Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Penjelasan Terkait Varian Delta dan Perbedaannya dengan Virus Corona yang Menyebar di Wuhan

Varian Delta lebih mudah menular daripada Alpha dan jenis awal yang muncul di Wuhan, Cina pada akhir 2019.

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Penjelasan Terkait Varian Delta dan Perbedaannya dengan Virus Corona yang Menyebar di Wuhan
hearingreview
Ilustrasi virus corona. WHO peringatkan bahaya varian Delta. 

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat dan Inggris telah sepenuhnya memvaksinasi sekitar 43 persen dari populasi mereka.

Tetapi karena varian Delta menjadi lebih umum di Inggris dalam beberapa pekan terakhir, negara tersebut mengalami lonjakan kasus Covid-19.

Lonjakan serupa dalam kasus terlihat di India ketika varian Delta menyebar luas.

Para ahli mengatakan ini karena varian ini lebih mudah menular.

Bukti awal menunjukkan varian Delta dapat meningkatkan risiko lebih parah dibandingkan dengan varian Alpha.

Orang dengan varian Delta 2,61 kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit daripada mereka yang memiliki varian Alpha.

Paling berisiko dari varian Delta adalah orang-orang yang tidak sepenuhnya divaksinasi dan mereka yang tidak memiliki respon imun yang kuat terhadap vaksinasi, seperti orang yang lebih tua.

ILUSTRASI Gejala Covid-19 Varian Delta
ILUSTRASI Gejala Covid-19 Varian Delta (Freepik)

Baca juga: Kappa dan Lambda, Varian Baru Virus Corona yang Dikhawatirkan Ilmuwan di Samping Varian Delta

Baca juga: WHO Eropa Peringatkan Potensi Gelombang Baru Saat Kasus Covid-19 Melonjak Usai Turun 10 Minggu

BERITA TERKAIT

Apa itu varian Delta dan bagaimana gejalanya?

Berikut penjelasan terkait varian Delta yang Tribunnews kutip dari Healthline.com:

Varian Delta juga dikenal sebagai B.1.617.2, pertama kali terdeteksi di India tetapi sejak itu muncul di lebih dari 70 negara.

Varian ini tidak hanya menyebar lebih mudah daripada varian sebelumnya tetapi juga dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah.

Ini sangat mengkhawatirkan bagi orang yang tidak divaksinasi dan mereka yang memiliki respons kekebalan yang lebih lemah terhadap virus.

Seorang pria berjalan di sepanjang jalan yang sepi di kawasan pusat bisnis Sydney, Senin (28/6), menyusul lockdown selama dua minggu untuk menahan wabah varian Delta yang sangat menular.
Seorang pria berjalan di sepanjang jalan yang sepi di kawasan pusat bisnis Sydney, Senin (28/6), menyusul lockdown selama dua minggu untuk menahan wabah varian Delta yang sangat menular. (AFP)

Baca juga: Apa Itu Varian Lambda? Varian Covid-19 Baru yang Dilabeli WHO, Miliki Gejala Batuk Terus Menerus

Baca juga: Hong Kong Larang Penerbangan dari Inggris untuk Cegah Penyebaran Covid-19 Varian Delta

Gejala varian Delta

Ketika varian Delta menyebar orang-orang memiliki gejala yang berbeda dan lebih parah daripada yang dilaporkan sebelumnya pada awal pandemi.

Gejala seperti demam bisa terjadi.

Selain itu, tingkat virus dalam tubuh meningkat lebih tinggi dari sebelumnya.

Dan lebih banyak orang menjadi sakit parah dalam 3 atau 4 hari.

Di Inggris varian Delta merupakan 91 persen dari kasus baru.

Satu penelitian menemukan bahwa gejala yang paling banyak dilaporkan adalah sakit kepala, sakit tenggorokan dan flu.

Untuk orang yang lebih muda ini mungkin terasa seperti flu biasa.

Tetapi mereka masih bisa menyebarkan virus ke orang lain yang lebih berisiko terkena penyakit parah, termasuk mereka yang belum divaksinasi.

Bahkan orang dengan infeksi tanpa gejala dapat menularkan virus ke orang lain.

Orang-orang harus waspada terhadap gejala lain seperti batuk, sesak napas, sakit kepala, kelelahan, atau kehilangan indera perasa atau penciuman.

(Tribunnews.com/Mohay)

Simak Berita lain Terkait Varian Delta

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas