Penyebab Radang Sendi dan 6 Mitos Medis tentang Radang Sendi yang Perlu Diketahui
Berikut ini penyebab dan sembilan mitos medis tentang radang sendi yang sering dipercaya masyarakat luas padahal keliru.
Penulis: Triyo Handoko
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Simak penyebab dan sembilan mitos medis tentang radang sendi yang sering dipercaya masyarakat luas padahal keliru.
Radang sendi umum dialami oleh banyak orang, terutama mereka dengan usia lanjut.
Umumnya radang sendi disebabkan oleh dua hal, yaitu osteoarthritis dan rheumatoid arthritis.
Melansir laman Medical News Today, Rabu (16/6/2021), osteoarthritis adalah penyebab umum dari radang sendi dimana terjadi ketika tulang rawan yang berada di antara tulang-tulang di persendian melemah.
Baca juga: Kista Ovarium: Tanda-tandanya dan Cara Mengatasi dengan Bahan Alami
Baca juga: Apa Itu Burnout? Berikut Perbedaannya dengan Stres, Tanda-tandanya, dan Cara Mengatasi
Sementara itu, rheumatoid arthritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan tubuh yang sehat.
Hal ini menyebabkan kerusakan pada sendi, selain itu dapat mempengaruhi otot, jaringan ikat, tendon, dan jaringan fibrosa.
Selain dua jenis peradangan tersebut, radang sendi juga bisa disebabkan oleh:
- Spondyloarthropathies: kondisi yang memnyebabkan autoimun dapat menyerang persendian.
- Lupus eritematosus sistemik: kondisi autoimun ini dapat mempengaruhi banyak jaringan tubuh, termasuk persendian.
- Asam urat: dalam kondisi ini, kristal urat menumpuk di persendian sehingga menyebabkan peradangan.
- Artritis menular dan reaktif: jenis ini mengacu pada peradangan sendi akibat infeksi luka luar yang masuk hingga persendian.
- Artritis psoriatik: kondisi ini mempengaruhi hampir sepertiga orang dengan psoriasis.
Baca juga: Apa itu Gangguan Kecemasan? Berikut Ini Penyebab, Gejala, dan Dampaknya pada Tubuh
Baca juga: Perbedaan Kista dan Tumor: Penyebab dan Tanda Masing-masing
Mitos Medis Radang Sendi
Berikut ini berbagai pengetahuan keliru atau mitos yang dipercaya masyarakat luas terkait radang sendi.
1. Hanya orang dewasa yang lebih tua yang menderita radang sendi
Memang faktanya radang sendi lebih sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua, tapi sesungguhnya dapat dialami orang-orang dari segala usia.
Sebuah penelitian tepercaya, melaporkan bahwa 30,3% orang dewasa berusia 45-64 tahun dan 7,3% orang berusia 18-44 memiliki diagnosis radang sendi.
Dalam penelitian tersebut disebutkan rheumatoid arthritis cenderung muncul pada orang berusia 20-40 tahun.
2. Jika persendian sakit, itu adalah radang sendi
Tidak semua nyeri sendi adalah radang sendi dan tidak semua rasa tidak nyaman pada sendi merupakan tanda bahwa radang sendi akan berkembang.
Ada banyak kemungkinan penyebab nyeri di dalam dan di sekitar sendi, termasuk tendinitis, bursitis, dan cedera.
Sehingga sebelum menyimpulkan radang sendi ketika ada rasa tida nyaman dalam persendian lebih baik memeriksakannya ke dokter.
3. Orang dengan radang sendir tidak boleh berolahraga
Olahraga umumnya bukanlah aktivitas yang harus dihindari oleh penderita radang sendi, jika ingin berolahraga setidaknya konsultasikan dengan dokter agar mendapat jenis olahraga yang tepat.
Sebaliknya, olahraga dapat membantu menjaga rentang gerak dan kekuatan pada persendian.
Menurut American College of Rheumatology olahraga dan radang sendi dapat dan harus hidup berdampingan.
Orang dengan radang sendi yang berolahraga secara teratur memiliki lebih sedikit rasa sakit, lebih banyak energi, kualitas tidur yang lebih baik, dan fungsi sehari-hari yang lebih baik.
4. Air panas lebih baik daripada es untuk sakit sendi
Faktanya, es dan panas dapat meredakan nyeri sendi.
Menurut Guy's and St Thomas's National Health Service (NHS) Foundation Trust di Inggris jika digunakan dengan cara yang benar, air panas dapat membantu mengurangi rasa sakit dan kekakuan pada persendian dan otot.
Sedangkan es dapat membantu mengurangi peradangan dan pembengkakan sendi.
5. Radang sendi tidak dapat dicegah
Radang sendi dapat diminimalkan dengan menghindari faktor risiko untuk mencegah timbulnya atau memperlambat perkembangannya.
Misalnya, orang dengan berat badan berlebih memiliki peningkatan risiko terkena radang sendi pada lutut.
Mempertahankan berat badan ideal dapat menurunkan risiko radang sendi.
Merokok tembakau juga dikaitkan dengan peningkatan risiko mengembangkan radang sendi.
Sehingga berhenti merokok akan mengurangi risiko dan membawa berbagai manfaat kesehatan lainnya .
Selain itu karena radang sendi dapat berkembang setelah cedera, melindungi sendi selama olahraga atau aktivitas fisik lainnya dapat membantu mengurangi risiko terkena radang sendi di kemudian hari.
6. Setelah menerima diagnosis, tidak ada yang dapat dilakukan
Meskipun belum ada obat paten untuk penyakit ini, perkembangan pengobatanya bervariasi tergantung pada jenis radang sendi.
Sementara ini, sudah tersedia obat-obatan yang dapat membantu mengurangi gejala berbagai jenis radang sendi dan memperlambat perkembangan penyakit.
Memulai gaya hidup tertentu untuk memperlambat perkembangan beberapa jenis radang sendi, seperti mempertahankan berat badan yang moderat, berhenti merokok, makan makanan yang sehat, dan cukup tidur akan signifikan meredakan radang sendi.
Artikel Kesehatan lainnya di sini.
(Tribunnews/Triyo)