3.000 Unit Sudah Beredar, UGM Genjot Produksi Alat Genose
Panut Mulyono mengatakan, pihaknya akan terus melakukan inovasi dan menciptakan terobosan demi kemajuan bangsa demi melawan pandemi Covid-19.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pentingnya alat tes Covid-19 yang variatif membuat produksi Genose C19 karya Universitas Gadjah Mada terus digenjot.
Rektor UGM Panut Mulyono mengatakan, pihaknya akan terus melakukan inovasi dan menciptakan terobosan demi kemajuan bangsa demi melawan pandemi Covid-19.
Hal itu diwujudkan pada saat masa pandemi Covid-19, mahasiswa UGM telah memproduksi Genose sebanyak 3.000 unit.
“UGM akan terus melakukan inovasi dan menciptakan terobosan yang bermanfaat bagi masyarakat dan kemajuan bangsa. Beberapa hasil riset yang dapat dihilirkan menjadi produk-produk komersial,” kata Panut Mulyono, Minggu (2/5/2021).
Untuk meningkatkan hal tersebut, riset dan inovasi yang dilakukan berdasarkan penelitian dari mahasiswa. Selain itu juga produksi Genose sangat memperhatikan kebutuhan pada tingkat masyarakat.
Baca juga: 17 Calon Penumpang Kereta Api di Stasiun Cepu Positif Covid-19 dari Hasil Deteksi GeNose
Buah hasil kerja keras dan inovasi mahasiswa UGM ini telah berhasil membantu pendeteksian dini pandemi Covid-19.
Salah satunya yang populer berupa alat deteksi cepat Covid-19 melalui embusan napas berbasis kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang dikenal dengan Genose C19.
Baca juga: Layanan GeNose Sudah Tersedia di 21 Bandara
Genose telah digunakan di berbagai tempat pubik dan menjadi syarat kelengkapan perjalanan seperti stasiun kereta api, bandara, serta rumah sakit untuk screening Covid-19.
“Kami sudah produksi 3.000 unit, 2.400 telah beredar dan 600 menunggu pemasangan,” katanya.
Hasil inovasi lain dari UGM adalah mengembangkan ventilator atau alat bantu pernapasan. Alat ini sedang menjalani uji klinis di lapangan dan menunggu untuk proses paparan di Kementerian Kesehatan. Jika semuanya sudah diperoleh akan akan iikuti dengan pengurusan izin edar.
“Inovasi lainnya CIMEDs (Center for Medical Innovation and Devices). Sejak awalpandemi, pusta kajian ini telah memproduksi berbagai alat pelindung diri (APD),” katanya.
Selain itu, UGM juga berfokus pada program gerakan sosial. UGM memiliki gerakan Sambatan Jogja atau SONJO.
SONJO adalah sebuah gerakan kemanusiaan yang fokus pada upaya membantu masyarakat rentan yang berisiko terdampak Covid-19 di wilayah Jogja dan sekitarnya.