Investasi pada Tulang, Sendi dan Otot Penting untuk Kesehatan Menyeluruh
Bagi individu yang tidak aktif memiliki peningkatan risiko kematian sebesar 17 persen
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seseorang harus aktif melakukan aktivitas fisik sejak dini serta konsumsi asupan kalsium dan vitamin D yang cukup, sebagai investasi agar tulang cukup padat dan tetap optimal hingga hari tua.
Kurang bergerak (sedentari), kurang latihan fisik, atau olahraga tidak teratur juga akan mengurangi tekanan pada tulang sehingga mengurangi pembentukan tulang baru dan berakibat meningkatkan risiko tulang keropos atau osteoporosis.
dr Bagus Putu Putra Suryana, SpPD-KR, Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI), mengatakan, berdasarkan penelitian, lansia dengan usia =60 tahun yang aktif secara fisik, memiliki risiko lebih rendah terhadap penyakit kardiovaskular.
Juga kanker payudara dan prostat, patah tulang, jatuh berulang, cacat ADL (Activity Daily Living), keterbatasan fungsional dan penurunan kognitif.
"Mereka juga mengalami proses penuaan yang lebih sehat, kualitas hidup yang lebih baik, dan peningkatan fungsi kognitif," katanya saat temu media secara daring belum lama ini.
Dalam penelitian lain menjelaskan bahwa masyarakat yang berolahraga rata-rata 92 menit per minggu atau 15 menit sehari, memiliki penurunan risiko penyebab kematian secara keseluruhan sebesar 14%, dan memiliki harapan hidup 3 tahun lebih lama.
Baca juga: Ini Akibatnya Jika Lansia Kekurangan Nutrisi, Risiko Patah Tulang, Infeksi Hingga Kelelahan
Sementara bagi individu yang tidak aktif memiliki peningkatan risiko kematian sebesar 17 persen.
Saat kita melakukan aktivitas fisik atau berolahraga, jantung akan terpacu untuk membawa oksigen dan nutrisi, serta meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh, termasuk ke sendi dan tulang.
Apabila sirkulasi darah lancar, maka pembagian oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh lebih optimal dan mempengaruhi kesehatan secara menyeluruh, demi mencapai salah satu pilar utama dari "Sehat, Aktif dan Bahagia" untuk mendapatkan kualitas hidup lebih baik."
dr. Riskiyana Sukandhi Putra, M.Kes, Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga, Kementerian Kesehatan RI mengatakan, menurut WHO, 1 dari 4 orang dewasa dan 3 dari 4 remaja umur 11-17 tahun tidak memenuhi standar aktivitas fisik yang dianjurkan.
Sementara di Indonesia, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2018, sebanyak 33,5% masyarakat kurang aktivitas fisik.
Hasil pengukuran kebugaran jasmani yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan pada ASN, masyarakat umum dan Calon Jemaah Haji menunjukkan bahwa sekitar 45% tingkat kebugaran jasmani yang masih kurang dan sebesar 44 % dalam kategori berat badan overweight dan obesitas.
Baca juga: Studi: Penderita Obesitas yang Terinfeksi Covid-19 Butuh Perawatan ICU Lebih Lama
"Tingkat kebugaran erat kaitannya dengan aktivitas fisik karena orang yang cukup melakukan aktivitas fisik maka tingkat kebugarannya akan baik," katanya.
Dalam situasi pandemi COVID-19 masyarakat dianjurkan menjalani aktivitas dari rumah saja, hal ini memicu gaya hidup sedentari dan kurang aktivitas fisik.
"Meskipun dalam situasi pandemi, perilaku hidup sehat aktif harus tetap dilakukan karena investasi kesehatan jantung, paru dan termasuk juga kesehatan tulang, sendi, otot sejak usia dini penting untuk kesejahteraan secara menyeluruh di setiap tahapan kehidupan," katanya.
dr. Riskiyana Sukandhi Putra, M.Kes menambahkan, Indonesia berkomitmen untuk mendukung GAPPA (Global Action Plan for Physical Activity) melalui Rencana Aksi Nasional Pembudayaan Aktivitas Fisik dengan target terjadi penurunan jumlah masyarakat di Indonesia yang kurang aktivitas fisik menjadi 28,5 % pada tahun 2035.
Upaya ini tentu melibatkan lintas sektor terkait dan tenaga kesehatan yang ada."
"Sejak tahun 2017, pemerintah Indonesia telah menginisiasi GERMAS (Gerakan Masyarakat Sehat) untuk mendorong masyarakat Indonesia agar rutin melakukan aktivitas fisik, menerapkan perilaku hidup sehat, pola makan gizi seimbang dan deteksi dini penyakit," katanya.
Rhesya Agustine, Marketing Manager Anlene, Fonterra Brands Indonesia, mengatakan, "Selama lebih dari 20 tahun, Anlene bersama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan PEROSI selalu aktif mengedukasi masyarakat tentang kesehatan tulang, sendi, dan otot, termasuk kampanye 'Ayo Indonesia Bergerak' yang diluncurkan tahun 2018 untuk mendukung program pemerintah melawan sedentari.
Sejak awal pandemi, Anlene selalu mendampingi masyarakat untuk tetap aktif bergerak di rumah melalui serangkaian kegiatan virtual, baik untuk dewasa maupun lansia.
Kegiatan tersebut secara konsisten hingga kini, untuk mengedukasi pentingnya investasi tulang, sendi dan otot sejak dini untuk mendapatkan kesehatan secara menyeluruh hingga hari tua."