Kenapa Anak-anak Belum Menjadi Prioritas Vaksin Covid-19? Begini Kata Dokter
Program vaksinasi covid-19 dari pemerintah masih terus berjalan. Dengan vaksinasi diharapkan nantinya membentuk herd immunity.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program vaksinasi covid-19 dari pemerintah masih terus berjalan. Dengan vaksinasi diharapkan nantinya membentuk herd immunity.
Untuk saat ini, vaksin lebih diutamakan pada orang-orang yang menjadi prioritas seperti tenaga kesehatan dan lansia.
Lantas kenapa anak-anak belum bisa dijadikan sebagai prioritas penerima vaksin? Padahal, imunitas anak belum berkembang secara optimal.
Menanggapi pertanyaan itu dr Muhammad Syah Abdaly, Sp. PD mengemukakan penyebab anak belum diprioritaskan.
Ia mengatakan jika, data dari Satgas Covid-19 menyatakan angka kematian lebih tinggi dari usia 60 tahun ke atas.
Baca juga: Vaksinasi Gotong Royong Gunakan Vaksin Sinopharm, Sputnik V, dan CanSino
Anak-anak masih terbilang sedikit, namun bukan berarti tidak berisiko juga terinfeksi. Sehingga hal ini yang membuat lansia menjadi prioritas.
Yang kedua, vaksin yang baru diuji klinis hingga bisa dipublikasikan kepada masyarakat baru untuk yang usia 18 tahun ke atas.
Walau memang menurutnya ada satu vaksin yang baru-baru ini sudah tahap uji klinis ketiga yang diberikan pada anak remaja usia 12-15 tahu
"Anak-anak baru satu vaksin Prizer. Mereka itu melaporkan data jjka sudah berhasil selesai uji fase 3 untuk remaja usia 12-15 tahun dan efektifitas sebesar 100%. Tapi itu belum diajukan dan izinnya belum keluar untuk diedarkan pada masyarakat," katanya pada live streaming, Kamis (8/4/2021).
Di Indonesia sendiri belum ada vaksin yang diperuntukkan anak dan masih dalam penelitian.
Selagi belum ada data keamanan dan efektifitasnya, maka maka belum direkomendasikan untuk melakukan vaksinasi.