Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Penanganan Covid-19 dan TBC Sama, Jangan Lupa Pakai Masker

Diperkiraan pada tahun 2020 sebanyak 845 ribu untuk kasus TBC biasa dan 24 ribu untuk kasus TBC resisten ada di Indonesia.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Penanganan Covid-19 dan TBC Sama, Jangan Lupa Pakai Masker
Freepik
Ilustrasi masker - dokter memegang masker 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Hari ini atau setip 24 Maret diperingati sebagai hari Tuberkolosis (TBC) dunia. Dalam tataran global tahun 2030 menjadi target dunia bebas TBC.

Wakil Ketua Komite Ahli Penanggulangan Tuberkulosis 2021 Prof. Tjandra Yoga Aditama mengatakan program penanggulangan Covid-19 misalnya testing, tracing, dan treatment, juga dilakukan untuk tuberkolosis (TBC).

Selain itu memakai masker menjadi cara ampuh mencegah penularan baik Covid-19 dan TBC.

Baca juga: Batuk-batuk Meski Negatif Covid-19, Waspada TBC, Sebab Gejalanya Mirip

Baca juga: Target Eliminasi TBC Diprediksi Makin Jauh Saat Pandemi Covid-19

Hal itu ia sampaikan dalam kegiatan Temu Media secara virtual Hari Tuberkulosis tahun 2021, Selasa (23/3/2021).

“Jadi masker ini memang penting untuk mengurangi penularan semua penyakit yang dikeluarkan lewat saluran pernapasan. Kita harapkan semua pelayanan kesehatan itu berjalan baik untuk menangani COVUD-19 dan juga untuk menangani TBC,” katanya.

Ia mengatakan, dalam penelusuran kontak kasus positif Covid-19 dan TBC juga dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan.

Berita Rekomendasi

Dikatakannya, dari satu kasus positif TBC, 10-15 kontak dengan penderita TBC harus ditelusuri.

"Covid-19 tidak akan selesai kalau hanya mengandalkan pemerintah, harus ada keterlibatan masyarakat untuk menangani penyakit tersebut. Hal yang sama juga berlaku untuk TBC," ungkap Prof. Tjandra.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan TBC masih merupakan masalah kesehatan utama yang ada di dunia dan Indonesia.

Diperkiraan pada tahun 2020 sebanyak 845 ribu untuk kasus TBC biasa dan 24 ribu untuk kasus TBC resisten ada di Indonesia.

Padahal persentase di tahun 2018 dan 2019 estimasi kasus yang ditemukan sebesar 60%. Tetapi di tahun 2020 hanya 30% kasus yang ditemukan itu.

“Ini menjadi alarm kita di 2021 untuk segera bisa kembali kepada jalur untuk kita segera menemukan jumlah kasus sesuai dengan estimasi tadi,” ucap dr. Nadia.

Selama pandemi COVID-19, pelayanan TBC dilakukan dengan protokol kesehatan menyesuaikan situasi pandemi COVID-19.

Layanan TBC dipastikan tetap berjalan dan frekuensi penemuan pasien TBC tidak akan menurunkan kualitas.

Hal tersebut dilakukan dengan melakukan pemantauan pengobatan secara elektronik melalui whatsapp ataupun sarana elektronik lainnya.

“Jadi setiap hari pasien dihubungi melalui alat komunikasi baik itu ke pasien ataupun keluarga pasien. Jadi pada saat pengambilan obat di Puskesmas atau di rumah sakit akan dimintakan nomor kontaknya sehingga bisa dilakukan pemantauan pengobatan secara elektronik,” tutur dr. Nadia.

Selain itu juga ada kebijakan relaksasi interval pengambilan obat. Pada pasien TBC sensitif untuk fase intensif obat TBC bisa diberikan dalam kurun waktu 14 sampai 28 hari, sementara pada pengobatan lanjutan intervalnya adalah 28 hari sampai 56 hari yang sebelumnya ini hanya 2 minggu.

Bagi pasien TBC resisten obat juga diberikan kemudahan yaitu setiap 7 hari dan pada lanjutannya adalah pada fase 14 sampai 28 hari.

“Kami mengimbau masyarakat yang memiliki gejala batuk melebihi waktu dua minggu ataupun batuk-batuk yang diketahui tidak sembuh dengan pengobatan obat batuk biasa untuk segera memeriksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan. Tidak perlu takut untuk mendatangi Puskesmas atau rumah sakit,” pesan dr.Nadia.

--

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas