini mengharuskan kita untuk menjaga daya tahan tubuh yang optimal dan pada saat yang sama juga menjaga serta memperbaiki kesehatan tubuh agar terhindar dari berbagai penyakit.
"Sistem imun selalu aktif melaksanakan pengawasan, namun aktifitasnya meningkat jika individu terkena infeksi," katanya saat Webinar yang akan dilaksanakan oleh PT Ajinomoto Indonesia dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dalam rangka hari Hari Gizi Nasional 2021 setiap tanggal 25 Januari.
Baca juga: Wacana JK dan Megawati Maju Pilpres 2024, Pengamat : Senior Turun Gunung Karena Tren Mengizinkan
Dikatakannya, peningkatan aktifitas ini disertai peningkatan metabolisme, yang memerlukan sumber energi dan bahan untuk biosintesa dan molekul pengatur.
Sumber energi dan bahan molekul pengatur ini tentunya berasal dari diet.
"Karena itu kecukupan asupan berbagai jenis zat gizi sangat penting untuk menunjang sistem imun berfungsi secara optimal,” ujar pria yang akrab disapa Dr. Jo tersebut.
Menurut dia, melakukan diet rendah garam menjadi salah satu cara untuk mencegah munculnya penyakit degeneratif, dengan mencegah hal tersebut, peluang kita untuk menjaga sistem imun semakin tinggi.
Sudah banyak penelitian tentang penurunan asupan natrium (garam).
Baca juga: Tips Diet untuk Atasi Kulit Berjerawat, Ini Makanan yang Perlu Dikonsumsi dan Wajib Dihindari
Penelitian terbaru tahun 2020 dalam Journal of Food Science juga membuktikan peran MSG dalam menjaga rasa nikmat makanan walaupun kadar natrium nya dikurangi antara 30-60%.
"Dari penelitian tersebut, dapat kita simpulkan bahwa penurunan asupan garam dapat dicapai tanpa harus mengorbankan cita rasa makanan dengan penambahan MSG secukupnya,” lanjutnya.
Menurut Dr. Jo, kampanye Pemerintah Indonesia terkait GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat), dan pembatasan GGL (Gula-Garam-Lemak), tidaklah cukup untuk mengentaskan permasalahan gizi di Indonesia.
Peran serta industri atau pelaku bisnis dibidang makanan juga perlu ditingkatkan dengan membuat produk yang lebih sehat rendah gula, rendah garam, dan rendah lemak.
"Namun tetap bercita-rasa tinggi demi ikut aktif menciptakan masyarakat Indonesia yang lebih sehat. Juga mendidik masyarakat agar bertambah pengetahuannya tentang makan yang lebih sehat menuju tubuh yang lebih sehat pula,” ungkap Dr. Jo
Katarina Larasati, Public Relations Manager PT Ajinomoto mengatakan, webinar dari PT Ajinomoto Indonesia akan hadir kembali pada Februari 2021, yang diperuntukkan bagi kalangan dokter dan mahasiswa/i kedokteran.
"Kami berharap melalui webinar ini dapat mengedukasi para peserta tentang informasi gizi dengan fakta ilmiah, serta berkontribusi dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat," katanya.