Pasien Diabetes Butuh Prosedur Terapi Insulin yang Lebih Sederhana
Meski sudah ada selama 100 tahun lalu, selalu ada tantangan dan kebutuhan pasien yang belum terpenuhi ketika melakukan terapi insulin.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Meski sudah ada selama 100 tahun lalu, selalu ada tantangan dan kebutuhan pasien yang belum terpenuhi ketika melakukan terapi insulin.
Pasien membutuhkan prosedur terapi yang lebih sederhana.
Ketua Perhimpunan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD mengatakan, saat ini 2-in-1 insulin co-formulation merupakan salah satu inovasi yang dapat memenuhi kebutuhan pasien dan dapat membantu jutaan penderita diabetes di Indonesia.
Dikatakannya, diabetes merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia yang kini menjadi salah satu dari sepuluh negara dengan jumlah penderita diabetes tertinggi di dunia pada 2019.
Jumlah penderita diabetes diperkirakan akan semakin meningkat dan perlu adanya intervensi untuk mencegah dan mengelola diabetes.
Baca juga: Mengatur Pola Makan untuk Penderita Diabetes
Ahli kesehatan telah mengembangkan pedoman untuk mencegah dan mengelola penyakit tersebut.
Dalam menangani diabetes, PERKENI telah menetapkan bahwa tingkat HbA1c pasien harus mencapai 7 persen.
"Sayangnya, lebih dari 70 persen pasien diabetes di Indonesia tidak berhasil mencapai target tersebut akibat prosedur yang kompleks," katanya saat webinar belum lama ini.
Disebutkan, pasien yang menjalani terapi insulin biasanya membutuhkan lebih dari satu suntikan insulin setiap harinya untuk menjaga gula darah dengan baik.
Prosedur terapi yang kompleks dapat menurunkan tingkat kepatuhan pasien dan menyebabkan kegagalan dalam menurunkan tingkat HbA1c yang ditargetkan. Untuk mengatasi tantangan tersebut, 2-in-1 insulin co-formulation IDegAsp memberikan prosedur yang lebih sederhana untuk dijalani oleh pasien.
Suastika mengatakan, IDegAsp merupakan 2-in-1 insulin co-formulation pertama dan satu-satunya di dunia yang mengandung insulin degludec basal generasi baru dan insulin aspart dalam satu suntikan.
Inovasi 2-in-1 insulin co-formulation IDegAsp dirancang untuk menyederhanakan terapi insulin sehingga lebih mudah dijalani, hanya dengan satu kali suntikan sehari dan tidak membutuhkan re-suspensi.
Baca juga: Penyandang Diabetes Perlu Dapatkan Vaksinasi Covid-19, Ini Alasannya
Inovasi ini juga aman karena memiliki risiko hipoglikemia yang rendah dan terbukti dapat menurunkan tingkat HbA1c dan mengontrol gula darah setelah makan. 2-in-1 insulin co-formulation IDegAsp merupakan sebuah pilihan yang lebih mudah untuk terapi insulin.
Vice President & General Manager Novo Nordisk Indonesia, Anand Shetty mengatakan, inovasi insulin ditemukan 100 tahun lalu, tetapi jumlah penderita diabetes yang tidak terkontrol masih meningkat dengan cepat.
Di Novo Nordisk, kami senantiasa berupaya mengembangkan produk yang menjawab tantangan utama yang dihadapi oleh pasien diabetes dan dokter. Kami memiliki pengalaman panjang dalam mengubah lanskap diabetes dan kami terus berinovasi untuk menghadirkan solusi yang berpusat pada pasien."
“Terdapat lebih dari 10,7 juta penderita diabetes di Indonesia dan angka ini diperkirakan akan mencapai 16,6 juta pada tahun 2045 sehingga Novo Nordisk telah meluncurkan beberapa inisiatif selama bertahun-tahun.
Dengan menghadirkan 2-in-1 insulin co-formulation IDegAsp, kami membawa salah satu inovasi terapi insulin terbaru dan memperluas akses perawatan diabetes bagi masyarakat merupakan langkah signifikan kami dalam berupaya meningkatkan kepatuhan pasien diabetes saat menjalankan terapi insulin,” katanya.
Mengelola diabetes dengan mengontrol kadar glikemik yang baik dan stabil akan mencegah komplikasi diabetes jangka pendek dan jangka panjang, serta memberikan manfaat klinis dan ekonomi yang signifikan.
Prof Suastika menambahkan, keunggulan 2-in-1 insulin co-formulation IDegAsp diharapkan dapat memudahkan pengobatan dan meningkatkan kepatuhan pasien DMT2.
"2-in-1 insulin co-formulation IDegAsp yang kini tersedia bagi pasien Jaminan Kesehatan Nasional diharapkan dapat membawa dampak positif bagi perawatan diabetes di Indonesia,” katanya.