Begini Proses Diagnosis Infeksi DBD Pada Hari Pertama Hingga Lewat Dari Hari Kelima
Indonesia kerap menghadapi masalah kesehatan seperti Demam Berdarah Dengue (DBD. Bagaimana proses untuk mengetahui seseorang mengalami penyakit DBD?
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagai negara beriklim tropis, Indonesia kerap menghadapi masalah kesehatan seperti Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan Infeksi Virus Dengue (DENV).
Banyak masyarakat Indonesia yang hingga kini masih mengalami penyakit ini.
Sehingga diperlukan kecepatan dan ketepatan dalam mendeteksi DENV, agar penanganan terhadap infeksi dengue ini bisa segera dilakukan.
Perlu diketahui, terkait ketepatan dalam proses deteksi infeksi virus dengue ini, dapat dipastikan melalui konfirmasi laboratorium.
Baca juga: Sepanjang 2021 Total Ada 6.122 Kasus DBD di Indonesia, Tertinggi di Kelompok 15-44 Tahun
Baca juga: Sempat Demam, Aurel Hermansyah Umumkan Hasil Tes Swab: Alhamdulillah Negative
Ada empat cara konfirmasi laboratorium yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis infeksi DENV yakni melalui isolasi virus, identifikasi materi genetik secara molekuler, deteksi antigen dengan cara pemeriksaan protein nonstruktural 1 (NS-1), serta mengetahui respons imun melalui pemeriksaan Immunoglobulin G (IgG) dan Immunoglobulin M (IgM).
Lalu bagaimana proses untuk mengetahui seseorang mengalami penyakit DBD ?
Dokter Spesialis Penyakit Dalam sekaligus Konsultan Penyakit Tropik-Infeksi di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan dr. Eppy, Sp.PD-KPTI mengatakan bahwa saat penderita DBD ini mengalami demam pada hari pertama hingga hari ketiga, perlu dilakukan pemeriksaan untuk mendeteksi protein NS-1 dengue.
NS-1 dapat dideteksi selama fase akut infeksi virus dengue yakni pada 12 jam pertama, sehingga penyakit ini dapat dideteksi lebih cepat.
"Demam dari penderita tersebut, antara hari pertama dan hari ketiga kita lakukan pemeriksaan protein nonstruktural atau disebut pemeriksaan NS-1, NS-1 ini bisa mendeteksi infeksi db dalam 12 jam pertama, jadi bisa kita ketahui secara lebih dini," ujar dr. Eppy, dalam talk show live Instagram @radiokesehatan, Selasa (27/4/2021).
Kendati demikian, tidak semua orang memahami gejala infeksi DENV yang menjadi penyebab DBD ini.
Banyak diantara mereka yang terkadang mendatangi fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) seperti rumah sakit justru pada hari ketiga hingga kelima setelah gejala itu muncul.
Nah, jika pemeriksaan NS-1 dilakukan saat gejala yang muncul ini telah melewati batas hari ketiga, kata dia, maka hasil diagnosisnya tergolong tidak akurat.
"Namun jika datang ke fasilitas (kesehatan) sudah di hari ketiga sampai kelima, NS-1 ini sudah tidak bisa akurat lagi," kata dr. Eppy.
Oleh karena itu, biasanya diambil langkah pemeriksaan lainnya untuk mengetahui hasil diagnosis penderita yakni melalui pemeriksaan serologi menggunakan serum.
"Kita lakukan pemeriksaan serologi dengue db, jadi kita lakukan pemeriksaan Immunoglobulin M (IgM) dan Immunoglobulin G (IgG) pada pasien tersebut, biasanya didapatkan hasil yang positif," jelas dr. Eppy.