Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Menkes Bicara Pandemi Covid-19, Tak Jamin di Masa Depan Lepas dari Virus Corona

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut, pandemi seperti Covid-19 sangat mungkin terjadi kembali di masa depan.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Menkes Bicara Pandemi Covid-19, Tak Jamin di Masa Depan Lepas dari Virus Corona
Sekretariat Presiden /capture video
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin. Menkes Bicara Pandemi Covid-19, Tak Jamin di Masa Depan Lepas dari Virus Corona 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut, pandemi seperti Covid-19 sangat mungkin terjadi kembali di masa depan.

Ia mengatakan, virus SARS-COV2 muncul setelah penyakit pernafasan akut terjadi pada tahun 2003 dengan virus SARS-COV1.

"Pandemi ini memberikan pengalaman yang berharga bagi kita. Bahwa memang sistem kesehatan yang kita bangun membutuhkan transformasi agar kalau pandemi ini datang kepada anak kita, cucu kita, kita siap," ujar Budi dalam konferensi pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2022, Senin (16/8/2021).

Baca juga: Menkes RI Sebut Pandemi Covid-19 Masih Mungkin Berlangsung 5 - 10 Tahun ke Depan

Baca juga: Menteri Luhut Sebut PPKM Akan Terus Ada Selama Covid-19 Masih Menjadi Pandemi

Mantan wakil menteri BUMN ini mengungkapkan, virus SARS-COV2 memiliki sifat yang lebih menular ketimbang virus SARS-COV1.

"Tidak ada yang bisa menjamin bahwa SARS-COV3 dan SARS-COV4 tidak akan mungkin muncul.

Seorang ahli biologi dari Eylau Unilabs Analysis Laboratories menunjukkan sampel untuk mendeteksi virus di drive penyaringan COVID-19 dekat Champs de Mars di Paris. Senin (6 April 2020). Pada 21 hari dari penguncian ketat (lockdown) di Prancis untuk menghentikan penyebaran COVID-19, yang disebabkan oleh coronavirus novel (SARS COV-2). (AFP/Ludovic MARIN)
Seorang ahli biologi dari Eylau Unilabs Analysis Laboratories menunjukkan sampel untuk mendeteksi virus di drive penyaringan COVID-19 dekat Champs de Mars di Paris. Senin (6 April 2020). Pada 21 hari dari penguncian ketat (lockdown) di Prancis untuk menghentikan penyebaran COVID-19, yang disebabkan oleh coronavirus novel (SARS COV-2). (AFP/Ludovic MARIN) (AFP/LUDOVIC MARIN)

Mungkin akan muncul di zamannya anak kita, atau mungkin akan muncul di zamannya cucu kita," ungkap dia.

Berita Rekomendasi

Sehingga sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi pandemi di masa mendatang.

Oleh karena itu, tengah dilakukan enam upaya perbaikan sistem kesehatan di Indoensia.

Baca juga: Kemenkes Tegaskan Laporan Kematian Harian Tetap Dilaporkan ke Publik

Baca juga: Minta Pandemi Covid-19 Segera Hilang, Puluhan Kiai dan Santri Gelar Doa Bersama di Bumiayu

Petugas menyemprotkan disinfektan ke sudut ruangan di Hotel Grand Asrilia, Jalan Pelajar Pejuang 45, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (28/6/2021). Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengalihfungsikan Hotel Grand Asrilia menjadi Pusat Pemulihan Pasien Covid-19 di kawasan Bandung Raya. Tempat ini diperuntukkan bagi pasien Covid-19 yang sedang menjalani masa penyembuhan dari berbagai rumah sakit di Bandung Raya. Alih fungsi itu dilakukan seiring meningkatnya bed occupancy ratio (BOR) atau tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 di kawasan Bandung Raya. Ketersediaan tempat tidur di Hotel Grand Asrilia untuk merawat pemulihan pasien Covid-19 terdapat lebih dari 500 tempat tidur. Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Petugas menyemprotkan disinfektan ke sudut ruangan di Hotel Grand Asrilia, Jalan Pelajar Pejuang 45, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (28/6/2021). Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengalihfungsikan Hotel Grand Asrilia menjadi Pusat Pemulihan Pasien Covid-19 di kawasan Bandung Raya. Tempat ini diperuntukkan bagi pasien Covid-19 yang sedang menjalani masa penyembuhan dari berbagai rumah sakit di Bandung Raya. Alih fungsi itu dilakukan seiring meningkatnya bed occupancy ratio (BOR) atau tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 di kawasan Bandung Raya. Ketersediaan tempat tidur di Hotel Grand Asrilia untuk merawat pemulihan pasien Covid-19 terdapat lebih dari 500 tempat tidur. Tribun Jabar/Gani Kurniawan (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Pertama, melakukan transformasi layanan primer.

Kedua,melakukan transformasi layanan rujukan.

Ketiga, melakukan transformasi sistem ketahanan kesehatan.

Keempat, melakukan transformasi sistem pembiayaan kesehatan.

Kelima, melakukan transformasi SDM kesehatan.

Dan keenam, melakukan transformasi teknologi kesehatan.

"Adalah tugas kita untuk mempersiapkan mereka anak cucu kita," harap Budi.

Tenaga kesehatan melakukan vaksinasi Covid-19 yang dilakukan secara door to door atau rumah ke rumah di kawasan Sunter Agung, Sunter, Jakarta Utara, Senin (16/8/2021). Vaksinasi yang dilakukan secara door to door itu dilakukan untuk sebagai langkah percepatan vaksinasi bagi lansia dan yang mengalami kelumpuhan. Warta Kota/henry lopulalan
Tenaga kesehatan melakukan vaksinasi Covid-19 yang dilakukan secara door to door atau rumah ke rumah di kawasan Sunter Agung, Sunter, Jakarta Utara, Senin (16/8/2021). Vaksinasi yang dilakukan secara door to door itu dilakukan untuk sebagai langkah percepatan vaksinasi bagi lansia dan yang mengalami kelumpuhan. Warta Kota/henry lopulalan (Warta Kota/Henry Lopulalan)

Vaksinasi 5 Bulan Kedepan Berat

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengakui, kegiatan vaksinasi Covid-19 selama 5 bulan ke depan berat.

Diketahui, hingga akhir tahun 2021 Kementerian Kesehatan ditargetkan menyelesaikan program vaksinasi dengan jumlah sasaran 208 juta jiwa masyarakat Indonesia.

"Kegiatan vaksinasi kita akan jauh lebih tinggi, lebih berat, di bulan-bulan ini dibandingkan dengan 7 bulan yang pertama," ujar Budi dalam konferensi pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2022, Senin (16/8/2021).

Mantan wakil menteri BUMN ini mengatakan, vaksin yang dipesan akan banyak berdatangan mulai Agustus hingga akhir tahun.

Jika dibandingkan 7 bulan sebelumnya, jumlah vaksin yang tiba sekitar 90 juta dosis.

"Bulan Agustus saja mungkin sekitar 70 juta dosis yang datang dan bulan September rencananya bisa 80 juta dosis yang datang," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas