Survei Indonesian Hydration Working Group : 53,7 Persen Pekerja Belum Penuhi Kebutuhan Minum Harian
76,1% pekerja merasa pekerjaannya berisiko menyebabkan kurang cairan, 15,5% pekerja jarang dan tidak pernah menyiapkan air minum saat bekerja di rumah
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kondisi pandemi seperti saat ini dimana terjadi perubahan pola dalam bekerja yang mengharuskan para perkerja untuk bekerja dari rumah atau jika bekerja di kantor harus menggunakan alat pelindung diri seperti masker, pelindung wajah dan lain lain yang dapat menyebabkan berkurangnya asupan air minum.
Kondisi ini meningkatkan risiko dehidrasi yang akan berdampak juga pada kualitas kerja.
Ketua Indonesian Hydration Working Group (IHGW) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr dr Diana Sunardi MGizi SpGK mengatakan, berdasarkan survei yang dilakukan, 53,7 persen pekerja belum memenuhi kebutuhan minum hariannya.
"Sebanyak 76,1% pekerja merasa pekerjaannya berisiko menyebabkan kurang cairan, 15,5% pekerja jarang atau bahkan tidak pernah menyiapkan air minum selama bekerja di rumah, 19,1% pekerja jarang atau bahkan tidak pernah menyiapkan air minum di meja kantor," kata Diana Sunardi saat IHWG Webinar Week 2021 yang bertemakan “Hydration During New Era of Pandemic” pada 21 dan 28 Oktober 2021 ini.
IHWG merupakan salah satu klaster riset di dalam lingkup FKUI yang memiliki kepedulian utama pada hidrasi dan kesehatan. Dalam perjalanannya sejak 9 tahun lalu, IHWG selalu mengedepankan visi sebagai klaster riset yang meningkatkan ilmu pengetahuan tentang hidrasi (advancing in hydration science) dan membagikan pengetahuan terkait hidrasi dan kesehatan (sharing in hydration knowledge).
Baca juga: Inilah Makanan dan Minuman yang Dapat Cegah Kanker Prostat
Dikatakan Diana, air merupakan salah satu zat gizi yang harus dipenuhi kebutuhannya agar tubuh dapat berfungsi secara optimal.
Cairan merupakan komponen penyusun tubuh yang kandungannya mencapai 70% dari komposisi tubuh, sehingga kekurangan 2% cairan dapat memberikan efek jangka pendek seperti penurunan konsentrasi, fokus, daya ingat sesaat dan bahkan bisa menyebabkan penurunan fungsi kognitif.
Sedangkan dalam jangka panjang, kurangnya konsumsi cairan dapat meningkatkan risiko gangguan ginjal seperti batu ginjal dan infeksi saluran kemih.
"Informasi ini belum cukup baik diketahui masyarakat, karena mayoritas masyarakat memahami bahwa manfaat air mineral hanya untuk menghilangkan rasa haus saja," kata Diana.
Sementara Nutrition & Science Director Danone-AQUA, dr. Tria Rosemiarti, sebagai mitra pendukung kebiasaan minum yang baik dan gaya hidup sehat mengatakan, untuk menjaga kecukupan hidrasi dan memastikan kuantitas asupan air harian, biasakan untuk selalu menyediakan air di setiap aktivitas baik dirumah, di lokasi kerja, ataupun di perjalanan.
Selain itu biasakan juga untuk meminum setidaknya satu gelas air setelah bangun dan sebelum tidur. Perhatikan juga saat-saat dimana tubuh membutuhkan air lebih banyak serta jangan menunggu haus untuk minum untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
"Selain kuantitas air minum, penting juga memperhatikan kualitas air yang di konsumsi. Air minum yang baik tentunya memiliki kriteria tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan tidak mengandung zat-zat berbahaya.
Hal yang perlu diingat juga kita harus memastikan sumber air nya berkualitas dan terlindungi dan telah sesuai dengan standar serta regulasi yang telah ditetapkan oleh BPOM dan pemerintah,” katanya.