Studi Pusat Neurosains Uhamka: Gambar Peringatan Kesehatan di Bungkus Rokok Tak Efektif
Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan atensi visual yang mencolok antara perokok dan non perokok kala melihat bungkus rokok yang memuat gambar pe
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pusat Neurosains Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka melakukan penelitian Analisis Atensi Visual Perokok dan Non Perokok Berbasiskan Human Eye Tracker terhadap Gambar Peringatan Kesehatan Pada Bungkus Rokok.
Kepala Pusat Neurosains Uhamka Rizki Edmi Edison mengatakan berbagai studi yang menjabarkan efektivitas gambar peringatan kesehatan di Indonesia menunjukkan hasil yang bervariasi.
"Walau memang ada laporan yang menunjukkan pengurangan intesintas merokok, namun tak sedikit pula yang tidak pedui terhadap gambar tersebut," ujar Edmi melalui keterangan tertulis, Jumat (13/8/2021).
Edmi mengatakan permasalahannya terletak pada studi-studi tersebut masih mengandalkan pendekatan konvensional sehingga potensi subjektivitas dan hasil bias pun bisa terjadi.
"Oleh karena itu, perlu dilakukan satu pendekatan yang lebih objektif dan bias-free. Studi kami mendasarkan analisis pada hasil pemeriksaan eye tracking," ujar Edmi.
Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan atensi visual yang mencolok antara perokok dan non perokok kala melihat bungkus rokok yang memuat gambar peringatan kesehatan.
"Gambar penyakit akibat rokok, ternyata menjadi perhatian utama masyarakat yang tidak merokok. Sedangkan, para perokok, malah hanya berfokus pada logo rokok, dengan kecenderungan menghindari gambar penyakit rokoknya," tutur peneliti dari Pusat Neurosains Uhamka Yayu Hizza Anisa.
Baca juga: DPR Minta Industri Rokok Dilindungi Meski Ekonomi Tertekan Covid-19
Berkaca pada hasil penelitian tersebut tentu patut menjadi bahan pertimbangan berbasis data ilmiah.
Menurutnya, perlu adanya peninjauan terkait penambahan persentase besaran gambar peringatan kesehatan pada bungkus rokok.
Seperti diketahui, penelitian tersebut telah dipublikasikan di Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas pada Juli 2021 lalu.
Penelitian ini beranggotakan Rizki Edmi Edison, Yayu Hizza Anisa dan Fikry Ravi Fauzy merupakan bagian dari Pusat Neurosains Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka.